Mohon tunggu...
MISBAH RUDDIN
MISBAH RUDDIN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bima Cara Gue

25 Januari 2017   12:21 Diperbarui: 25 Januari 2017   12:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian timur Pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten Dompu  di sebelah barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah timur, dan laut flores di sebelah utara serta samudra Indoenesia di sebelah selatan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Kabupaten Bima terbagai menjadi 18 Kecamatan dan 186 desa dengan luas wilayah 4.389,40 km2. Sementara itu luas wilayah Kecamatan sangat bervariasi yaitu kecamatan Tambora merupakan Kecamatan terluas dengan luas mencapai 627,82 km2 atau 14,3 persen dari luas Kabupaten Bima, sedangkan Kecamatan yang luas terkecil adalah Kecamatan Belo yang hanya memiliki luas sebesar 44,76 km2. Selain itu, jumlah penduduk Bima hingga akhir tahun 2014 yaitu sebesar   463.419 jiwa. 

Jika jumlah penduduk kabupaten Bima dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Sape adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yakni mencapai 55,951 jiwa atau sebesar 12,07 persen dari total keseluruh penduduk kabupaten Bima kemudian di susul oleh Kecamatan Bolo dengan jumlah penduduk sebesar 46,663 jiwa dan kecamatan Woha pada urutan berikutnya dengan jumlah penduduk sebesar 46, 332 jiwa. Sementara itu, kecamatan Lambitu merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yakni hanya sebesar 5,364 jiwa.

 Pada tahun 80an bima adalah tanah yang begitu makmur serta masyarakat yang kental akhlak Islami. Masyarakat hidup rukun dan sangat ramah terhadap para warga pendatang. Sehingga banyak pendatang di Bima berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bugis, Makassar serta Maluku maupun Lombok, betah hidup di Bima. Sementara di Mataram Mahasiswa Bima juga dikenal anak-anak Masjid.

Namun beberapa waktu terakhir, Bima begitu memilukan akibat beberapa Konflik yang diberitakan Melalui berbagai media cetak maupun elektronik. Konflik yang terjadi pun cukup berdinamika, dan selalu mendapat rating dimedia elektronik. Kita lihat saja konflik yang terjadi pada 24 Desember 2011 yang merupakan trgaedi Lambu yang mengakibatkan terbunuhnya 2 orang warga dan 98 luka-luka hingga terbakarnya Sekretariat Bupati Bima pada tahun 2012. Dibulan Juli 2011, Bima juga dihebohkan dengan isu teroris, Tragedi Ponpes Usman Bin Khatab (UBK) yang menewaskan seorang anggota kepolisian (seminggu sebelumnya atau 1 hari menjelang HUT Bahayangkara) dan disusul ledakan Ponpes UBK dan berturut ditemukannya beberapa Bom Pipa. Kasus ini diberitakan hingga ke Mancanegara.

Pada akhir tahun 2015 juga terjadi penyembelihan salah satu pemuda di Desa Sie Kecamatan Woha.  Selain itu, tingkat pengangguran di Bima juga masih tinggi sehingga tidak sedikit para warga Bima mencarai pekerjaan di Daerah lain hingga menjadi TKI. Para Sarjana dan Magsiterpun tidak sedikit yang tidak ingin kembali ke Bima dengan alasannya tidak ada yang bisa dikerjakan di Tanah Bima. Namun ketika di akhir masa pensiunnya kebanyakan mereka kembali ke Bima dengan harapan yang besar ingin mejadi pemimpin (Bupati, DPR dll). Pertumbuhan ekonomipun belum stabil, dilihat pada bisnis masih saja didominasi oleh golongan atas saja, sedangkan golongan yang kebawah hanya bisa menonton.  

Dengan kondisi Bima yang saat ini, apa yang mesti dilakukan oleh kita sebagai warga pribumi untuk menyelesaikan masalah yang terus berlanjut dan bervariasi. Tentu kita sebagai warga pribumi tidak ingin Bima yang dikenal selama ini menjadi daerah yang rawan dalam konflik di mata daerah lain serta tidak ingin bima menjadi daerah yang terus menjadi daerah tertinggal dalam catatan nasional. Kita menginginkan Bima di kenal dengan daerah aman, sahaja, ramah, berkhlak mulia dan mandiri dalam bidang ekonomi politik dan lainnya. Namun bagaimana cara kita untuk menjadikan Bima sebagaimana yang kita idamkan selama ini atau bagaimana cara terbaik kita dalam mengelola bima menjadi daerah maju………?  SAYA KATAKAN KITA MEMULAI DARI DESA.

 Menjadi sebuah perhatian sebagai warga pribumi untuk memikirkan dan bertindak terhadap semua permasalahan yang terjadi pada daerah sehingga mengharuskan untuk memberikan gagasan kepada masyarakat dan pemerintah untuk dijadikan sebuah pengetahuan, pemahaman sekaligus sebagai bahan pengambilan keputusan dalam mengelola dan mengatasi setiap permasalahan. Untuk itu, saya mencoba memberikan gagasan atau konsep bagaiamana seharusnya cara bijak untuk mengatasi setiap permasalah yang ada di Bima baik itu masalah kriminalitas, krisis ekonomi, ahklak dan moralitas dan agama yang kemudian akan saya coba bahas dalam sebuah gagasan kecil ini yang penerapannya akan di mulai dari Desa. Dalam gagasan ini akan saya bahas secara universal tentang konsep ini yakni dimulai dari yang pertama adalah dengan menyoroti konflik sosial, kemudian cara pengambilan keputusan, peningkatan ekonomi dengan mensejahterkan rakyat miskin hingga memperbaiki akhlak manusianya. Adapun langkah yang mesti dilakukan dalam mengatasi permasalah ini adalah:

Mengelola Ketua Preman disetiap Desa.

Kita tau bahwa yang sering melakukan tindakan kriminalitas adalah para preman itu sendiri sehingga mejadi perhatian untuk memikirkan mengapa kemudian para preman itu hendak melakukan tindakan krimilitas. Oleh karena itu menurut paham saya bahwa seseorang melakukan tindakan kriminalitas disebabkan oleh banyak hal diatrannya adalah karena pengangguran, atau ingin diperhatikan bahwa dirinya orang kuat atau hebat sehingg ditakuti, atau juga bisa karena dorongan faktor lain seperti tidak dianggap atau diperhatikan oleh masyarakat atau pemerintah. Oleh sebab itu cara terbaik untuk mengatasi konflik di Bima yaitu dengan cara mengelola para pelaku konflik tersebut. Konsep pengelolaannya adalah dengan merekrut perwakilan Preman (Ketua Preman) di setiap Desa untuk dijadikan tokoh di para pengikut-pengikutnya. Mereka ini akan dikelola sebagaiman keinginan dan karakternya. Dalam hal pengelolaan ini harus ada wadah khsus yang megelola para ketua preman ini. Kita kasi saja nama wadahnya adalah Forum Pemberdayaan Masyarakat Bima (FPM)

Sinergitas Pemimpin dan Ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun