[caption id="attachment_263638" align="aligncenter" width="450" caption="Candi Sumur tinggal separuh"][/caption]
Kekunoan demi kunoan coba kami telusuri. Anda atau traveler lainnya yang berkesempatan mengunjungi kota “udang” Sidoarjo. Ketika berwisata di Danau Lapindo coba sempatkan mampir ke Desa Candi Pari Wetan.
Di desa itu terdapat sebuah bangunan candi kuno yang diduga kuat mempunyai hubungan dekat dengan kerajaan besar Majapahit di Trowulan, Mojokerto.
DariKota Surabaya setelah berjalan melewati Danau Lapindo-Porong, kira-kira sejauh satu kilometer dari danau Anda akan menemukan pertigaan Kota Porong. Kalau berjalan terus menuju Kota Malang.
Pilih jalan yang menuju ke arah Krembung-Sidoarjo. Desa Candi Pari Wetan dari pertigaan tadi kira-kira berjarak dua kilometer. Ada banyak angkutan umum menuju Desa Candi Pari Wetan dari pertigaan Kota Porong.
[caption id="attachment_263640" align="aligncenter" width="450" caption="Jalan dan panorama menuju Desa Candi Pari Wetan"]
Memasuki kawasan Desa Candi Pari Wetan, kita akan menyaksikan pepohonan besar di kiri-kanan jalan. Mata kita akan dimanjakan dengan panorama persawahan warga yang luas nan menguning. Di pertigaan jalan menuju Desa Candi Pari dan Desa Pamotan ada warung kecil penjual bakso dan es kelapa muda.
Kami beristirahat sejenak di warung itu. Es kelapa muda menemani istirahat kami siang itu. Setelah rasa capek hilang kami menelusuri kembali lokasi Candi Pari dan Candi Sumur. Kedua candi ini letaknya berdekatan. Candi Sumur berada kira-kira 100 meter arah barat Candi Pari.
Ketika memasuki halaman Candi Sumur, seorang lelaki setengah baya menghampiri kami. Lelaki itu ternyata juru pelihara Candi Sumur. Memperhatikan kondisi badannya yang memprihatinkan itu kami menjadi iba. Menurut keterangan orang-orang yang ada di warung dekat lokasi candi, Bapak juru pelihara Candi Sumur dulunya terserang penyakit “stroke”. Sehingga sebagian badannya lumpuh dan tidak bisa bicara. Bapak ini semasa sehatnya dulu berjasa sekali dalam proses renovasi Candi Sumur.
[caption id="attachment_263641" align="aligncenter" width="250" caption="Candi Sumur punya kisah yang unik"]
[caption id="attachment_263643" align="aligncenter" width="250" caption="Kerangka balok cor yang menopang dinding candi dari reruntuhan"]
[caption id="attachment_263645" align="aligncenter" width="250" caption="Pengunjung melihat sumur kuno dalam candi"]
[caption id="attachment_263646" align="aligncenter" width="450" caption="Candi Pari di Desa Candi Pari Wetan"]
[caption id="attachment_263648" align="aligncenter" width="250" caption="Candi Pari Porong-Sidoarjo"]
[caption id="attachment_263650" align="aligncenter" width="450" caption="Taman bunga menambah pesona candi ini"]
[caption id="attachment_263651" align="aligncenter" width="450" caption="Keadaan dalam bilik Candi Pari, ada arca tanpa kepala"]
Ada kisah unik yang menjadi cerita rakyat setempat tentang kedua candi ini.Cerita rakyat berawal ketikasang raja Majapahit ( Prabu Brawijaya) mengutus sang patih untuk memanggil Joko Pandelegan beserta istrinya agar tinggal di istana Majapahit dengan maksud akan dinaikkan pangkat dan derajatnya .
[caption id="attachment_263653" align="aligncenter" width="450" caption="Cungkup dalam Candi Pari"]
Dan apabila mereka tidak bersedia supaya dipaksa tanpa menimbukan cidera pada badannya bahkan jangan sampai menyebabkan kerusakkan pada pakaiannnya.
Sebelum perintah itu di sampaikan kepada mereka, ternyata Joko Pandelegan punya firasat akan mendapatkan panggilan dari istana Majapahit akan tetapi panggilan tersebut tidak dihiraukannya. Hal itu sudah dipertimbangkan bersama istrinya, Nyai Loro Walang Angin.