Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Masalah? Lihatlah dari Berbagai Sudut Pandang

20 Januari 2017   08:55 Diperbarui: 20 Januari 2017   09:04 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini, saya menerima curahan hati dari salah seorang teman. Ia terbentur suatu masalah. Namun ia tak mengerti bagaimana harus menyelesaikannya.

Saya cermati baik-baik problemnya. Saya renungkan, dan akhirnya saya berikan solusi. Setelah memberi solusi, saya minta dia agar melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Bukannya dari satu sudut pandang saja.

Akhirnya dia menemukan pencerahan dan mulai kembali ceria. Dia bahkan berterima kasih pada saya dan langsung mencoba solusi yang saya tawarkan.

Senangnya bisa meringankan beban orang lain. Saya pribadi akan senang bila ada seseorang yang terbuka dan mempercayakan masalahnya pada saya. Saya berpikir, andai saja orang yang saya cintai bisa terbuka pada saya dalam mengutarakan problem-problemnya, tentu saya akan membantunya sepenuh hati. Bukan setengah hati, ya? Karena saya tak pernah setengah hati.

Satu poin yang ingin saya garisbawahi adalah, melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Sudah waktunya kita membuka pikiran dan cara pandang. Jangan hanya terfokus pada satu hal saja di dalam suatu masalah, melainkan kaji hal-hal lainnya dalam masalah itu.

Saat tertimpa masalah, kebanyakan orang akan kebingungan, resah, frustasi, dan sulit berpikir jernih. Permasalahan membuat otak sulit diajak berpikir rasional. Hati menjadi resah berkepanjangan.

Bukankah masalah seharusnya dihadapi dengan tenang? Masalah tidak akan selesai bila hati diliputi keresahan dan kecemasan. Hal pertama yang harus dilakukan, cari ketenangan. Usahakan pikiran dan perasaan kita tenang.

Selanjutnya, barulah kita lihat permasalahan itu dari berbagai sudut pandang. Pikirkan tiap kemungkinan baik-baik. Pikirkan pula akibat yang ditimbulkan jika kita mengambil suatu keputusan. Akibat itu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain pula. Khususnya orang lain yang tahu dan terlibat dalam masalah kita. Selain memikirkan perasaan dan keadaan diri sendiri, pikirkan juga keadaan dan perasaan orang lain bila kita mengambil suatu keputusan. Bila semua sudut pandang telah kita renungkan dan pertimbangkan, ambillah keputusan yang menurut kita baik. Pastikan keputusan atau penyelesaian yang diambil tidak membuat kita menyesal di kemudian hari.

Ada baiknya kita berbagi pada orang yang bisa dipercaya. Teman, sahabat, psikolog, konselor, terapyst, keluarga, atau orang yang dicintai, bisa menjadi rekomendasi. Bagilah permasalahan kita pada orang-orang yang benar-benar dekat pada kita. Berceritalah pada orang yang mengerti dan memahami kita luar-dalam. Jangan sampai kita bercerita pada orang yang salah.

Orang yang tidak memahami kita mungkin akan memberi pandangan negatif. Menyudutkan, menyalahkan, mempengaruhi dengan kata-kata negatif, dan menjatuhkan mental kita. Sebaliknya, orang yang mengerti kita tidak akan berbuat demikian. Justru mereka akan mensupport kita, menenangkan hati kita, dan membantu memecahkan persoalan yang kita hadapi. Berdiskusi dengan orang lain akan membuka cara pandang dan pola pikir kita lebih luas. Mereka secara tidak langsung akan mengarahkan kita untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Percayalah, masalah akan lebih cepat selesai bila dihadapi bersama. Dua hati lebih baik dari pada satu hati.

Siapkah kita melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun