Mohon tunggu...
Muhammad Syafi'ie
Muhammad Syafi'ie Mohon Tunggu... -

Penulis 35 buku motivasi, Master Trainer Kekuatan Berpikir Positif

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Menanamkan Akidah Sejak Dini pada Anak

18 April 2013   21:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salah satu tulisan dibuku saya yang berjudul, Mencetak Anak Saleh dan Juara. Buku tersebut bisa didapatkan di toko buku Gramedia.

Seorang laki-laki muda berbinar wajahnya ketika bayi yang dikandung istrinya lahir dengan selamat. Ia mengucapkan tahmid berulang kali. Setelah bayi dibersihkan dan diselimuti, segera Ayah muda itu mengumandangkan adzan dengan khusyuk di telinga kanan bayinya dan iqamah di telinga kirinya.

٭٭٭

Ayah-Bunda, sebagai muslim tentu kita harus mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Dalam hal ini, salah satu ajaran Rasulullah saw. adalah mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri pada bayi yang baru lahir.

“Rafi’ ra. meriwayatkan bahwa aku melihat Rasulullah saw. menyerukan adzan ke telinga Hasan bin Ali ketika ia baru saja dilahirkan oleh Fathimah ra.” (HR. Tirmidzi).

Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan akidah sejak dini kepada anak. Panca indera yang pertama kali berfungsi pada bayi adalah indra pendengaran. Meski bayi baru dilahirkan, tetapi ia sudah bisa mendengar suara. Bahkan, sejak dalam kandungan pun sebenarnya indra pendengaran bayi sudah berfungsi.

Bayi sudah bisa menangkap suara-suara tertentu sejak masih dalam kandungan ibunya. Karena itu, ketika bayi lahir, Islam mengajarkan kepada umatnya agar menyerukan adzan dan iqamah di telinga bayi. Dengan demikian, kalimat yang pertama didengar oleh bayi adalah kalimat tauhid.

Ayah-Bunda, ajaran Islam yang paling fundamental adalah tauhid atau akidah. Mengumandangkan adzan dan iqamah pada bayi adalah upaya menanamkan fondasi tauhid yang kuat pada anak. Selanjutnya, fondasi tauhid ini harus dibangun menjadi bangunan tauhid yang kokoh seiring dengan tumbuh kembang anak. Dengan demikian, ketika tumbuh remaja dan dewasa, anak memiliki bangunan tauhid yang kokoh. Ia tidak terombang ambing oleh bentuk-bentuk kemusyrikan yang membinasakan.

Mari kita belajar kepada Luqman. Bagaimana Luqman menanamkan tauhid sejak dini kepada anak-anaknya. Demikian salehnya sosok Luqman, baik sebagai individu maupun sebagai Ayah, sehingga kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an.

Al-Qur’an menerangkan, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberikan pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]: 13).

Nabi Ibrahim as. dan Nabi Yaqub as. pun berwasiat kepada anak-anaknya agar teguh memegang akidah Islam. Karena, hal ini sangat fundamental. Menentukan keselamatan dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dan, sungguh, kehidupan akhirat itulah kehidupan sebenarnya dan abadi.

Al-Qur’an menerangkan, “Dan Ibrahim telah mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yaqub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 132 – 133).

Oleh karena itu, ketika bayi Anda lahir, segera sambut dengan menyerukan adzan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya dengan penuh kekhusyukkan. Mudah-mudahan bayi Anda kelak tumbuh menjadi anak saleh dan salehah yang memiliki tauhid yang kokoh.

Selain itu, Rasulullah saw. juga mengajarkan kepada umatnya agar berdoa kepada Allah memohonkan perlindungan bagi bayi kita agar dilindungi dari gangguan setan yang terkutuk. Saat bayi dari seorang muslim terlahir, sudah pasti setan akan berusaha menanamkan pengaruhnya. Ia akan mengganggu bayi itu. Karena itulah, penting bagi setiap orangtua mendoakan bayinya.

Abdullah ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ketika Hasan dan Husain lahir, Rasulullah saw. memanjatkan doa kepada Allah memohon perlindungan bagi kedua cucunya dengan doa berikut ini.

أُعِيْذُ كُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.

“Aku mohonkan perlindungan bagi kamu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, jiwa yang jahat, dan dari setiap mata yang memperdaya.”

Kemudian, Rasulullah saw. bersabda,

هٰكَذَا كَانَ اَبِي اِبْرَاهِيْمُ يُعَوِّذُ اِسْمَاعِيْلَ وَاِسْحَاقَ.

“Demikianlah bapakku, Ibrahim, memanjatkan doa perlindungan bagi Ismail dan Ishak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikian pula halnya dengan yang dilakukan oleh ibundanya Maryam. Ketika Maryam lahir, ibundanya berdoa kepada Allah memohon perlindungan bagi anaknya dan keturunannya kelak agar tidak diganggu setan. Hal ini dikisahkan dalam Al-Qur’an berikut ini.

“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.’ Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ‘Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.’” (QS. Ali ‘Imran [3]: 36).

Oleh karena itu, mari kita berdoa kepada Allah memohon perlindungan-Nya agar anak-anak kita dilindungi dari godaan dan tipu daya setan yang terkutuk. Karena, Allah-lah Tuhan semesta alam yang menguasai seluruh makhluk. Allah-lah sebaik-baik pelindung dan penjaga.

Semoga anak-anak kita tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak saleh dan salehah, penyejuk mata bagi orangtuanya, dan senantiasa mendoakan orangtuanya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun