Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pulau Nusakambangan dan Sebuah Benteng Peninggalan Belanda yang Terlupakan

27 Maret 2012   02:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:26 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_171024" align="aligncenter" width="600" caption="Benteng Karangbolong di Nusakambangan Timur"][/caption]

Duduk-duduk di pingir pantai teluk penyu ada beberapa orang nelayan yang menawarkan jasanya untuk naik perahu dan menyebrangi pulau nusakambangan. Menurut nelayan setempat jika mereka sedang sulit mendapatkan ikan biasanya kapal yang mereka miliki akan dipergunakan untuk para wisatawan yang mau menyewa kapal mereka untuk berkunjung ke pulau nusakambangan.

Mendengar kata pulau Nusakambangan yang terpikir di benak saya adalah kata penjara dan narapidana yang dihukum hingga puluhan tahun atau seumur hidup bahkan narapidana yang  tinggal menunggu hukuman mati. Duh  bayangin saja sudah ngeri apalagi jika saya berada disana, namun menurut para nelayan tersebut tempat yang akan saya kunjungi di pulau tersebut  adalah tempat yang sungguh indah bahkan di pulau  itu terdapat benteng peninggalan Belanda.

Berhubung saya sudah pernah berkunjung ke Benteng Pendem di Pantai Teluk Penyu dan sudah pernah saya posting disini maka saya penasaran juga ingin melihat secara langsung sebuah Benteng di Nusakambangan yang konon menurut pemandu wisata  disana  bahwa  Benteng di pulau Nusakambangan adalah tembusanya dari benteng Pendem di Teluk Penyu.

[caption id="attachment_171025" align="aligncenter" width="420" caption="Sewa Perahu Nelayan "]

1332791914615822728
1332791914615822728
[/caption]

Naik perahu nelayan selama kurang lebih 10 menit saya bersama kedua putri dan beberapa penumpang yang lain  dikenakan biaya 10.000 rupiah untuk pulang pergi dari pantai teluk penyu sampai ke pulau nusakambangan.  Pembayaran hanya boleh dilakukan jika kita telah kembali dari pulau nusakambangan. Dikiri dan kanan saya lihat kapal-kapal besar milik pertamina atau kapal milik perusahaan di cilacap ini serta  perahu nelayan dan beberapa perahu karet milik tim sar.

Tempat menurunkan penumpang di pulau nusakambangan ini adalah di dermaga karangbolong. Dipintu masuk ada beberawa warung makanan dan minuman serta ada beberapa orang yang berjualan cendramata berupa cincin bermata. Menurut nelayan tersebut ia bercerita bahwa cincin tersebut adalah buatan para narapidana di penjara nusakambangan.

[caption id="attachment_171030" align="aligncenter" width="420" caption="Pelabuhan kecil karangbolong"]

13327926851120695705
13327926851120695705
[/caption]

Membayar tiket 3.000 rupiah  agar kita dapat melihat benteng karangbolong dan pantai pasir putih karang pandan.  Berjalan kaki hampir 1 km jika  kita beruntung maka kita  akan melihat lutung atau biasa di sebut monyet jawa yang sedang mencari makan.  Lutung di pulau ini tidak menganggu para pengunjung, jika dahulu kita bisa melihat kijang di pulau ini sekarang karena takut dicuri maka kijang-kijang tersebut telah dipindahkan di benteng Pendem di pantai teluk penyu.

Selama melintasi jalanan tersebut banyak sekali pohon aren yang tumbuh banyak di pingir-pingir jalan terlihat sekali bahwa daerah ini berupa hutan yang jarang terjamah oleh manusia. Walau begitu tidak ada hewan buas berada di daerah tersebut kalaupun ada mungkin didalam hutan bukan dipingir jalan menuju ke benteng dan pantai di pulau nusakambangan ini. Jalanan tersebut masih berupa tanah dan bebatuan jika hujan maka jalanan tersebut akan licin maka sebaiknya hati-hati melintasi janana ini di kala musim hujan.

[caption id="attachment_171026" align="aligncenter" width="360" caption="Loket ke Benteng Karangbolong"]

13327920382087317168
13327920382087317168
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun