Mohon tunggu...
Dr. Moses Simanjuntak
Dr. Moses Simanjuntak Mohon Tunggu... Konsultan - An Economist and A Statistician

Manage +/- inside me, always try to do the best, don't forget to take time to refresh (watching movies, listening to music, always making jokes as well)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Wabah Virus Corona terhadap Perekonomian Tiongkok Serta Imbasnya terhadap Industri di Indonesia

15 Februari 2020   20:17 Diperbarui: 15 Februari 2020   20:29 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak Tanggal 11 Februari 2020, WHO (World Health Organization) secara resmi mengubah nama virus corona dari 2019-nCoV menjadi Covid-19. 

Wabah ini telah menginfeksi lebih dari 40.000 orang di seluruh dunia dan sudah membunuh lebih dari 1.000 orang. Di luar Tiongkok, terdapat Jepang, Thailand dan Singapura sebagai negara yang memiliki jumlah kasus tertinggi korban dari wabah virus corona.

The Economist (2020) melaporkan bahwa dampak buruk wabah virus corona berpengaruh menurunkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok di tahun 2020 sebesar 0,5%, dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,9% menjadi 5,4%. Angka 5,9% merupakan perkiraan sekarang atau Pre-outbreak. 

Optimistic tercapai dengan angka 5,7%. Baseline dengan pertumbuhan 5,4% dan Pessimistic sebesar 4,5%. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok cenderung mengalami pelemahan sejak tahun 2016 sd sekarang. 

Komposisi perekonomian Tiongkok di tahun 2019, terdiri dari konsumsi (private consumption) sekitar 40%,  belanja pemerintah (government consumption) sekitar 15%, investasi (gross fixed investment) sekitar 42%, eksport sekitar 20%, dan import sekitar 17%. Kontribusi produk dari provinsi Hubei secara nasional terdiri dari bisnis kendaraan bermotor sekitar 8,7%, kesehatan sekitar 7%, komputer sekitar 3,7%, dan baja sekitar 3,1%. 

Pada tahun 2019, Tiongkok merupakan negara yang mengkonsumsi 14% dari total kebutuhan dunia akan minyak dan mengimport bijih besi sebesar 70% dari total import dunia. Saat sekarang ini, produk, komoditas, maupun industri yang berafiliasi dengannya sudah mengganggu keseimbangan suppy-demand (Nikkei Asian Review, 2020).

Akibat wabah virus corona yang melanda provinsi Hubei, maka akan berdampak kepada fluktuasi harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama sektor bisnis yang bergerak di bidang kendaraan bermotor, kesehatan, komputer, baja, minyak, maupun industri yang berafiliasi dengannya mengalami penurunan yang tajam (terkoreksi). 

Namun dalam bulan Februari 2020, ketika pasar modal regional mengalami kenaikan (rebound), justru pasar modal kita mengalami penurunan (terkoreksi). Hal ini diperkirakan karena masih adanya sentimen negatif terhadap pasar modal kita yang masih belum menyelesaikan permasalahan bisnis asuransi, perusahaan sekuritas, dan sistem akuntanbilitas [1].

World Bank memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020, dari semula 2,5% menjadi 2,4%. HSBC Holding Plc menjadi bank yang terakhir untuk mengkoreksi outlook pertumbuhan ekonomi global, dari angka 2,5% menjadi 2,3%. 

Federal Reserve Chairman Jerome Powell menyatakan bahwa dampak buruk wabah virus corona  terhadap perekonomian seharusnya "substansial" di Tiongkok saja dan "memang menjadi perhatian, tetapi mungkin kurang substansial" dengan mitra dagang terdekat Tiongkok (Bloomberg, 2020).

Wabah virus corona berimplikasi kepada pemasalahan ekonomi, yang terjadi pada bisnis pariwisata, pasar keuangan (investasi), maupun perdagangan [1]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun