Siapa sih yang tak kenal Burj Al Arab? Ya, hotel supermewah yang terletak di kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) ini seakan-akan menjadi barometer baru luxury travel ketika resmi dibuka menjelang Tahun Baru Millenium akhir 1999 lalu, bahkan didapuk sebagai "The Most Luxurious Hotel in the World" ini. Saat itulah, untuk pertama kalinya, nama Dubai mulai dikenal di luar kawasan Timur Tengah sekaligus diasosiasikan dengan kemewahan ala raja minyak. Tidak hanya kemewahannya yang mengundang kekaguman, sebagai bangunan hotel tertinggi di dunia (saat itu) dengan tinggi 321 meter, sekaligus hotel pertama di dunia yang didirikan di atas pulau buatannya sendiri, Burj Al Arab merupakan sebuah terobosan baru dalam ilmu arsitektur. Belum lagi desain bangunannya yang tidak konvensional - di siang hari, ia bagaikan layar terkembang yang gagah mengarungi ombak, sementara di malam hari lampu beraneka warna memendarkan cahaya yang cantik dan gemerlap. Masyarakat dunia yang terpukau pun kemudian menjulukinya "hotel berbintang tujuh", walaupun secara resmi hotel ini "hanya" berpredikat bintang lima, yang memang merupakan predikat tertinggi dalam dunia perhotelan. [caption id="attachment_223083" align="aligncenter" width="672" caption="Hotel Burj Al Arab (allaboutskyscrapers.com)"][/caption] Kebetulan bulan lalu saya berkesempatan menginap di "hotel berbintang tujuh" ini. Walaupun hanya untuk semalam tapi... Alhamdulilah yah, sesuatu... hehehe. Nah, bagi Anda yang mungkin punya rencana bertandang ke Dubai dan menginap di hotel ini, mudah-mudahan sepenggal catatan saya di bawah ini bisa sedikit membantu. Disambut Kopi Arab Suasana wah segera terasa begitu kami memasuki area lobi yang luas dengan sambutan permainan air mancur dan pencahayaan yang menakjubkan dan diapit oleh akuarium air laut besar berpenghuni puluhan ikan warna-warni yang cantik di kedua sisinya. Belum lagi kami sempat mengagumi keindahan area lobi, seorang pegawai hotel berpakaian tradisional setempat menawarkan handuk dingin dan secangkir kopi Arab yang mengepul-ngepul dengan aroma rempah yang khas. Di sekitar gerbang masuk hotel pun nampak potret HH Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan dan HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, yang adalah presiden dan perdana menteri negara setempat, seakan-akan mengingatkan kami akan arti nama Burj Al Arab itu sendiri, yakni The Tower of Arabia. [caption id="attachment_137972" align="aligncenter" width="300" caption="Salah Satu Sudut Lobi"][/caption] [caption id="attachment_137963" align="aligncenter" width="325" caption="Lobi Hotel (dari lantai 7)"][/caption] Setelah terlebih dahulu mengonfirmasi reservasi kami, salah satu staf hotel pun mengantarkan kami ke lantai tujuh (sejatinya lantai empat belas karena setiap lantai di gedung ini setara tingginya dengan dua lantai di gedung normal), di mana kami akan menginap malam ini. Tampak beberapa tamu yang tengah menikmati secangkir teh dengan iringan dentingan piano di samping butik-butik aksesoris dan pakaian papan atas. Tidak sedikit pula wisatawan yang nampak mengabadikan momen-momen indah mereka di Burj Al Arab. Oh ya, hanya tamu hotel dan tamu restoran saja lho yang diperkenankan masuk ke area hotel, jadi suasana eksklusifnya begitu terasa. Apalagi dress code yang diterapkan di hotel ini pun cukup ketat; no shorts, no sleeveless shirts, no slippers. Malu kan kalau masuk hotel berbintang tujuh dengan sandal jepit dan kaus oblong? No Rooms, Just Suites! Memasuki kamar, kami pun kembali berdecak kagum. Bagaimana tidak, tipe kamar "standar" yang kami pesan sesungguhnya berupa suite yang luasnya tidak tanggung-tanggung, yaitu 170 m2, jauh lebih luas dibandingkan kamar hotel-hotel berbintang lima lain di Dubai yang rata-rata berkisar antara 40 - 50 m2. Oh ya, kesemua kamar di hotel ini terdiri dari dua lantai; ruang tamu, ruang makan, dan ruang kerja menempati lantai dasar, sementara lantai atas ditempati ruang tidur dan kamar mandi. Bahkan, Royal Suite yang merupakan tipe kamar termahal di sini dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan pribadi, bioskop pribadi, hingga lift pribadi dengan luas mencapai 780 m2! [caption id="attachment_137965" align="aligncenter" width="322" caption="Kamar Tidur Utama"][/caption] [caption id="attachment_223086" align="aligncenter" width="663" caption="Business Centre di Suite Kami"]
Tulisan Lainnya - Humaniora:
Indonesia Punya Keroncong, Jepang Punya Enka - terbaru!
Ketika Umat Muslim & Nasrani Mencari Pengampunan – populer!
Dakwah Komik A La Perancis – populer!
Menikah Beda Agama? Mari Jadi Contoh Yang Baik! – populer!
Kehidupan Malam di Dubai: Antara Mitos dan Fakta – populer!
Kanji: Huruf Jepang yang Ruwet & Njlimet – populer!
Belajar Bahasa Inggris? Jangan ke Dubai! (1) & (2) – populer!
From the Bling-Bling Land Called “Dubai”
Tulisan Lainnya - Wisata dan Kuliner:
Menelusuri Kota Bawah Tanah di Turki - terbaru!
Yuk, Mengintip Rumah Ibadah Umat Sikh di Dubai Mengintip Festival Musik Jalanan di Dubai
Dubai Miracle Garden: Pesona Taman Bunga di Tengah Gurun
Frankfurt: Saksi Bisu Kebangkitan Jerman - populer!
Berkemah Mewah di Gurun Pasir – populer!
The Ivy: Kuliner Inggris Klasik di Dubai
Hidangan Arab a la Haute Cuisine
Semaraknya Bertahun Baru di Dubai
Burj Al Arab, Pesona “Hotel Berbintang Tujuh” – populer!
Nobu, Dubai: Saat Kuliner Jepang dan Peru Berpadu
Merayakan Ramadan di Dubai – populer!
Hatta: An Oasis Amidst Rock Mountains
Ke Hong Kong? Yuk, Minum Teh Bersama Sang Nyonya Besar!
Mezze: Berbeda-beda Tetapi Satu Jua! – populer!
Yas Hotel: The World’s First Formula 1 Hotel
Benkay: The Real Teppanyaki? – populer!
Mesjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi (1) & (2) – populer!
Farriers: Santap Malam Bernuansa Pacuan Kuda
Yuk, Menyantap Dimsum Sepuasnya!