Ketika kau meraba pergelangan tanganmu. Â Kau merasa detak nadimu seperti aliran warna senja yang datang buru buru. Â Jantungmu sedang memompa rindu.
Waktu kau mematut diri di depan kaca. Â Kau melihat tatapanmu ikut menata kegelisahan yang berkaca kaca. Â Matamu sedang membalikkan cerita tentang cinta.
Saat kau mengalirkan air pancuran sebelum subuh. Â Kau menggigil bukan karena dingin di sekujur tubuh. Â Jiwamu sedang mengikuti kepatuhan yang luruh.
Manakala pagi menyapa dengan menyiarkan udara menguar di halaman. Â Kau menghirup sedalam dalamnya wangi taman. Â Nafasmu sedang menikmati apa yang disebut sebagai keindahan.
Ketika seperempat malam
Waktu jatuhnya ujung tajam kelam
Saat itulah terang mulai tergenggam
Manakala rindu dan cinta menyampaikan apa apa yang lebam
Semarang, 31 Agustus 2017