Melihat duniamu lewat celah pengharapan. Duniamu mempertontonkan kelelahan yang juga berlatar pengharapan. Seperti halnya celah yang ku punyai untuk mengintipmu.
Pengharapan yang tak pernah putus dari rangkaian rapal-merapal yang mulanya adalah sebab. Karena sebab itulah yang mengakibatkanmu seperti sekarang : bermimpi dan berlelah-peluh.
Meskipun begitu tetap saja hidup bukan lintasan balap. Dengan begitu mudah bisa diketahui awal dan akhirnya di hamparan jalan aspal. Tidak kamu begitupun aku. Pastilah berbekal sabar meski hanya seujung lidah berbuih.
:sanam myeon, sekitar mei 2012
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!