Mohon tunggu...
Nanda Mulyana
Nanda Mulyana Mohon Tunggu... -

-Sukses, dan Berusaha untuk Menjadi Sukses, adalah Hak Semua Orang\r\n(Masih Dalam Proses Belajar, Maaf jika Banyak Kata yang Tak Tertata)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Mengenang H. Mutahar

19 Agustus 2013   06:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:08 3181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Description: http://3.bp.blogspot.com/_QcGWsaF-QBo/SX140T9m8EI/AAAAAAAAAJg/pdYKNCiwRSI/s320/Mutahar.JPG

Tujuh belas agustus tahun empat lima

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka nusa dan bangsa

Hari lahirnya bangsa Indonesia

Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka

Selama hayat masih di kandung badan

Kita tetap setia tetap setia

Mempertahankan Indonesia

Kita tetap setia tetap setia

Membela negara kita

Setiap tanggal 17 Agustus, ketika kita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah –pasti- kita akan sering mendengar Lagu Hari Merdekayang diciptakan oleh Bapak Husein Mutahar (Alm) yang dinyanyikan oleh semua kalangan, baik rakyat, maupun pejabat, militer maupun sipil, anak-anak, maupun dewasa. Di televisi, di radio, di berbagai iklan, di berbagai upacara atau gelaran seremonial lainnnya, lagu Hari Merdeka ini pasti menggema dan dikumandangkan. Namun, kita mungkin sudah lupa dengan Putra Bangsa yang menciptakan Lagu “Mars 17 Agustus-an” ini. Ingatkah kita dengantokoh pencipta lagu tersebut?

Melalui tulisan yang saya rangkum dari berbagai sumber ini, saya ingin sekali mengajak kita semua mengenang kembali sosok hebat pencipta lagu Hari Merdeka tersebut.

Tulisan yang saya bangun ini sangat sederhana, mungkin juga penuh dengan kekeliruan. Untuk itu, disini saya mengajak semua pembaca, untuk mengoreksi tulisan saya bila ada kekeliruan. Melengkapi, jika memang dirasa belum lengkap, dan terus mambantu untuk menyempurnakannya, karena memang tidak sempurna.

“Jangan Hanya Belajar Sejarah! Tapi Belajarlah dari Sejarah!” itulah salah satu bentuk dan sumber dari ke-arif-an serta kebikjaksanaan manusia. Salah satu langkahnya adalah dengan mengenang jasa orang yang telah ber-jasa untuk kita. Dalam hal ini, mari kita mengenang Bapak Husein Mutahar, serta berbagai bekal pembelajaran yang dapat kita ambil darinya.

-Ini hanyalah sebuah tulisan singkat tentang “Biografi Singkat” dari H. Mutahar.

Untuk tulisan yang lebih lengkap dan detail tentang H. Mutahar dan riwayat bakti-nya, semoga ada anak bangsa yang akan menulis mengenai hal tersebut. Tujuan Utama dari tulisan ini adalah untuk mengenang H. Mutahar dan diharapkan dapat menggugah kesadaran untuk tetap terus mengenangnya-

-Semoga dapat terpetik Manfaat dari tulisan Singkat ini-

Riwayat Hidup:

Nama : H. M. Husein Mutahar (H. Mutahar)
Lahir : Semarang, 5 Agustus 1916
Wafat: Jakarta, 9 Juni 2004

Riwayat Pendidikan:


  • ELS (Europese Lagere School) (SD Eropa 7 tahun), merangkap mengaji/membaca Al-Quran pada guru wanita, Encik Nur.
  • MULO (Meer Uitgebreid Lager Ondewwijs) atau SMP 3 tahun di Semarang, merangkap mengaji pada Kiai Saleh.
  • MS (Algemeen Midelbare School) atau SMA, jurusan Sastra Timur, khusus bahasa Melayu, di Yogyakarta.
  • Universitas Gajah Mada, Jurusan Hukum merangkap Jurusan Sastra Timur, khusus Jawa Kuno di Yogyakarta (sesudah 2 tahun drop out karena perjuangan).
  • Semua Kursus/Training Pemimpin Pandu di Indonesia dan di London.
  • Training School Diplomatic and Consulair Affairs di Nederland.
  • Training School Diplomatic and Consulair Affairs di kantor PBB (United Nation Organization/UNO), New York.

Riwayat Karier:


  • Guru Bahasa Belanda di SD swasta Islam di Pekalongan.
  • Wartawan berita kota, surat kabar Belanda "Het Noor­den" di Semarang, 1938.
  • Klerk di Cosultatie Bureau der Afdeling Nijverheid voor Noord Midden Java, Departement Ekonomische Zaken, 1939-1942.
  • Sekretaris Keizai Bucho (Kepala Bagian Ekonomi) Kantor Gubernur Jawa Tengah, 1943.
  • Pegawai Rikuyu Sokyoku (Jawatan Kereta Api Jawa Tengah Utara) di Semarang, 1943-1948.
  • Sekretaris Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia, 1945-1946.
  • Ajudan III, kemudian Ajudan II Presiden Republik Indonesia, 1946-1948.
  • Pegawai Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 1969-1979.
  • Diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebu­dayaan sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pra­muka (Dirjen Udaka) Departemen P&K, 1966-1968.
  • Diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia pada Tahta Suci di Vatikan, 1969-1973.
  • Direktur Protokol Departemen Luar Negeri merangkap Protokol Negara, 1973-1974
  • InspekturJenderal Departemen Luar Negeri dan se­la­ma 16 bulan, merangkap Direktur Protokol dan Konsu­ler Departemen Luar Negeri, merangkap Kepala Protokol Negara, 1974.
  • Pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil, golongan IVe.

Riwayat Pergerakan:


  • Pemimpin Pandu dan Pembina Pramuka, 1934-1969
  • Anggota Partai Politik, 1938-1942
  • Kepala Sekolah Musik di Semarang, se­bagai tempat penanaman, penye­bar­an, dan pengobaran semangat ke­bangsaan Indonesia, sebagai gerakan melawan penyebaran semangat Je­pang dan bungkus gerakan subversi lawan Jepang, 1942-1945
  • Anggota AMKRI (Angkatan Muda Ke­reta Api Indonesia) di Semarang, 1945.
  • Anggota BPRI (Badan Pemberontak Rakyat Indonesia) Jawa Tengah, 1945.
  • Anggota redaksi majalah ”Revolusi Pe­muda”, 1945-1946.
  • Gerilya, 1948-1949
  • Ikut mendirikan dan bergerak sebagai pemimpin Pandu serta kemudian menjadi anggota Kwartir Besar Or­ga­nisasi Persatuan dan Kesatuan Kepanduan Nasional Indonesia ”Pandu Rakyat Indonesia”, 28-12-1945 s.d. 20-5-1961.
  • Ikut mendirikan dan bergerak sebagai Pembina Pra­muka, duduk sebagai anggota Kwartir Nasional Ge­rak­an Pramuka dan Andalan Nasional Urusan Lati­h­an,1961-1969.
  • Sekretaris Jenderal Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka, 1973 -1978, dan anggota biasa, 1978-2004.
  • Alumni Penataran P-4 Tingkat Nasional XIX,1980.
  • Ketua Umum organisasi sosial di bidang pendidikan ”Parani Dharmabakti Indonesia” (PADI), 1987–2004.
  • Ketua Dewan Pengawas ”Yayasan Idayu”.

HOBI:


  • Seni Suara
  • Studi Agama Islam dan perbandingan agama-agama serta organisasi kerohanian, baik di dunia Timur maupun Barat.

KELUARGA:

H. Mutahar tidak menikah, namun mempunyai 8 anak semang (6 laki-laki dan 2 perempuan). Sebagian merupakan ”se­rahan” dari ibu mereka —yang janda— atau bapak me­reka —beberapa waktu sebelum meninggal dunia. Ada pula bapak/ibu yang sukarela menyerahkan anaknya untuk diakui sebagai anak sendiri. Semua sudah beru­mah tangga dan mempunyai 15 orang cucu (7 laki-laki dan 8 perempuan).

Tutup Usia

Beliau tutup usia pada Hari Rabu, 9 Juni 2004, pukul 16.30 WIB, dalam usia yang hampir menginjak 88 ta­hun, di Jln. Damai No.20 Cipete, Jakarta Selatan.

Beliau dima­kamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Ja­kar­ta Selatan. Sebetulnya, beliau berhak dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata karena memiliki tanda kehormatan ”Mahaputera” atas jasa menyelamatkan bendera pusaka Merah Putih dan tanda kehormatan ”Bintang Gerilya” atas jasanya ikut perang gerilya tahun 1948-1949. Tetapi, beliau tidak mau, dan lebih memilih dimakamkan di pemakaman umum –berbaur dan merakyat dengan masyarakat luas-.

Sekelumit Kisah:

·H. Mutahar dalam Gerakan Kepanduan-Pramuka dan Paskibra

Beliau aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia adalah salah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI

Sebagai salah seorang ajudan Presiden, Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan, 17 Agustus 1946. Menurut pemikirannya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia. Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.

Pada tahun 1967, sebagai direktur jenderal urusan pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mutahar diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran Bendera Pusaka. Tata cara pengibaran Bendera Pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu; kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera; kelompok 45 sebagai pengawal. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

·Sekelumit Kisah dibalik Penciptaan Lagu:

Lagu Hari Merdeka yang selalu menggema ketika Perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI diciptakan di Hotel Garuda Yogyakarta. Ketika itu ia sekamar dengan Pak Hugeng yang kemudian menjadi Kepala Polri, dimana pada saat itu sedang bersama-sama mengawal Bung Karno.

Selanjutnya, karya cipta lainnya dari H. Mutahar yang cukup dikenal adalah lagu SYUKUR. Lagu Syukur ini diciptakan pada tahun 1944, merupakan sebuah puji syukur yang dipersiapkannya untuk menyambut Kemerdekaan RI yang ketika itu diduganya sudah hampir tercapai.

Karya Ciptaan beliau merupakan karya besar yang menjadi persembahannya kepada negara tercintanya, Republik Indonesia. Karya Ciptaannya berupa lagu yang populer antara lain adalah himne Syukur (diperkenalkan Januari 1945) dan mars Hari Merdeka (1946) sebagai lagu nasional. Serta Dirgahayu Indonesiaku, yang menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia. Lagu anak-anak ciptaannya, antara lain: "Gembira", "Tepuk Tangan Silang-silang", "Mari Tepuk", "Slamatlah", "Jangan Putus Asa", "Saat Berpisah", dan "Pramuka".

Itulah Sekelumit tulisan yang saya bangun dari berbagai sumber tentang salah satu Putra Terbaik Bangsa, Bapak H. Mutahar. Raga dan Jiwa Beliau memang telah tenang berada bersama-Nya, tapi karya dan jiwa cinta bangsa-nya akan selalu kita jaga untuk selama-lamanya.

-Semoga Ada manfaatnya, dan Semoga ada yang terus mengoreksi, melengkapi dan memperbaiki tulisan yang singkat ini-

Dirangkum dari Berbagai Sumber:

Dengan Referensi Utama:

http://id.wikipedia.org/wiki/H._Mutahar

http://liriklaguindonesia.net/h-mutahar-hari-merdeka-17-agustus-1945.htm

http://aqiegaul.blogdetik.com/2008/08/14/h-mutahar-sang-pencipta-lagu-hari-merdeka/

Tulisan-tulisan lain mengenai H. Mutahar:

Biografi Pencipta Lagu “Hymne Pramuka” H. Mutahar dalam http://gamaraka.blogspot.com/2013/05/biografi-pencipta-lagu-hymne-pramuka-h.html

Profil Singkat Bapak Husen Mutahar dalam

http://korwilsolear.blogspot.com/2010/05/profil-singkat-bapak-husen-mutahar.html

BIOGRAFI HUSEN MUTAHAR DAN IDIK SULAIMAN dalam

http://prajamts.blogspot.com/2012/10/biografi-husen-mutahar-dan-idik-sulaiman.html

H. Mutahar - Sang Penyelamat Bendera Pusaka dalam

http://paskibrakajp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=31:hmutaharsangpenyelamatbenderapusaka&catid=4:tokoh&Itemid=2

H Mutahar Dan Taplak Meja Pinjaman Sang Protokoler dalam
http://www.berdikarionline.com/tokoh/20120817/h-mutahar-dan-taplak-meja-pinjaman-sang-protokoler-republik.html

-Serta berbagai tulisan yang jelas tak bisa saya sebutkan satu per-satu-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun