Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Apalagi yang Kau Cari?

24 Juni 2017   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2017   04:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayatan daun cemara di udara setipis kelambu.  Mencacah kabut menjadi beberapa keping dingin.  Melepaskan derai embun yang mulai membungkus daun daun.  Seperti apakah keindahan yang ingin kau nikmati?  Jika semua itu sudah tersaji.

Seumpama temaram malam itu mulai mengundang kedatangan pagi.  Diiringi suara panci dan kentongan bambu berusaha membangunkan sahur terakhir kali.  Mata mata terlelap bergegas menyingkirkan mimpi.  Mata mata terjaga menepis kain sarung membuka keran pancuran membasuh wudlu.  Kedamaian apalagi yang kau cari?  Sementara sejuknya hari telah menziarahi hati.

Sekuyup kuyupnya bulan sedang berusaha menggeliat.  Menanti matahari membaginya sedikit coretan cahaya.  Menyinari tubuhnya yang hanya segaris.  Memberikan tanda bahwa hari yang dinanti tak lama lagi tiba.  Kemenangan mana yang kau hindari?  Apabila Hari Fitri datang menghampiri.

Bongkahan bongkahan dosa berkeranjang.  Silap dan khilaf membangkitkan ingat.  Sejak berduyun duyun kesalahan membagi tahunnya.  Sekeras apa batu yang mengendapi rasa? Jika semua bisa diluruhkan oleh pemberian maaf yang dipinta.

Bogor, 24 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun