Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mihrab Masjid Kuno Ini Berbentuk Tandon

22 Februari 2015   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_398593" align="aligncenter" width="480" caption="Menara dan mihrab Masjid Peneleh Surabaya"][/caption]

Sunan Ampel dikenal sebagai salah satu Wali Sembilan (Wali Songo) yang pernah mengenalkan dan menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Beliau memiliki nama lain Raden Rahmat. Menurut catatan sejarah sang sunan ini masih keponakan Putri Campa yang menjadi permaisuri Prabu Brawijaya VI dari Kerajaan Majapahit.

Setelah mendirikan Masjid Rahmat di kawasan Kembang Kuning Surabaya, beliau kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Peneleh Surabaya.

Peneleh sebenarnya juga merupakan kawasan kuno yang sudah ada sejak jaman Kerajaan Singosari. Peneleh berasal dari kata Pangeran Panilih (pilihan) yang menjadi putra Raja Wisnuwardhana.

Di Peneleh inilah Sunan Ampel bersama santrinya mendirikan musholah yang kelak menjadi Masjid Peneleh yang cukup megah itu.

[caption id="attachment_398594" align="aligncenter" width="400" caption="Pintu dan jendela yang antik khas arsitektur Belanda"]

14245868761427864204
14245868761427864204
[/caption]

Saya mengunjungi masjid ini pada pertengahan Ramadhan 2014 yang lalu. Untuk sampai ke masjid ini Anda bisa melewati Peneleh gang VI atau VII. Masjid Peneleh dibangun Sunan Ampel pada sekitar tahun 1400 an. Pada tahun 1800 an masjid ini mengalami renovasi oleh Pemerintah Belanda. Gaya arsitekturnya mirip dengan Gedung Negara Grahadi yang ada di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.

Siang itu saya menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah Sholat Dhuhur di masjid ini. Suasana di sekitar masjid tampak lengang mungkin karena masuk bulan puasa. Meski dikenal sebagai masjid kuno warisan Sunan Ampel, anehnya pengelolah masjid tidak mencantumkan keterangan yang jelas tentang sejarah masjid ini.

Bahkan papan nama masjid yang bisa dengan mudah dikenali masyarakat atau pengunjung dari daerah lain juga belum dibangun.

[caption id="attachment_398595" align="aligncenter" width="400" caption="Ruangan dan tiang-tiang penyangga dalam Masjid Peneleh Surabaya"]

1424587088236977062
1424587088236977062
[/caption]

Beberapa warga yang sempat saya mintai keterangan mengenai masjid ini juga mengaku tak banyak tahu tentang sejarah masjid ini. Mereka hanya tahu kalau masjid ini masjid lama warisan Sunan Ampel. Yang unik dari masjid ini selain gaya arsitekturnya adalah tempat imam berdiri (mihrab) bagian luarnya  dirancang mirip tandon air.

Kharisma dan kekunoan masjid ini masih tampak jelas. Tiang-tiang penyangga dalam ruangan masjid tetap dipertahankan sejak dibangun Sunan Ampel hingga kini. Pintu-pintu dan jendela masjid terlihat berukuran besar dan antik khas sentuhan gaya arsitektur Belanda.

[caption id="attachment_398596" align="aligncenter" width="300" caption="Masuk gang ini untuk menuju Masjid Peneleh itu"]

1424587352190199964
1424587352190199964
[/caption]

Sayangnya kebanyakan masyarakat hanya mengetahui kalau warisan Sunan Ampel itu hanya Masjid Agung Ampel yang ada di kawasan Kampung Ampel Surabaya dan Masjid Rahmat di Jalan Chairil Anwar, Kembang Kuning Surabaya. Padahal Masjid Peneleh ini juga warisan Sunan Ampel yang sangat bersejarah dan patut juga dikunjungi saat berwisata religi ke Surabaya.

[caption id="attachment_398597" align="aligncenter" width="400" caption="Tempat imam memimpin sholat (mihrab)"]

1424587558577848810
1424587558577848810
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun