Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Laut Melahap Daratan

23 Agustus 2017   21:02 Diperbarui: 23 Agustus 2017   21:15 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sembari mengikir menhir agar terbentuk simbol terukir

Kisah panjang menangkap silhuet kasih berupa bayang

Di antara celoteh muram avicennia

Juga lambaian pantai yang terkikis angin

Pesisir sudah jauh merantau

Membawa gumpalan pasir di setiap perjalanan

Daratan memunah dengan cepat

Memusnahkan bakau yang kehilangan kesukuannya dalam sekejap

Jika setiap hari

Tanah dilahap halaman demi halaman

Jadilah setiap kali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun