Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Welfare State Tujuan Utama Indonesia Merdeka

10 Agustus 2015   18:05 Diperbarui: 10 Agustus 2015   18:05 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika membaca, mendalami dan menghayati seluruh Pembukaan UUD 1945, maka kesimpulan yang bisa ditarik dari pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 ialah ingin mewujudkan negara kesejahteraan (welfare state).

Akan tetapi, hampir 70 tahun Indonesia merdeka, welfare state yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia (founding fathers), masih jauh dari yang diharapkan.

Indikatornya antara lain,  pertama, kesejahteraan umum belum terwujud.  Kedua, pendidikan bagi semua (education for all) belum merata. Ketiga, kemiskinan masih merajalela. keempat, pengangguran masih banyak dialami bangsa Indonesia. Kelima, keadilan sosial masih belum diwujudkan.

Pertanyaannya, apakah para pemimpin Indonesia yang sudah silih berganti sejak Indonesia merdeka sampai di era Orde Reformasi ini tidak berusaha mewujudkan welfare state?  Jawabannya, sudah berusaha dilakukan, tetapi hasilnya masih memprihatinkan. 

Salah Memulainya?

Pada 09 Agustus 2015 malam ditempat saya menginap di Bandung saya berbincang cukup serius dengan Prof. Dr. Rhiza S. Sadjad, pengajar di Universitas Hasanuddin Makassar.  Dia menyelesaikan pendidikan S1 di ITB dan meraih Ph.D dari the University of Wisconsin-Medison, USA.

Kami bertemu dalam acara Halal Bihalal keluarga besar mbak Soedijar, di Bandung (9/8/2015).  Kami sudah lama saling mengenal karena ibunya merupakan keluarga dekat dari mertua saya.  Dia adalah putera Prof. Dr. Samsoed Sadjad, pakar pertanian di IPB.  

Akan tetapi baru bertemu dan berbincang amat mendalam dengan Prof. Rhiza tentang Indonesia yang dalam beberapa hari akan berusia 70 tahun. Dia bercerita sewaktu di ITB, Prof. Dr. Sutami, menteri pekerjaan umum di era Presiden Soeharto sering berdialog dan curhat dengan beberapa Profesor dan dosen muda tentang pembangunan Indonesia.

Pada suatu saat, Prof. Dr. Sutami datang ke ITB dan curhat kepada mereka.  Setelah mengisap rokok, dia bercerita bahwa dia baru pulang dari Bina Graha, Jakarta.  Presiden Soeharto meminta kepada Prof. Widjojo (UI) dan saya (ITB) untuk menyampaikan presentasi tentang konsep pembangunan di Indonesia. 

Yang membuat Prof. Sutami tidak tenang dan bahkan stres karena sewaktu Prof. Widjojo Nitisastro menyampaikan presentasi bahwa Indonesia harus membangun kue besar dengan pertumbuhan yang tinggi.  Setelah kue besar jadi, baru dibagi kepada rakyat. Ketika Prof Widjojo menyampaikan presentasi, Presiden Soeharto banyak mengangguk dan senyum.

Akan tetapi, ketika Prof Sutami menyampaikan presentasi bahwa pembangunan sebaiknya di bangun banyak kue di berbagai daerah untuk memajukan kesejahteraan umum, Presiden Soeharto tidak seperti ketika mendengar presentasi Prof Widjojo. Beliau diam, sesekali menampakkan muka tidak happy dan menyanggah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun