Mohon tunggu...
Muhammad Bayu Pratama
Muhammad Bayu Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa ITB

Pembelajar yang mencoba menyampaikan pandangannya terkati permasalahan yang ada di sekitarnya Terlibat dalam Pers Mahasiswa ITB dan Kader Surau ITB

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Little Prince - Realita Raja-Raja Kecil Penguasa Dunia

3 Maret 2017   14:23 Diperbarui: 3 Maret 2017   14:41 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://odradeka.blogspot.co.id

Grown-ups really are very, very odd...” – Pangeran Kecil (hlm. 51)

Men have no more time to understand anything” – Sang Rubah (hlm. 78)

Masa kecil merupakan masa yang paling menyenangkan bagi imajinasi manusia. Terbatasnya pengenalan manusia terhadap dunia dan batasan-batasannya justru membebaskan, bahkan mendorong imajinasi tadi untuk meliar, menjelajah, dan menelurkan banyak tanda tanya atas kehidupan dan dunia hingga ia menemukan batas-batas terjauhnya (Lagipula, di manakah batas-batas imajinasi berada? Saya yakin penjelajah paling liar pun belum dapat mencapainya). Keadaan nyaris tanpa batas ini kemudian menghilang ketika seseorang mulai menginjak masa dewasa. Kenyataan hidup dan angka-angka hasil kalkulasi yang tersistematis atas realita tadi seolah menjadi batas-batas baru pengembaraan si kecil imajinasi. Tanggung jawab, peraturan, hingga norma-norma tidak tertulis yang bahkan terasa tidak masuk akal datang satu paket bersama dengan dicapainya kedewasaan itu. Hidup menjadi lebih sulit dan membosankan untuk dijalani.

Sepertinya hal di atas, ingin digambarkan oleh Antoine de Saint-Exupery dalam novel mini The Little Prince atau disebut Le Petit Prince dalam bahasa aslinya (Perancis). Kisah penuh alegori yang ditulis dengan gaya cerita anak ini rupanya mengandung poin-poin bernas mengenai kehidupan dan absurditas “dunia orang dewasa”. Gaya penulisan seperti ini sepertinya muncul dari pengalaman Saint-Exupery mengerjakan buku untuk anak-anak saat tinggal di Amerika Serikat. Pada titik ini, The Little Prince seperti berusaha menantang prinsip-prinsip “dunia orang dewasa” seperti konformitas dan positivisme di hadapan keluguan anak-anak yang diam-diam menelanjangi dengan berbagai ‘apa’ dan ‘mengapa’.

Narasi dibuka dengan cerita masa kecil Sang Narator yang menggambar ular boa yang memangsa seekor gajah tampak luar dan dalam. Sayangnya orang-orang dewasa yang melihat gambar itu gagal memahaminya sebagai sebuah topi dan lebih menganjurkan Narator mempelajari hal-hal yang lebih penting seperti geografi, sejarah, aritmatika, dan tata bahasa daripada mempersoalkan ular boa yang baru saja memangsa gajah. Singkatnya, Sang Narator pada akhirnya menjadi seorang pilot yang melanglangbuana dan sibuk dengan urusan orang dewasa.

Cerita mulai sedikit dipelintir saat pesawat yang dikendarai Narator terjatuh di Gurun Sahara. Di tengah kesendirian, kehausan, dan keputusasaan memperbaiki pesawat, ia bertemu seorang bocah laki-laki berambut keemasan yang memintanya menggambar seekor biri-biri. Dikuasai kebingungan atas keadaan aneh itu, Sang Narator akhirnya menggambar biri-biri walau beberapa kali mengalami penolakan hingga akhirnya ia menggambar sebuah kotak dan dikatakannya, “The sheep you asked for is inside” (hlm. 15). Di luar dugaan, si bocah sumringah dan menerima gambar itu.

Bocah tadi akhirnya memperkenalkan diri sebagai seorang pangeran yang berasal dari asteroid kecil B-612 dan tinggal seorang diri di sana. Bahkan pada bagian perkenalan tokoh Pangeran Kecil dapat ditemui sindiran terhadap peliknya “dunia orang dewasa”, mulai dari betapa sukanya orang dewasa menggunakan angka hingga fakta bahwa astronom Turki yang menemukan asteroid itu harus menyampaikan temuannya dibalut setelan “Barat” agar kata-katanya dapat dipercaya orang banyak.

Percakapan selanjutnya antara Narator dan Pangeran Kecil membawa Pembaca masuk ke dalam dunia Si Pangeran Kecil. Pengembaraan Si Pangeran dari asteroid kecilnya (yang digambarkan memiliki tiga gunung berapi dan sangat kecil sehingga seseorang dapat melihat matahari terbenam empatpuluh-empat kali sehari – tunggu, seberapa lamakah sehari di sana?) ternyata dimulai dari kegalauan Si Pangeran dalam hubungan cintanya dengan sekuntum mawar. “Flowers are so inconsistent! But I was too young to know how to love her.” (hlm. 38), ujarnya. Dalam pengembaraannya, Si Pangeran berkunjung ke enam asteroid tetangganya. 

Di masing-masing asteroid ia berjumpa dengan seorang raja “penguasa” alam semesta, seorang gila hormat yang senang apabila dipuji, seorang pemabuk, seorang pebisnis yang selalu sibuk menghitung bintang – aset-asetnya, seorang tukang pasang lentera, dan seorang ahli ilmu bumi. Masing-masing pertemuan tadi menggambarkan absurditas orang dewasa yang umum kita jumpai sehari-hari, mulai dari sindrom kekuasaan dan kepemilikan sampai alkoholisme, dan membuat Si Pangeran terheran dan berpikir betapa anehnya orang dewasa.

Singkat cerita, sang ahli ilmu bumi menyarankan Si Pangeran melanjutkan petualangan ke bumi. Sesampainya di bumi, perjalanan panjang menanti. Selama setahun, Si Pangeran berkeliling dunia dan bertemu dengan banyak hal. Ia bertemu dengan seekor ular – yang berjanji membantunya kembali ke asteroid rumahnya, sekuntum bunga – yang menyatakan bahwa manusia “...have no roots which makes their life rather trying” (hlm.71), sekumpulan mawar – yang membuatnya meragukan cintanya pada bunga mawar di rumah, seekor rubah – yang mengajarkan padanya arti persahabatan dan mengembalikan keyakinannya akan cinta, gunung-gunung yang jauh lebih tinggi daripada ketiga gunung berapinya di rumah, hingga akhirnya dengan seorang penerbang yang terjatuh di tengah Gurun Sahara – Sang Narator. Cerita pun kembali ke masa saat kedua insan ini kehausan di tengah gurun yang kering.

Dalam dunia modern (setidaknya bagi orang dewasa), ketidakpastian dan konsekuensi yang berdampak pada kegemaran pemastian dengan berbagai standar termasuk norma dan angka-angka merupakan keniscayaan. Sebuah hal yang tergambar saat Si Pangeran kebingungan melihat benda yang ternyata sebuah pesawat, dan Sang Narator hanya berpikir “I shall not draw my aeroplane; that would be far too complicated for me” (hlm. 17). Apakah Sang Narator berpikir harus menyajikan gambar teknik ruwet untuk menjelaskan pesawat yang ia naiki? Bisa jadi. Namun pertemuan singkatnya dengan Si Pangeran Kecil seolah menjadi pengingat bahwa ada banyak hal yang acap luput dari pengamatan orang dewasa, bisa jadi karena kurang teliti atau tenggelam dalam absurditas kehidupan sehari-hari, yang ternyata jauh lebih penting. Sebut saja kesetiaan, persahabatan, hingga makna di balik perpisahan. Pada akhirnya, Si Pangeran Kecil mengingatkan Narator, juga kita, bahwa perpisahan, seperti juga apapun, mengandung makna yang hanya dapat dilihat oleh mata hati. Seperti apakah makna yang dimaksud? Mungkin tidak ada jawaban yang pasti. Di mata saya, bintang di langit bisa saja memiliki makna yang berbeda dibandingkan dengan di mata Anda. Namun itulah imajinasi, membuat hidup kita lebih berwarna dengan berjuta pertanyaan dan kemungkinan.

Karier Antoine de Saint-Exupery di bidang penerbangan mulai dari penerbang pos sampai menjadi pilot Angkatan Udara Perancis memberikan latar dasar yang kuat dalam kisah ini. Penggambaran Narator-Pilot yang terdampar di Gurun Sahara merupakan gambaran pengalaman pribadi Saint-Exupery di tahun 1939. Di samping itu, laman Wikipedia dari buku ini menyatakan bahwa buku ini adalah “...an allegory of Saint-Exupéry's own life—his search for childhood certainties and interior peace, his mysticism, his belief in human courage and brotherhood, and his deep love for his wife Consuelo but also an allusion to the tortured nature of their relationship” – sebuah alegori kehidupan pribadi Saint-Exupery. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun