Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bencana dan Bahagia di Ujung Pena

23 Agustus 2017   18:51 Diperbarui: 23 Agustus 2017   18:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jendela kaca itu terlihat buram

Menyembunyikan apapun yang ada di dalam

Rak dan lemari buku yang muram

Tak terjamah semenjak kata-kata menggantikan pedang tajam

Pikiran digiring bak kerbau yang patuh

Mengendap di lorong tak tersentuh

Keyakinan diri perlahan meruntuh

Hidup kemudian terletak di ujung pena paling berpengaruh

Apakah itu bencana? Tidak, jika dia adalah robot yang manja

Apakah itu bahagia? Tidak, jika dia adalah pemberontak kata

Apakah itu penjajahan? Tidak, jika dia penikmat diam

Apakah itu kebebasan? Tidak, jika dia pecinta malam

Jakarta, 23 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun