Mohon tunggu...
Mas Muqoddasi
Mas Muqoddasi Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Belajar, belajar dan belajar. :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuknya! Kekasih Tuhan yang Belum Dipertemukan

31 Juli 2017   09:42 Diperbarui: 31 Juli 2017   09:57 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
syekhermania laskar purworejo.blogspot.com

Mananti dan terus menanti dalam usaha dan doa sudah menjadi bagian dari tiap orang yang meminta di pertemukan dengan insan yang istimewa, insan pilihan yang mampu membuat hari-harinya tersenyum dalam terpaan badai dan sejuknya kehidupan. Insan yang dapat menghiasi langkahnya dengan akhlaknya yang lembut hingga makhluk disekelilingnya tersenyum mendoakan kebahagiaanya dan dengannya tak pernah ada batu kerikil yang mampu menghentikan harmonisnya kebahagiaan yang dilaluinya sampai bisa bersama-sama tersenyum tersipu malu bahagia di hadapan sang maha mempersatukan karena bertemu dengan-NYA di jannah-NYA. Kebahagiaan hakiki yang tak semua insan punya kesempatan yang sama. Karena iman dia hidup, untuk iman dia berjuang, dan dalam iman dia ingin kembali ke Allah SWT.

Ini mungkin adalah sebuah kesengajaan awal sebelum di pertemukan dengannya, entah kapan dan dimana, seseorang yang belum dia tahu nama serta rupanya mampu mengisi menyelinap di salah satu bait doa dalam setiap sujudnya. Dengan pinta yang berlandaskan cinta mengharap ridho-NYA, hanya bait demi bait doa dan langkah memupuk diri dengan akhlak teladan Rasulullah SWT dan tuntunan kitab-NYA yang dapat menjadi landasan untuk merasakan dan berfikir bahwa Tuhan akan mendengar tuntutan doa dengan tetasan air mata hambanya serta harapan agar Tuhan pun mempertemukannya di tempat, waktu, dan keadaan yang di ridhoi-NYA, dan besamanya bidadari surga akan cemburu kepadanya. 

Menjadi hal yang mutlaq, Tuhan akan mengabulkan semua doa disertai usaha hambanya meskipin dia juga tahu, Tuhan punya cara yang terbaik bagaimana cara mengabulkan doa. Tinggal bagamana menganalisa dan mengenali kalau itu adalah sebuah jawaban dari doanya. Dia tak pernah punya kesempatan memilih dilahirkn dimana dan oleh siapa, begitu pun calon pendampingnya yang saat ini belum di pertemukan oleh-NYA. Bisa jadi calon pendampingnya terlahir dari keluarga dengan latar belakang seagama tapi tak di didik dengan tuntunan kitab-NYA. 

Bisa jadi calon pendampingnya terlahir dari keluarga atau lingkungan yang ahli maksiat dan saat ini ikut terjerumus oleh keluarganya dan lingkungannya, dan Alhamdulillah jika calon pendampingnya terlahir dari keluaga seagama dan terdidik dengan tutunan kitab-NYA serta akhlaqnya seperti apa yang sudah dia pelajari dari agama-NYA. Dan sudah menjadi hal yang manusiawi dia juga berharap dipertemukan oleh-NYA dengan calon pendamping yang lebih dari apa yang diharapkannya.

Ketidak tahuan itulah yang membuat do'a menjadi hal yang bisa di lakukannya sebelum dipertemukan-NYA. Berharap Tuhan akan meluruskan akhlaqnya jika sebelumnya akhlaqnya masih berbelok dari tuntunan agama-NYA, memperindah agama-NYA jika sebelumnya masih dalam peroses memupuk diri dengan belajar bearagama, memberi hiasan pada keterampilannya jika sebelumnya akhlaq dan agama-NYA sudah seperti tuntunan agama dan cepat memuallafkannya jika sebelumnya masih belum seagama. Tapi dia tetap ingat Tuhan punya cara yang terbaik bagaimana cara mengabulkan doanya. 

Jika nantinya tuhan memberi seseorang yang jauh dari apa yang dia harapkan, entah itu akhlaqnya fisiknya dan agamanya dia akan tetap ikhlas dan berkata "ini adalah jawaban yang terbaik dari doanya" mungkin jika nantinya dia di pertemukan dengan yang dia harapkan, dalam takdirnya tertulis dia kan menjadi takabbur atau tumbuh sifat-sifat yang lain dan menjuahkanya dari Tuhannya. Mungkin dia harus menjadi penyeimbang dan menolong kehidupan orang disampingnya untuk selalu mengingatkan dengan akhlaq beragama dan tentunya akan membuat dia semakin dekat dengan Tuhan-NYA, dan menghapus takdir yang seharusnya menjauhkannya dari-NYA.

Dia cuma berharap, karena dia tahu, Tuhan maha menyayangi hambanya. Dia bisa berdoa dalam usaha, tapi dia juga tahu, yang akan terjadi adalah kehendak-NYA. Dia juga percaya, doa dalam usaha tak kan pernah sia-saia, karena Tuhan juga maha mengabulkan doa hambanya. 

Sungguh indah ketika dua insan yang belum dipertemukan saling mendoakan dalam Sujud menghadap Tuhannya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun