Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta berbicara tentang Presiden yang mencukupkan masa jabatan. Hal itu dikemukakan pada saat membuka Musyawarah Besar Bamus Betawi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, (Jum'at 1/9/2018).
Detiknews,31/08/2018 memberitakan, pada kesempatan tersebut Anies Baswedan menyinggung kebesaran hati presiden di masa lalu untuk mundur dari masa jabatannya demi kebaikan bersama.
"Kebesaran hati pemimpin Indonesia itu harus dicontoh semua pihak," kata Anies.
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu memberi contoh tentang Bung Karno. Dikatakannya, di masa krisis lihat Bung Karno tahun 1966.
"Kalau Bung Karno bilang kepada para pengikutnya, 'Saya akan teruskan jadi presiden'. Apa yang terjadi? Pecah Republik ini," ujarnya.
Menurut Anies, hal itu juga diikuti presiden lainnya, seperti Presiden Soeharto dan Presiden Habibie. Mereka dinilai menjadi contoh matangnya demokrasi di Indonesia, imbuh Anies.
Cucu tokoh nasional A.R Baswedan itu menyatakan pada pencalonan presiden namanya ada keserempet-keserempet .
"Tapi bismillah saya sudah komit, saya akan tunaikan tugas ini", ujarnya.
Mantan Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Jusuf Kalla itu juga menambahkan alasannya tidak maju pada pilpres.
"Saya tidak tahu akan menjawab apa pada Ibu -Ibu mendoakan yang pada malam hari mendoakan. Saya tidak bisa menjawab anak saya nanti. 'Abah kenapa tinggalkan Jakarta?'," katanya.
Dari sambutan Gubernur DKI itu tidak salah kalau muncul kesan bahwa dia mengingatkan ada masanya seorang presiden harus mencukupkan masa jabatannya apabila dianggap perpanjangan masa jabatan itu membuat republik ini pecah.
