Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memaknai Lebaran dalam Negara ber-Bhineka

25 Juni 2017   05:28 Diperbarui: 25 Juni 2017   10:02 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan  salah satu hari Raya Umat Islam, sangat identik dengan tradisi mudik, halal bihalal,kegembiraan suka cita yang diwarnai  berbagai tradisi unik  mulai dari hidangan kuliner khas  lebaran , makanan, kue lebaran  sambil menjalankan  kebaian muamalah sesama  manusia ,saling memaafkan sesama  yang mentradisi   dll.

Banyak yang mengartikan Idul Fitri sebagai puncak dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan.Sementara secara hakikat  Idul Fitri sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa.

Lebih jauh  secara etimologi  Lebaran  atau Idul Fitri berarti Hari Raya Kesucian atau bisa juga diartikan sebagai Hari Kemenangan umat Islam. Dalam kontek apa kemenangan  yang dimaksud ialah Kemenangan disini adalah kemenangan dalam menggapai kesucian  ,kemenangan pertarungan  perjuangan melawan  musuh  sejati berupa  hawa nafsu pribadi yang  sering menguasai diri manusia.

Menurut Rasulullah ,tidak ada perang paling hebat  selain  pertempuran  atau perang melawan hawa nafsu pribadi. Nah selama satu bulan  puasa Romadhon ini adalah candra dimuka  pergulatan batin yang paling seru bagi seorang muslim  untuk menaklukkan hawa nafsunya sendiri  untuk menjadi seorang  muttaqin  atau bertaqwa . Bentuk kemenangan  dari pertempuran ini  seorang hamba manusia  akan seperti dilahirkan kembali atau fitrah ,sebagai seorang hamba  yang suci.  Perayaan Idul Fitri  adalah  perwujudan dari kembali kepada keadaan fitrah atau Fitri dari seorang insan yang bertaqwa yang terbebas dari sikap syathoni .

Dari sekian  banyak fenomena  Idul Fitri  ada satu pesan  yang paling hakiki adalah pesan ukhuwah, yakni pesan-pesan persaudaraan. Dengan sesama umat Islam kita diwajibkan untuk menjalin  keeratan  , persaudaraan yang kuat oleh karena sesungguhnya setiap orang yang beriman adalah bersaudara. Sebagai saudara maka umat Islam harus saling tolong menolong ,bantu membantu dalam kebaikan dan kebajikan. Maknanya ,berarti  demikian juga terhadap orang-orang lain yang berbeda suku, agama, dan golongan, umat Islam juga diperintahkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Dengan meminimalisir  perbedaan,  sebaliknya mencari banyak  format kesamaan  hubungan muamalah  manusia   supaya terjadinya keharmonisan.

Menurut Ustadz Ali Masykur dalam kajian kitab Ad Difa' 'anil yang menyatakan, Agama Islam akan sempurna dan kuat dengan adanya perkumpulan (jamaah) yang menjalin persatuan antar sesama bangsa dan negara. Kita hidup di negara Indonesia yang mayoritas bergama Islam namun di dalamnya juga hidup berbagai agama lain. Walaupun begitu, kita harus saling menghargai antarumat beragama dan tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz Ali Masykur dalam kajian kitab Ad Difa' 'anil Wathon di PP Al-Misykah yang didirikan oleh Kiai Asnawi Lathif Al Hafidz di Selo Tawangharjo Grobogan, Senin (29/5) ,suaraislam.com

Ustadz Ali Masykur menjelaskan, bahwa kita sebagai umat Islam yang hidup di negara yang banyak akan suku, budaya, ras, dan agama haruslah menjaga kebinekaan Indonesia agar tetap utuh.

Menurut  Presiden ke-39 Amerika Serikat, Jimmy Carter Perbedaan membuat Kita tidak mudah pecah, justru kita akan terlihat sebagai mosaik yang indah. Orang-orang dengan sifat yang berbeda, yang punya kepercayaan masing-masing, beragam keinginan, berbagai harapan serta cita-cita yang unik. Maknanya  hakihatnya perbedaan  atas kebinekaan  adalah fitrah yang nyata.

Lalu apa follow Upnya yang  bisa kita lakukan?  Tentu   antara lain dengan cara menanamkan pada diri, anak, keluarga, lingkungan kita dan dan generasi muda bahwa agama Islam khususnya adalah agama persatuan yang bervisikan perdamaian dan kerahmatan. Seperti dicontohkan lebah ,memberi kita madu,bergotong royong bersatu ,setiap langkahnya tidak merusak dahanpun.

Selain itu kita juga selalu mengingatkan bahwa Indonesia terbentuk dari berbagai perbedaan namun tetap dalam persatuan Bhineka Tunggal Ika, serta tanamkan pada diri mereka agar senantiasa bertoleransi terhadap perbedaan, jangan memaksakan kehendaknya yang belum tentu kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun