Ekor dinihari menepuk lelapku
Bangunlah, untuk apa kau habiskan waktu dengan berpejam mata
Sajadahmu hampir lapuk menunggu
Aku terjaga tergesa gesa
Tepukan pelan itu menyentuh sesuatu
Kesadaran yang lama terbelenggu
Oleh kata, iya tunggu dulu
Tetes air pertama sedingin salju
Melewati ujung mulut laksana paku
Mengagetkan jiwa yang beku
Semestinya kata tunggu aku coret dari daftarku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!