Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... w -

Man Suparman . Email : mansuparman1959@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jaja Si Duit Ijo

16 Juni 2017   09:50 Diperbarui: 16 Juni 2017   10:12 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BEBERAPA batang pohon kayu Ki Sapi yang telah kutebang dibiarkan tergeletak di belakang rumah, karena kesulitan mencari tukang nampol suluh  (membilah kayu bakar). Maklum,sedang musim turun ke sawah, warga kampung yang biasa kuli membilah kayu bakar, sibuk kuli menggarap sawah.

Pada saat kesulitan mencari pembilah kayu, tiba-tiba datang seseorang yang mengaku bernama Jaja, menawarkan jasa untuk memecah kayu bakar. Tetapi, aku merasa ragu akan kemampuannya, karena gerak-geriknya sangat mencurigakan. Bicaranya agak gagap.Kadang-kadang tertawa cengengesan,"Jangan-jangan orang ini, kurang waras..."pikirku.

 "Jadi namamu Jaja ?"

 "Iyah, saya sudah bilang 'kan,nama saya Jaja,"

 "Ya, ya...asalmu dari mana ?"

 "Dari Kampung Singadita, kok bapak ini banyak tanya, kalau tidak percaya silakan selidiki ke Kampung Singadita, nama saya sangat populer seperti bintang film," ujar Jaja yang perawakannya kecil dan pendek itu.

 "Saya perlu tahu, kamu kan orang yang baru saya kenal,"

 "Oh jadi bapak menyelidik saya?"

 "Maksudku bukan itu,  tapi'kan perlu tahu siapa kamu sebenarnya ?"

 "Pokoknya jangan macam-macam yah, batangan kayu milik bapak akan saya bilah semuanya. Pokoknya bapak tahu beres. Oke ...?" seraya menatapku lalu ia mengeluarkan sebilah kapak alat membilah kayu bakar dari balik celananya.

 Wah, gawat. Pikirku. Orang ini pakai mengancam segala dan bicaranya belagu, oke oke segala. Ya, dari pada memikirkan tentang dia dengan sikapnya yang aneh-aneh, dan aku tidak mau berdebat, akhirnya ia kupersilahkan untuk membilah kayu untuk dijadikan kayu bakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun