Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kusimpan Satu Keyakinan

7 Juni 2019   04:02 Diperbarui: 7 Juni 2019   04:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Apa sih yang bisa mendorong seseorang hidup lebih baik? 

Ada yang hidup asal hidup.  Sehingga hidup terkadang menjadi siksaan.  Hidup tanpa tujuan.  Dan perjalanan tanpa arah jelas.  Tak jarang hidup menjadi tragedi. 

Ada juga yang hidup penuh gairah.  Hidup penuh harapan.  Dan masa depan sangat menggantung di pelupuk matanya. 

Hidup bukan hanya untuk di sini dan saat ini.  Hidup juga untuk kehidupan setelah kematian menjemput. 

Ada makna yang dituju.  Ada Allah yang dicinta.  Ada surga yang diharapkan. 

Ramadan mengajarkan itu.  Ramadan mengajarkan hidup yang bermakna.  Hidup yang tidak sekadar hidup. 

Ada orang lain.  Yang tentu ada bukan untuk dicuekin.  Mereka ada untuk disapa.  Kita ada untuk saling memberi ada.  Ada secara bersama-sama. 

Manusia adalah makhluk sosial.  Ramadan mengembalikan makna itu.  Jangan sampai hilang dan hanya hidup sendirian. 

Tanpa "yang lain" kita tak pernah sempurna.  Dengan "yang lain" kita semakin meneguhkan kekitaan. 

Nilai inilah yang harus kita bawa sebagai oleh oleh sebulan berpuasa Ramadan.  Kita rawat hingga Ramadan berikutnya kembali meneguhkan nya hingga semakin kokoh. 

Sebulan dalam setahun kita selalu diingatkan.  Akan tetapi,  tetap saja ada yang lupa.  Mereka para koruptor, misalnya.  Mereka juga berpuasa Ramadan.  Hanya saja mereka melewati Ramadan begitu saja.  Tidak mengambil inspirasi kehidupan yang lebih baik.  Sehingga jalan curam, mereka lalui.  Tak ayal lagi jika mereka jatuh pada jurang nir kemanusiaan paling dalam.  Bahkan mungkin lebih binatang dari binatang itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun