Mohon tunggu...
Zakiyya Sakhie
Zakiyya Sakhie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dokumen pribadi

housewife, book lovers, like traveling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waspadai Sindrom Pamer Ibadah di Media Social

21 Juli 2017   08:56 Diperbarui: 21 Juli 2017   09:20 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di zaman yang serba digital ini siapa sih yang tidak kenal media social  seperti twitter, facebook, path dan instagram. Mengingat media social  sudah sangat akrab mengisi kehidupan masyarakat kita. Sehingga setiap  orang mudah mengaksesnya hanya dengan menggunakan gawai (gadget) untuk  memposting status, menguplod foto, video live, dan lain sebagainya.

Namun  mirisnya moment ibadah yang sifatnya privasi antara manusia dengan  Tuhan pun juga tak luput  menjadi bahan uploadan di media social. Contohnya saja ketika sedang sholat, membaca Alquran, berpuasa, umrah, berhaji,  sedekah, hampir semuanya diposting di media social.

 "Maksudku kan baik memposting beginian ke media social agar bisa menginspirasi yang lain, apa salahnya?" 

"Bukan maksud apa-apa, ini hanya untuk dokumen pribadi aja, kok."

Itulah  beberapa alasan yang biasa dilontarkan oleh mereka yang gemar  membagikan momen ibadahnya ke media sosial. Oke guys kalau memang  tujuannya demikian memang tak apa ya, tapi maksud sebenarnya yang terselip hati siapa yang tahu  guys? Ingat setan itu pintar membuat tipu daya loh. Jangan sampai kita  terkena sindrom pamer ibadah di media social ya. Daripada ibadah kita  sia-sia yuk kita intip seperti apa sih ciri-ciri seseorang yang terjangkit sindrom pamer  ibadah, berikut ini :

Selalu berkeinginan memposting setiap kegiatan ibadahnya ke media social

Keinginan  untuk selalu membagikan momen ibadah ke media social adalah ciri utama  pengidap sindrom pamer ibadah baik itu berupa foto, status maupun video  live. Sehingga setiap melakukan ibadah atau amal kebaikan selalu dishare  di media socialnya.

Berharap simpati dan pujian dari orang lain

Siapa  sih yang nggak suka dipuji dan mendapatkan simpati? Merasa senang  ketika dipuji itu manusiawi kok, tapi dalam hal ibadah? Tak layak kita  pamerkan di manapun termasuk di media social dengan harapan supaya kita  banjir pujian dan simpati. Namun orang yang sudah mengidap sindrom pamer  ibadah akan mengharapkan itu semua. Dan karena itulah seseorang yang  terkena sindrom pamer ibadah terjangkit ketergantungan untuk  memperlihatkan aktifitas ibadahnya ke media social. Agar selalu mendapat  sanjungan dan pujian dari warganet. Baik berupa like maupun komentar.

Memandang ibadah hanya untuk gaya-gayaan (eksis)

Kewajiban  manusia terhadap Tuhan yakni menjalankan ibadah. Tapi apa jadinya jika  ibadah hanya untuk gaya-gayaan dan agar eksis di media social. Pergi ke  tanah suci hampir di setiap tempat melakukan swafoto dan kemudian  dishare ke wall media socialnya dengan harapan orang lain melihat  jikalau kita telah mampu berhaji, berumrah atau berharap mendapat  sebutan sebagai orang alim, ahli ibadah, haji/hajah. Dan menjadikan kita  tenar di media social.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun