Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aneka Ragam Nuansa di Jepang, Capter 25

26 Agustus 2019   08:54 Diperbarui: 26 Agustus 2019   09:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12. Tokyo

Pagi ini kami meninggalkan hotel  indah di kawasan Danau Kawaguchi. Di lereng gunung Fuji, menuju Tokyo ibukota Jepang.

Jiragonno Fuji No Yakata adalah Hotel yang menyatu alam, ditengah hutan. Ramai penuh pengunjung. Wisatawan dari Cina selalu mendominasi tempat tempat wisata diseluruh dunia. Juga di hotel ini. Dengan gayanya yang khas. Hiruk pikuk, mendesak desak dan mengambil porsi makanan menjulang di piringnya saat sarapan.

Memang Tiongkok, dengan penduduk 1,4 Milyar orang itu saat ini menjadi pengirim wisman terbesar ke seluruh pelosok Dunia. Bisa dibilang saat ini adalah golden era bagi kemakmuran Cina. Dengan jumlah wisatawan ke luar negeri yang amat besar. Apakah dari sisi neraca perdagangan wisata, mereka defisit atau malah surplus.

Karena selain mengirim banyak wisatawan ke luar negeri, Cina sendiri adalah salah satu destinasi wisata favorit bagi para pelancong dunia. Dan tentu saja, souvenir souvenir yang dijual di tempat wisata di sudut sudut dunia itu made in Cina. Menjadi sumbangan luar biasa bagi devisa negaranya.

Pelancong Tiongkok itu bergerombol di lobi dengan Yukata Jepang. Ngobrol kencang dengan dialek Mandarin yang unik, menusuk. Itulah realitas dan  kenyataan saat ini. Tiongkok dengan penduduk terbesar di dunia juga memiliki cadangan devisa tertinggi, menguasai teknologi tercanggih hampir di semua bidang. 

Meski sering disebut dengan agak sinis, sebagai bangsa peniru. Tetapi sebenarnya setiap bangsa itu bangsa peniru. Semua bangsa saling mempengaruhi. Wisdom belajarlah kalau perlu ke negeri Cina kini ketemu relevansinya.

Kamar di hotel ini bernuansa tradisional. Ada bagian dengan pintu geser, tempat tidur dengan tatami. Disediakan pakaian Yukata lengkap dengan sandal Jepang. Fasilitas Onsen laki perempuan disediakan di lantai satu. 

Walaupun malam itu kembali awak gagal ber Onsen ria ramai ramai di area publik. Namun awak dapat menghayati tidur di lantai dengan Yukata dan selimut Jepang. Juga main sandiwara bertiga di kamar. Mencuplik adegan upacara minum teh dan bernegosiasi. Pura pura ala Jepang.

Pagi yang cerah. Bus hijau tunggangan meninggalkan hotel. Perjalanan ke Tokyo bakal ditempuh sekitar dua jam.

Kira kira satu setengah jam perjalanan, Bus berhenti di rest area untuk bersantai dan toilet time. Ke luar dari toilet baru memperhatikan ada fasilitas yang jarang ditemui selama berada di Jepang. Yaitu tempat sampah. Deretan tempat sampah itu sedang dibersihkan beberapa pekerja cleaning. Semuanya Oma Oma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun