Mohon tunggu...
Iriani Riyadi
Iriani Riyadi Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga, wirausaha,...

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menilik Sejarah Petis Udang

13 Juli 2013   06:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1373670865995875923

Marhaban ya Ramadhan…..Selamat menunaikan ibadah puasa bagi rekan-rekan yang menjalankan.

Pada postingan perdana ini saya menulis tentang asal usul petis. Saya warga Cirebon yang erat kaitannya dengan asal musal sihitam yang lezat ini. Sejak kecil saya sudah mengenal petis, namun semakin zaman modern, petis agaknya mulai terpinggirkan. Masyarakat lebih suka menggunakan saus tomat sebagai pelengkap menyantap gorengan misalnya. Padahal petis sendiri rasanya tidak kalah dengan saus tomat, mayonise atau jenis sambal lainnya. Menurut saya petis sangat cocok untuk cocolan makan gorengan atau makanan ringan lainnya saat berbuka puasa, atau camilan tambahan setelah sholat tarawih. Hummm lezat…!

Sejarah Petis Udang

Petis terbuat dari bahan udang kecil atau yang dikenal dengan rebon. Petis yang berbahan dasar udang disebut petis udang. Namun ada juga petis yang dibuat dari bahan  ikan, dan ditempat lain petis juga dibuat dari daging sapi.

Sebagai kuliner asli Indonesia, petis menyimpan ‘misteri’ tentang asal usulnya. Ada beberapa versi yang menjelaskan tentang asal usul petis.

Salah satu literatur babad Cirebon, menjelaskan bahwa petis ada sejak zaman kerajaan Padjajaran. Tepatnya saat pangeran Walangsungsang atau yang dikenal dengan pangeran Cakrabuana bertahta. Raja Padjajaran yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi berkuasa sekitar diabad ke 14 masehi, itu berarti keberadaan petis sudah 600-an tahun.

Pada masa itu kuwu Cairebon (sebuatan Cirebon pada masa lampau) mempersembahkan hasil tangkapan para nelayan di wilayah utara Cirebon kepada raja, sebagai bentuk upeti kepada negara. Upeti itu berupa gelondongan udang rebon yang di rebus. Sisa air dari rebusan itulah yang kemudian diolah mejadi petis.

Ditemukkanya petis pada masa ini erat kaitannya dengan awal mulanya keberadaan terasi, sebab udang gelondongan yang diserahkan kepada raja tersebut yang kemudian disebut sebagai terasi, asal kata terasih yang berarti dikasihi.

Menilik dari asal mula kota Cirebon yang dulu disebut dengan Cairebon, yang terdiri dari dua kata yaitu Cai yang berarti air dan rebon yang berarti udang kecil. Dari literature ini dapat disimpulkan bahwa petis memang berasal dari Cirebon.

Sumber lain menyebutkan bahwa petis berasal dari nelayan pantura, terutama wilayah sidoarjo yang selama ini terkenal sebagai penghasil petis. Awal munculnya petis ini sama yang terjadi di Cirebon, terjadi karena ketidaksengajaan. Yaitu saat para nelayan kewalahan menangani hasil tangkapannya, kemudian terbisitlah ide untuk merebus hasil tangkapannya itu biar lebih awet. Dari proses ini ternyaya menghasilkan produk sampingan berupa limbah air bekas rebusan. Kemudian air sisa rebusan itu diberilah bumbu oleh para istri nelayan, dari situlah awalnya petis muncul.

Di sidoarjo sendiri nampaknya berbeda bahan dasar yang dibuat petis dengan petis di daerah lain. Di sidoarjo petis dibuat dari kupang (Corbula Faba) atau kerang yang berukuran kecil. Hal ini berbeda dengan petis Cirebon yang dibuat dari bahan dasar udang rebon.

[caption id="attachment_254442" align="alignleft" width="640" caption="Sambal Petis, Oleh-oleh khas Cirebon"][/caption]

Petis Warisan Untuk Indonesia

Soal-asal usul darimana petis itu tidak penting. Jelasanya petis sudah menjadi jenis dari kuliner yang khas, yang ada di Indonesia, berbeda dengan trasi (produk utamanya) yang juga dikenal di wilayah asia tenggara.

Petis telah memperkaya kuliner Indonesia, apalagi petis dijadikan bumbu untuk beberapa menu makanan seperti rujak cingur, ayam bumbu petis, dan menu lainnya. Selain itu petis memang cocok untuk cocolan menyantap gorengan. Petis ini jauh lebih enak dibanding dengan saus tomat, apalagi jika melihat bahan dasarya yang kaya akan protein.

Petis ini menjadi alternative pengganti saus maupun mayonise, bukan sekadar karena ikatan budaya namun kandungan petis memang gizinya jauh lebih tinggi dibanding dengan saus ataupun mayonise. Yuk kita lestarikan kuliner lokal.

Semoga Bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun