Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rubber Seal Tabung LPG, Sepele tapi Menentukan Hidup Mati Konsumen

23 Mei 2020   22:30 Diperbarui: 24 Mei 2020   09:52 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rubber Seal (Segel Karet) Googlehttps://rpn.co.id/riset-pengembangan/riset-unggulan/ppk/2018/07/11/2362/

Dewasa ini hampir semua masyarakat dari kota sampai ke pelosok desa, sudah menggunakan LPG (liquified Petroleum gas, kurang lebih berarti: gas minyak bumi yang dicairkan) untuk urusan masak-memasak, baik untuk cafe, restoran, maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan kemudahan pengoperasiannya dan kebersihan alat-alat masak memasak yang digunakan, sebab memasak menggunakan gas nyaris tidak meninggalkan jelaga.

Meskipun pengoperasiannya mudah dan bersih bagi peralatan, tetapi resiko tabung gas meledak tetap harus menjadi kewaspadaan. Walaupun akhir-akhir ini sudah sangat jauh berkurang, bahkan belum tentu sebulan sekali ada berita tentang ledakan tabung gas ini.

 Masyarakat harus tetap waspada akan bahaya ledakan tabung gas ini, karena beberapa tahun yang lalu ledakan tabung gas adalah momok yang sangat menakutkan. Karena paling tidak akan menyebabkan luka bakar sampai kebakaran rumah dan atau kehilangan nyawa.

Pemicu dari ledakan ini adalah karena ada kebocoran gas yang di sebabkan oleh berbagai macam hal seperti regulator produk KW, hose yang tidak standar dan rubber seal (segel karet) murahan. Rubber seal ini memang bentuknya kecil dan sepertinya amat sepele, tetapi merupakan salah satu assesories yang menjadi penentu hidup matinya konsumen, karena kualitas rubber seal adalah penentu untuk antisipasi tabung gas agar tidak meledak.

Sewaktu pengisian LPG di depotnya, sebenarnya sudah disertakan dengan rubber seal ini, tetapi beberapa pemilik depot karena ingin menaikan margin keuntungan, maka ada yang nakal dengan menggunakan rubber seal yang berharga murah dan tidak ber-SNI. 

Sebenarnya rubber seal ini ada yang bermutu lebih bagus, yaitu yang sudah memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia) tadi dan konsumen bisa membelinya secara terpisah di supermarket maupun di Indomaret dan Alfamart serta toko-toko kelontong. 

Memang harganya agak tinggi sedikit jika dibandingkan rubber seal biasa, tetapi masih sangat terjangkau. Selisih harganya bisa mencapai 800 rupiah perbuah, murah memang jika hanya dilihat untuk satu buah saja. 

Tapi jika dikalikan 50.000 (baca: limapuluh ribu tabung), misalnya. Maka akan didapat selisih harga sebesar Rp. 40 juta. Lumayan, bukan? Sehingga itulah yang membuat pemilik depot masih ada yang nakal dengan tetap nekad menggunakan rubber seal yang berharga sangat murah. Meskipun banyak juga pemilik depot yang masih memikirkan keselamatan konsumennya.

Untuk menyikapi hal, maka konsumen janganlah terlalu berharap kepada rubber seal bawaan tabung gas, tetapi mereka sendirilah yang harus cerdas dan perduli akan keselamatan dirinya sendiri. Untuk memastikan apakah rubber seal gas itu berfungsi baik atau tidak, maka sewaktu memasang regulator, usahakan agar suasana agak sepi atau paling tidak minimalkan suara-suara berisik di sekitar tempat tabung gas. 

Ketika regulator sudah terpasang, dekatkan telinga ke arah regulator dan dengarkan apakah ada suara desisan atau tidak. Jika ada suara desisan, itu artinya rubber sealnya tidak berfungsi dengan baik. Segeralah ganti dengan yang ber-SNI.

Karena salah satu kunci agar gas tidak bocor adalah rubber seal yang berkualitas dan memenuhi standar SNI, maka lebih baik diganti rubber seal bawaan itu dengan yang ber-SNI, berapalah perbedaan harga rubber seal yang ber-SNI yang lebih mahal sedikit itu dibandingkan keselamatan jiwa kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun