Mohon tunggu...
Popy Indriana
Popy Indriana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Talkative outside, an introvert inside.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Dan Kanker Payudara

16 Oktober 2014   22:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:45 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuliskan judul diatas, bukanlah hal mudah bagi saya. Dua tahun lalu saya pernah menuliskan pengalaman melakukan deteksi dini pada payudara di Kompasiana. Mengapa saya ingin ikut berbagi disini? Saya mempunyai benjolan padat (tumor) di kedua bagian payudara. Memang masih jinak, tidak menunjukkan keganasan. Dan selama dua tahun terakhir ini saya masih rutin menjalani USG Mamae setiap enam bulan sekali. Itu berarti, saya punya resiko lebih besar untuk menderita Kanker Payudara :) Berbagi disini lebih karena saya ingin mengajak semua wanita untuk lebih siaga (aware ), dan bukan menjadi phobia, ketakutan berlebihan tetapi tidak bergerak sama sekali untuk melakukan pencegahan. Berbagi disini juga memompa keberanian saya untuk terus mengatakan bahwa saya siap. Saya siap menjadi wanita yang peduli dengan salah satu organ vital saya, dan siap melawan kanker payudara. [caption id="" align="aligncenter" width="259" caption="thehoneycombers.com"][/caption] Penting sekali untuk mengetahui lebih banyak fakta dengan tidak hanya sekedar membaca. Melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi langsung dengan dokter akan lebih membangun pemahaman yang berbeda. Pesan yang diterimapun menjadi lebih baik. Banyak teman-teman yang menanyakan, mengapa tiba-tiba saya berinisiatif melakukan USG Mamae? Apakah karena saya merasa ada keluhan sebelumnya. Saya menjawab TIDAK!. Saya memang tidak merasakan keluhan apa-apa. Seperti dugaan banyak orang, yang merasa nyeri, atau melakukan SADARI dan menemukan benjolan. Inisiatif yang menggerakkan saya adalah sebuah pertanyaan yang belum bisa saya jawab. Apakah saya ini benar-benar sehat? Ataukah hanya merasa sehat. Untuk memastikan kita sehat, tidak ada jalan lain selain melakukan pengecekan secara akurat bukan sekedar mengandalkan perasaan karena tidak ada keluhan. Bagi saya, orang yang perlu dikasihani bukanlah para survivor kanker payudara, melainkan orang yang tidak pernah memeriksakan diri tetapi merasa yakin dirinya sehat. Alasan lain mengapa saya melakukan pemeriksaan, karena waktu itu melihat promo mamografi di sebuah Rumah Sakit  Swasta. Jadi tiba-tiba dalam perjalanan menuju kantor, saya menyuruh suami untuk berbelok ke Rumah Sakit  tersebut. Berarti penting, bahwa kampanye pencegahan dini kanker payudara melalui promo yang menarik yang bisa mendorong seseorang bergerak :) Ternyata, tidak sesederhana itu ketika kita berkeinginan untuk melakukan deteksi terhadap payudara, dan langsung memutuskan untuk melakukan mamografi :) Mamografi adalah pendeteksian kanker payudara dengan proses menekan (pressing) dan menggunakan sinar radiasi (sinar X). Jadi tujuan mamografi untuk mengetahui secara langsung jenis tumornya, dan cara ini bisa merusak kelenjar payudara. Mamografi hanya dilakukan untuk wanita yang sudah berusia diatas 40 tahun dan atau yang mempunyai riwayat kanker payudara di keluarga. Saran dokter Onkologi yang menangani saya waktu itu adalah melakukan USG Mamae. USG Mamae harus dilakukan tidak melebihi tujuh hari dari menstruasi terakhir. Karena untuk keakuratan, pemeriksaan USG harus dilakukan ketika kelenjar payudara masih lunak. Kondisi ini terpenuhi ketika berakhirnya periode menstruasi sampai tujuh hari ke depan. Pengalaman lain yang tak kalah penting, ketika saya divonis mempunyai benjolan padat (tumor), saya tidak langsung melakukan operasi pengangkatan.Saya melakukan second opinion. Bukan dengan pengobatan herbal atau alternatif yang jamak dilakukan orang. Bagi saya, jika sudah sakit, pengobatan secara medis jauh lebih masuk akal. Tetapi saya berkonsultasi dengan dokter Onkologi dr. Soni Panigoro. Bagi saya beliau adalah dokter yang masih menjunjung tinggi profesinya tanpa dikotori oleh komersialisme :) Beliaulah yang justru tidak menyarankan saya buru-buru melakukan operasi. Ukuran dibawah 20mm dan tidak menunjukkan tanda-tanda keganasan adalah lebih faktor hormonal, selain juga bisa dipicu karena stress dan pola makan yang tidak sehat. Jika karena faktor hormonal, bukan tidak mungkin setelah melakukan operasi pengangkatan, akan tetap muncul benjolan-benjolan baru. Jadi selama tidak ganas, benjolan berisi air (kista), tidak diperlukan tindakan yang agresif dengan operasi. Hal lain yang saya lakukan untuk pengobatan adalah merombak pemikiran tentang pola makan. Ya, saya sekarang lebih paham tentang pola makan yang sehat bukan sekedar apa yang kita makan, tetapi mencakup kapan waktu makan, dan kombinasi makanannya. Food Combiningadalah pola makan yang saat ini saya pilih. Berkesempatan hadir di launcing buku mas Erikar Lebang, Food Combining di Bulan Ramadhan, saya bisa menyempatkan bertanya langsung kepada beliau. [caption id="" align="aligncenter" width="318" caption="www.goodreads.com"][/caption] Dan setelah enam bulan menjalankan food combining, walaupun belum 100% sesuai juklaknya, benjolan di payudara kiri saya sebesar 10mm hilang, dan benjolan di payudara kanan sebesar 20mm bisa mengecil menjadi 18mm :) Ini bukan keajaiban. Ini mampu dijelaskan secara ilmiah. Silahkan mengikuti berbagai komunitas penggiat hidup sehat seperti Food Combining Indonesiadan Indonesia makan sayur. Sejatinya, tubuh kita itu mampu melakukan self healing. Saat ini saya lebih memfokuskan diri pada gaya hidup sehat yang diawali dengan pola makan yang benar, termasuk memulai mengkonsumsi raw food . Anda bisa mengikuti postingan berbagai macam menu oleh para penggiat di komunitas Indonesia Makan Sayur. Pilihan sehat atau sakit itu ada di tangan kita. Termasuk keberanian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan pada diri sendiri. Sudah benar-benar sehatkah kita ini? Salam Tulisan Pertama saya unggah disini http://caringbysharing.kompas.com/read/blog/16/saya.dan.kanker.payudara Silahkan divote jika bermanfaat :) Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun