Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Neng (30)

21 Juli 2017   03:22 Diperbarui: 21 Juli 2017   03:46 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Neng, aku membawakanmu oleh oleh.  Sepotong rencana yang sudah dimasak oleh masa.  Bukan lampau, karena lampau lebih mirip dangau. Bukan kini, karena kini terlalu cepat berlalu.  Tapi depan, dimana harapan terpancangkan. 

Persiapkan anak panah dan gendewa.  Bidiklah dengan dua mata terbuka.  Kamu sudah berlatih melihat melalui jendela.  Bagaimana senja bersicepat menurunkan alisnya.

Seumpama kamu memerlukan kuda.  Tunggangilah secepat angin.  Jika tidak, surai surainya akan cepat mendingin.  Jangan cambuk perutnya gunakan tumit.  Lebih baik jika kau bisikkan kata kata berpamit.

Jangan takut meleset.  Selama yakinmu tidak terpeleset.  Aku menunggumu di sana.  Bersama mimpi yang sudah aku beri pelana.

Bogor, 20 Juli 2017 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun