Pertambahan populasi penduduk yang semakin meledak dalam beberapa dekade terakhir, membawa konsekuensi persaingan hidup semakin ketat dan keras. Jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja, membuat pengangguran di mana-mana.Â
Sementara lapangan kerja informal yang sejatinya mampu menampung banyak tenaga kerja seperti menjadi sektor pertanian, kurang diminati para pencarai kerja dari kalangan muda.
Untuk berwirausaha sebagai entrepeneur, para pencari kerja juga sering beralasan tidak ada modal dan minim skill. Padahal menjadi seorang entrepreneur mestinya jadi pilihan 'merdeka' generasi milenial, karena seorang entrepreneur adalah 'boss' bagi dirinya sendiri, bahkan bagi orang lain, bisa mengatur usaha sendiri, tanpa harus disuruh-suruh atau diperintah orang lain..
Banyaknya usaha besar di bidang retail, pabrik maupun jasa kontruksi yang belakangan banyak yang 'gulung tikar' akibat berbagai hal, semakin membuat angka pengangguran semakin 'meroket'.
Kondisi iklim makro yang semakin terpuruk, seakan menjadi 'pelengkap penderita' masalah tenaga kerja yang sampai saat ini seolah belum menemukan solusi.
Ratusan ribu atau bahkan jutaan lulusan perguruan tinggi, saat ini hanya bisa 'bermimpi' untuk memperoleh kesempatan kerja untuk jaminan masa depan mereka. Tapi itu tidak mudah mudah, karena lapangan kerja memang semakin sempit, ditambah konon tenaga kerja asing juga berebut peluang kerja di negeri kita.
Menjadi ASN jadi impian.
Salah satu sektor yang kemudian menjadi tumpuan harapan para pencari kerja adalah sektor birokrasi, karena sektor ini dianggap bisa menjadi solusi bagi banyaknya 'pengangguran intelek' yang selama ini telah mengorbankan tenaga, pikiran dan tentu saja dana untuk meraih selembar ijazah dan sebuah gelar.Â
Sayangnya selama empat tahun terkahir, lowongan pengangkatan pegawai negeri sipil atau yang sekarang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengisi formasi di sektor birokrasi, nyaris tertutup rapat.
Entah karena faktor politis atau pertimbangan lainnya, baru pada tahun 2018 kemarin, 'kran' itu kembali dibuka oleh pemerintah. Tak ayal lagi, para lulusan sekolah maupun perguruan tinggi  dari tahun 2014 sampai 2018 dan lulusan-lulusan sebelumnya, begitu antusias menyambut 'angin surga' tersebut. Jutaan pelamarpun sibuk melengkapi persyaratan untuk mengadu nasib meraih formasi yang tersedia.Â