[caption id="attachment_254695" align="aligncenter" width="428" caption="Meski terbuat dari batu bata merah, Candi Bajang Ratu tetap memperlihatkan pesonanya"][/caption]
Gapura Bajang Ratu terletak di desa Temon. Menurut penjelasan juru kunci yang kami temui. Ada pendapat yang menarik mengenai bangunan candi ini. Bajang Ratu berasal dari Bahasa Jawa. “Bajang” berarti tidak jadi atau kerdil. Sedangkan “Ratu” berarti raja. Pendapat ini dikaitkan dengan masa pemerintahan Raja Jayanegara yang relatif singkat karena timbulnya banyak pemberontakan di dalam negeri Majapahit.
Bahkan Jayanegara yang punya nama lain Kalagemet itu tewas ditangan tabibnya sendiri. Tabib Tanca namanya. Menurut ahli purbakala dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan pintu gerbang berbentuk “paduraksa” yaitu gapura yang memiliki atap.
Candi ini terbuat dari batu bata, kecuali ambang atas pintu dan tangga masuk terbuat dari batu gunung (andesit). Candi ini memiliki sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Pada kaki candi terdapat hiasan panil yang menggambarkan cerita “Sri Tanjung”.
Di bagian atas tubuh candi terdapat ambang pintu yang di atasnya terdapat hiasan kala dengan ornamen sulur-suluran. Sedangkan bagian atas atau atap candi bentuknya bertingkat-tingkat dengan puncaknya berbentu persegi. Pada atap candi terdapat ornamen kepala kala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda dan relief bermata satu.
Pada sayap kanan terdapat dinding berbentuk panil sempit dengan relief cerita Ramayana yang digambarkan dengan perkelahian raksasa melawan kera. Sayap kiri ada ornamen berupa binatang bertelinga panjang.
Para ahli purbakala mengatakan bahwa Gapura Bajang Ratu merupakan pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk mengenang Prabu Jayanegara yang dalam kitab Negarakertagamadisebut kembali ke dunia Wisnu tahun1328 Saka. Berdasarkan relief binatang bertelinga panjang dan relief naga diperkirakan Candi Bajangratu berasal dari abad 13 – 14.
dibangun gapura ini belum pernah dipugar, kecuali usaha-usaha konsolidasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Pada tahun 1989, Gapura Bajangratu mulai dipugar dan selesai tahun 1992. Dari kejauhan Candi Bajangratu tampak menawan dipadu pepohonan dan taman bunga yang tertata dan terawat apik semakin menambah pesona candi yang lebih mirip gapura ini.