AMSTERDAM, KOMPAS.com - Didorong kecintaannya akan sejarah dan becak, Daan Goppel, seorang pemuda Belanda membuka layanan tur becak di ibu kota Belanda, Amsterdam.
Kisah Daan dengan layanan tur becaknya ini viral di berbagai media sosial dan beberapa media di Indonesia.
Awal mula Daan jatuh cinta pada becak adalah ketika ia mengenyam pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia, Jakarta pada 2013.
Daan merasakan pengalaman yang luar biasa ketika menjadi penumpang becak di Indonesia. Saat menumpang becak, ia merasa bebas menyapukan pandangan ke segala arah.
"Memang pengalaman luar baisa karena pemandangannya luas," kata Daan dikutip dari belindomag.nl, Rabu (23/8/2017).
Pemuda yang kini juga bekerja di Gemeente Amsterdam itu merasa nyaman menumpang becak lantaran tidak ada bunyi bising motor.
Laju kecepatannya juga pelan, sehingga memberinya banyak waktu untuk menikmati pemandangan.
"Itu membuat pengalaman becak sangat menarik dan alat transportasi pas untuk kota," tutur Daan.
Ia pun memboyong becak dari Yogyakarta ke Belanda, yang belakangan dimanfaatkan untuk membuka layanan tur.
Dengan becak itu, ia membawa tamunya ke tempat-tempat dan gedung-gedung kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi, seperti sejarah perkembangan kota Amsterdam maupun sejarah Belanda-Indonesia.
Sembari mengayuh becaknya, Daan akan menceritakan awal perkembangan kota Amsterdam, kerajaan Belanda, serta sejarah pelayaran Belanda ke perairan Indonesia 400 tahun silam.