Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Makna Mimpi Menurut Primbon Bali

4 Maret 2017   20:46 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 27562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mimpi sarat dengan bahasa simbol, bahasa isyarat dan bahasa sandi (Ilustrasi Viva)

Mimpi sering dialami seseorang, layaknya aktivitas di dunia nyata pada saat sadar. Sebagaimana kedutan, mimpi sebenarnya bagian dari kerja indera keenam manusia, oleh karena itulah mimpi sering dialami oleh orang-orang yang memiliki kelahiran melik. Bisa juga dialami orang biasa namun jarang. 

Hal itu karena orang melik mimpinya tidak hanya menyangkut diri sendiri melainkan menjangkau keluarga besar terutama orang-orang yang disayanginya. Selain itu, orang melik suka diganggu manusia yang bisa; bisa ngeleak, bisa menjalankan ilmu hitam, dlsb. Di sisi lain orang melik disayangi leluhur maupun dewa, sehingga sering mimpi bertemu orang suci atau mimpi bertemu orang yang melambangkan dewa (jero dasaran, pemangku, sulinggih)

Bagi sebagian orang mimpi bisa membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau mengambil suatu keputusan, akan tetapi seringkali mimpi disalahartikan karena untuk menggali mimpi sangat rumit walau terlihat sepele. Bisa dikatakan memecahkan makna mimpi gampang-gampang susah. Umumnya orang menafsirkan mimpi dengan Primbon, terutama Primbon Jawa, namun acapkali kita menemui kebuntuan bahkan kita tidak berhasil memaknai mimpi, sebab mimpi kita tidak sesingkat apa yang disebutkan dalam primbon sehingga kita gagal menafsirkan mimpi. Selain itu, bahasa mimpi juga menyesuaikan dengan bahasa lokal sehingga mimpi yang serupa bisa memiliki makna berbeda bila orang yang mimpi sudah berbeda bahasa dan tradisi. Hal demikian menyebabkan makna mimpi menjadi multi tafsir. Tidak hanya itu, mimpi serupa oleh orang yang sama pun akan memiliki arti berbeda.

Kita bisa ambil contoh; mimpi membuat rumah pertanda buruk karena hal itu menandakan kita membuat rumah bagi sang roh di alam gaib sehingga perlu dibuatkan banten ngulapin maupun nebusin Sanghyang Atma (roh). Akan tetapi kalau mimpi mengatapi rumah pertanda baik, hal ini menandakan kita menutupi sesuatu yang buruk. Demikian juga bila kita mimpi melihat rumah rusak, hal ini menandakan Atma kita tidak lagi tinggal di alam gaib karena rumahnya sudah rusak. Orang yang mimpi melihat rumah rusak, bila sakit akan sembuh.

Contoh lain; bila mimpi membeli atau menggali ketela mentah pertanda buruk, dalam bahasa lokal ketela disebut sela sehingga dimaknai ala (buruk). Sedangkan bila mimpi membeli ketela yang sudah direbus, apalagi bila ketelanya dibakar (sela matunu), hal ini pertanda baik. Walau kita mendapat musibah atau sakit namun cepat normal karena diselamatkan oleh dewa; hal yang buruk dilenyapkan (dibakar). Kasus lain, mimpi kayu tumbang di tanah kita pertanda buruk. Kayu dimaknai ayu (baik) sehingga bila kayu tumbang berarti hal yang baik tumbang. 

Oleh karena itu bila mimpi membawa kayu ke rumah itu pertanda baik, membawa sesuatu yang baik ke rumah. Hal serupa dengan mimpi memancing ikan pertanda buruk, sebab dulu bila menangkap ikan itu menggunakan jala, jala diartikan ala (buruk). Oleh karena itu bila mimpi diberi ikan yang sudah matang pertanda baik, hal buruk akan dimatangkan. Walau kita tertimpa musibah namun kita akan baik-baik saja berkat pertolongan dewa.

Tidak hanya itu, dalam satu mimpi bisa bermakna buruk dan baik. Umpamanya; mimpi memetik nangka (nangka liling maupun nangka lodoh), sehabis memetik nangka, kemudian memetik pisang. Hal ini menandakan bahwa di keluarga kita akan ada yang meninggal atau sakit, sebab nangka dalam bahasa lokal dimaknai bangka (mati), namun karena diikuti memetik pisang maka itu pertanda baik. Dalam bahasa lokal pisang disebut biu diartikan ayu (baik) atau rahayu (selamat). Sehingga mimpi itu menggambarkan bahwa di keluarga kita akan kena musibah (sakit) namun karena suatu sebab bisa selamat, misalnya karena dibuatkan banten atau ritual.

Kasus lain; mimpi diserang ular, namun pada saat itu pula kita melihat orang lain yang hadir, biasanya orang yang menjadi tapakan dewa, jero dasaran, pemangku, bahkan sulinggih. Hal itu menandakan bahwa kita diserang orang lain dengan ilmu hitam namun kita tidak kenapa-kenapa berkat pertolongan dewa. Saya pernah mimpi berada di balai banjar yang tidak saya ketahui, di halaman balai banjar saya melihat seekor ular hendak menggigit saya. Lalu saya berlari dan memanjat tiang balai banjar. Ularnya hanya bisa berputar-putar di pangkal tiang. Lalu datanglah mejro Balian, tante saya, hanya duduk memandang ke arah lain. Lalu saya hendak turun dari tiang, tiba-tiba ularnya menyambar kaki saya. Akhirnya terbangun. 

Meski kena disambar ular namun saya tidak kenapa-kenapa berkat pertolongan dewi; ratu Ayu Gunung Sari, yang adalah dewi yang dipuja di pura merajan agung saya. Dalam kenyataan tante saya menjadi jero dasaran (tapakan dewa) Ratu Ayu Gunung Sari. Bila dewata menolong kita, beliau cukup hanya hadir dalam mimpi itu sudah menandakan pertolongan dari-Nya. Contoh lainnya, misalnya mimpi diserang mahluk gaib, lalu kita berdoa atau berjapa mantra, kemudian mahkluk gaibnya kabur. Hal ini menandakan dewa atau Tuhan yang dipuja dalam mantra itu menyelamatkan kita dari hal buruk.

Sebagai tambahan, dalam buku Agni Purana dijelaskan bahwa bila mimpi baik berturut-turut, kemudian mimpi buruk, maka mimpi buruklah yang terjadi. Barangkali akan berlaku sebaliknya, bila mimpi buruk berturut-turut, lalu terakhir mimpi baik, maka hal baiklah yang terjadi. Demikian pua apabila mimpi diawali dengan pertanda buruk, lalu diakhiri dengan pertanda baik maka hal itu hanya peringatan, sehingga petunjuk dalam mimpi perlu dilaksanakan untuk menghindari hal buruk. Hal ini pula menyebabkan seringkali mimpi kita tidak terbukti karena hanya peringatan. Akan tetapi apabila peringatan dalam mimpi tidak diindahkan maka akan mimpi buruk dan hal buruklah yang terjadi kemudian.

Mimpi atau ngipi dalam bahasa Bali kuno disebut 'Sempenahan'. Memang rumit apabila menggali mimpi berpedoman pada primbon namun sedikit tidaknya kita bisa mencari tahu arah mimpinya apakah pertanda baik (ayu) ataukah buruk (ala). Sehingga kita lebih mudah menterjemahkan maknanya. Kita mustahil bisa menterjemahkan mimpi sampai seratus persen, kita hanya bisa meraba-raba maknanya. Kita akan betul-betul tahu maknanya bila sudah menjadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun