Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Waktu Tergenggam

31 Agustus 2017   05:37 Diperbarui: 31 Agustus 2017   05:45 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kau meraba pergelangan tanganmu.  Kau merasa detak nadimu seperti aliran warna senja yang datang buru buru.  Jantungmu sedang memompa rindu.

Waktu kau mematut diri di depan kaca.  Kau melihat tatapanmu ikut menata kegelisahan yang berkaca kaca.   Matamu sedang membalikkan cerita tentang cinta.

Saat kau mengalirkan air pancuran sebelum subuh.  Kau menggigil bukan karena dingin di sekujur tubuh.  Jiwamu sedang mengikuti kepatuhan yang luruh.

Manakala pagi menyapa dengan menyiarkan udara menguar di halaman.  Kau menghirup sedalam dalamnya wangi taman.  Nafasmu sedang menikmati apa yang disebut sebagai keindahan.

Ketika seperempat malam

Waktu jatuhnya ujung tajam kelam

Saat itulah terang mulai tergenggam

Manakala rindu dan cinta menyampaikan apa apa yang lebam

Semarang, 31 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun