Di sebuah lobi hotel dekat Bandara Soekarno Hatta, seorang ibu tampak menangis melihat tayangan meninggalnya Ustad Uje. Mungkin ibu ini tak kenal langsung ustad, bahkan tak pernah bertemu, tapi kesedihan yang diekspresikannya adalah sebuah kehilangan yang pasti bukan dibuat-buat.
Ustad Uje memang fenomenal, siapa bilang orang keliru jalan tidak bisa kembali ke jalan lurus, siapa bilang orang salah tidak bisa menjadi benar, Ustad Uje membuktikannya dengan contoh dirinya sendiri.
Ustad Uje lahir dari dunia gemerlap, sehingga dakwahnya sangat diterima oleh mayoritas masyarakat yang selalu haus akan sesuatu yang datang dari dunia gemerlap. Dengan bahasa gaulnya, ia menjadi kita, ia bukan orang lain yang menasehati tetapi ia sisi baik diri kita yang terpantul pada sosok Ustad Uje.
Ustad Uje adalah teladan di tengah tak adanya orang yang dapat diteladani, ia adalah ikon bagi anak muda bagi sebuah keteladanan, keshalehan, dan kebajikan.
Selamat jalan Ustad Uje, seperti engkau katakan “…dan pada saat itu.. kembali adalah yg terbaik.. kembali pada siapa..??? Kpd “DIA” pastinya.”