Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hutan Kota “Tanah Tingal” Milik Pecinta Lingkungan Sejati

16 Mei 2015   05:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hijaunya pepohonan, sejuknya udara lepas dibiaskan oleh rindangnya dedaunan yang diberi kebebasan tumbuh menyubur oleh pemilik kebun“Tanah Tingal”Almarhum Bapak Boediardjo, beliau memberi kebebasan penghuni hutan kota tanpa terusik sama sekali. Iya, Flora Fauna itu dibiarkan bebas sebebasnya, tumbuh membesar berbunga dan berbuah memberi kesempatan memperluas populasi ekosistem yang ada untuk berkembang biak di Tanah Tingal pekarangan yang luasnya sekitar sembilan hektar.

Jarang ada warga masyarakat yang mengikhlaskan tanah seluas itu hanya untuk lingkungan berupa hutan kota demi penghijauan, pelestarian air, dan beranak pinaknya binatang didalamnya dengan cara menanam tanaman pohon-pohon besar di lahannya, Danau buatan besar berguna menampung air hujan sebagai tandon tidak memubazirkan air yang diberikan Tuhan ke Bumi. Mempersiapkan taman wisata bagi khususnya anak-anak agar sedari dini sudah mengenal lingkungan guna menanamkan mental kuat dalam mencintai lingkungan ketika mereka besar nantinya.

Di Kota Tangerang Selatan masih ada beberapa Hutan Kota yang wajib di jaga, dilestarikan, salah satunya adalah hutan Kota Tanah Tingal yang sekarang pengelolaannya diteruskan oleh puteri Almarhum bapak Boediardjo, yaituEnnie Satoto.Memiliki lahan seluas itu sekitar tahun 1960 an awalnya hanya digunakan sebagai rumah peristirahatan keluarga, seiring dengan berkembangnya ide bersama keluarga, kecintaannya terhadap tanaman Anggrek ditahun 1980 an dibuat lahan untuk budidaya Anggrek, dengan nama “Tingal Orchid” atas kecintaan serta perhatiannya yang besar terhadap tanaman berikut lingkungan, “pecinta lingkungan sejati”ini hingga menjadikan lahannya untuk dijadikan hutan kota dengan multi manfaat, sebagai paru-paru kota, serta tempat ekosistem flora fauna lainnya. Tanah tingal ini sudah berganti-ganti sebutan hingga yang terakhir mantab adalah“Tanah Tingal”

Asal Kata Tingal

Nama Tingal adalah nama desa di daerah Magelang-Jawa Tengah, beliau ingin menghormati desa tanah kelahiran, dimana Bodiardjo di lahirkan. Ini adalah contoh Kacang tidak lupa kulitnya.

1431400873762752495
1431400873762752495

14314007851547586269
14314007851547586269

14314009471267722954
14314009471267722954

Tempat Lokasi tujuan Wisata Edukasi

Liburan sekolah hampir tiba, cobalah ajak jalan-jalan putera-puteri anda untuk mengunjungi dan melihat dari dekat, bisa bermain sepuasnya di kebun yang menyenangkan. Banyak pelajaran luar sekolah yang dapat dipetik disana. Lokasinya mudah dijangkau karena tepat dipertigaan jalan, jika dari Jakarta tidak begitu jauh dari Tol Serpong keluar Pondok Ranji. Tepatnya Jalan Merpati Raya no. 32 Sawah Baru Ciputat, Jombang Tangerang Selatan.

143156519382559829
143156519382559829

Pesan penulis, agar anda nyaman berada disana, jangan lupa untuk membawa obat oles anti nyamuk, boleh juga minyak tawon, namanya kebun adalah tempat habitat nyamuk. Tidak perlu khawatir .

Tanah Tingal merupakan tempat pelatihan, pendidikan dan kegiatan luar ruang yang berwawasan lingkungan dan budaya.

1431135743330359196
1431135743330359196

Ketika masuk area Tanah Tingal, yang terasa hanyalah kekaguman kepada Sang Maha Pencipta Bumi dan langit, inilah Ciptaan Nya berupa tanaman serta binatang yang tumbuh membesar tanpa pernah tersentuh oleh gergaji dan golok, karena Sang Maha Pencipta sudah menitipkan hutan kota ini kepada seseorang “Pecinta lingkungan sejati”. Isi dari hutan kota tersebut tumbuh secara leluasa mencapai puluhan tahun tanpa penyiksaan pohon-pohonnya, tidak ada pengurukan rawa dan Danau, malahan pemilik Tanah Tingal ini membuat Danau dilahannya. Mengagumkan. Luar biasa!

Penataan exterior pohon dan tanaman perdu mendekati sentuhan alam yang asli, sebagian dibiarkan tumbuh agak liar tetapi sebagian ditata apik. Tadinya rencana penulis mengunjungi Tanah Tingal ini disamping ingin menikmati suasana alam menggemaskan dibarengi dengan duduk-duduk di cafe ngopi sore. Biasanya, ketika menyatu dengan alam berharap akan mendapatkan suatu inspirasi serta inovasi baru bakal tercipta dari uneg-uneg yang menggumpal dipikiran penulis. Tetapi ternyata cafe disana sudah ditutup karena sesuatu dan lain hal.

14314014571972049406
14314014571972049406

Penelitian burung dari warga asing

Suara alam berbaur bersama cengkerik, kumbang, kwangwung, cantasnya suara burung prenjak terdengar riuh layaknya suasana dihutan, cericit berbagai burung bersaut-sautan yang tinggal dan membuat sarang maupun hanya singgah didaerah yang diidamkannya. Burung mengidamkan tempat tinggal yang rimbun dengan berbagai pohon besar didalamnya banyak berisi makanan seperti semut rang-rang, buah-buahan, biji-bijian berikut aroma pepohonan persis aroma hutan belantara.

“Tempat ini pasti banyak disukai burung-burung ya bu? Suaranya renyah terdengar ramai sekali” Tanya penulis kepada bu Lilis, suara burung-burung itu merupakan musik tersendiri ketika berada direrimbunan pepohonan.

“Benar bu, sempat ada warga Negara Asing tinggal selama seminggu disini hanya untuk mengadakan penelitian tentang jumlah jenis burung yang berada di Tanah Tingal ini” Ujar ibu Lilis yang menemani penulis berkeliling hutan kota.

Sampai ilmuwan pun tertarik untuk menyelidikinya, ternyata hutan kota Tanah Tingal ini memiliki 30 macam jenis burung yang tinggal menetap, beranak pinak, dan ada yang tadinya menjadi tamu akhirnya menetap juga disana. Sebagian burung-burung itu antara lain burung Perkutut Jawa, burung tekukur, burung pipit benggala, burung kutilang, burung betet abu, burung elang bondol, burung cabai Jawa dan masih banyak lagi.

1431402344594676488
1431402344594676488

14315627931396309299
14315627931396309299

Pohon Bodhi

Pohon besar ini bukan pohon beringin biasa, tetapi pohon Bhodi dibawa langsung dari India oleh pemilik Tanah Tingal ini. Sebuah pohon yang besar dan tua, yang berasal dari kota Bodh Gaya di negara bagian Bihar di India dari spesies Ficus religiosa. Pohon ini dipandang suci oleh penganut agama Hindu, Buddha dan Jainisme. Dikatakan oleh sejarah, bahwa dahulu kala Guru rohani Budha Siddhartha Gautama bersemedi dibawah Pohon Bodhi, sampai pada saat menerima pencerahan atau Bodhi. Biasanya setiap Biara Buddha terdapat atau ditanami Pohon Bodhi. Dalam ikonografi agamawi, pohon Bodhi sangat jelas dikenali dari daunnya yang berbentuk hati.

Di Tanah Tingal ini tepat dibawah pohon Bodhi juga diberi patung Buddha, semacam pengingat bahwa pohon Bodhi ini bukan sembarangan pohon biasa, ada agama lain yang sangat menghormati untuk keperluan yang berhubungan dengan keagamaan.

1431279776426042200
1431279776426042200

1431402437492794300
1431402437492794300

Kolam Renang juga dapat digunakan sebagai Acara Wedding

Fasilitas kolam renang, bukan hanya dipergunakan untuk berenang saja, melainkan juga disediakan bagi warga, kelompok yang ingin mengadakan pertemuan arisan, ulang tahun, pertemuan kantor dan pesta perkawinan “Pool Wedding” pesta kebunnya menyatu dengan alam.

1431495400523429068
1431495400523429068

14314954781341760468
14314954781341760468

Ada kebun budidaya tanaman hias “Tingal Garden”

Ada kebun tanaman hias yang luas, dahulunya tempat budidaya anggrek, menurut bu Lilis tanaman anggrek disini kurang bagus dan menurun produksi bunganya kemudian di pindah ke daerah Magelang, lebih cocok didesa Tingal yang asli yaitu di Magelang.

Sekarang yang terlihat di kebun Tanaman hias ada daun potong yang produksinya hanya berupa daun-daun khusus untuk berbagai dekorasi, bisa perkawinan, Hotel, kantor, pertemuan maupun hura-hura partai polotik dan euforia kantor-kantor yang memerlukan pengemasan dekorasi.

Dulu masih cukup ramai dan sibuk Tingal Garden pernah menjadi langganan para dekorator apa saja untuk membeli daun potong, tetapi ketika daun potongnya sudah mulai kurang subur dan tersenggol hama, maka berubah haluan membudidayakan tanaman pucuk merah.

Budidaya tanaman hias dengan andalan daun potong, misalnya


  1. Philo Gergaji
  2. PhiloMarbel
  3. Berbagai jenis Aglonema
  4. Berbagai jenis Anthorium
  5. Anggrek
  6. Pohon pucuk merah dan lain sebagainya

14314084641925033461
14314084641925033461

143115387969211622
143115387969211622

14312827831121061530
14312827831121061530

Danau Buatan yang bebas Limbah

Almarhum Boediardjo sudah berfikir jauh kedepan untuk lingkungan.


  • Melestarikan air dengan cara membuat Danau buatan yang sangat luas, hanya air hujan yang masuk kedalam Danau tersebut, benar-benar melestarikan sumber air, agar lingkungan sekitar ketika ingin mendapat asupan air dari sumber yang sehat bersih, tanpa tercampur limbah entah itu limbah rumah tangga, atau limbah home industri/ industri rumahan. Termasuk melindungi satwa kehidupan air Danau tersebut.
  • Bangunan Rumah pun mengikuti peraturan garis sempadan Sungai/Danau yang berlaku, minimal sepuluh meter dari tepi sungai baru ada bangunan. Kalau terlihat disini mungkin sekitar 25 meter lebih baru ada bangunan rumah tersebut padahal itu dilahan sendiri dan Danaunya pun milik sendiri. Begitu disiplinnya beliau mematuhi peraturan lingkungan. Bagi orang lain mungkin kurang perduli, tetapi kita semua dapat mencerna isi bangunan dan tanaman di Tanah Tingal ini ada hal-hal yang baik bagi lingkungan khusus kebaikan dimasa depan. Semoga Putro wayahnya tetap menjaga amanat beliau yang sangat bagus ini.
  • Tidak mencampur adukkan sungai dari luar yang masuk ke halamannya dengan Danau. Danau dan air berdampingan tetapi tidak bersentuhan. Sungai tersebut muaranya mengikuti alur sungai yang ada sejak lama kebelakang keluar lokasi lahan ini kekampung tetangga, dan pemilik Tanah Tingal ini tidak mengotak-atik sungai tersebut..

1431301362975861556
1431301362975861556
Sungai dari luar alirannya terpisah dari Danau buatan

Disini terdapat dua jembatan, dengan fungsi berbeda. Jembatan untuk Danau dan jembatan untuk sungai berasal dari luar lahan ini. Demi mempertahankan kebersihan kuwalitas air Danau, maka air sungai tidak dimasukkan kedalam Danau. Dibiarkan saja lewat menuju luar area lahan ini sesuai aslinya. Disebelah Danau buatan ada sungai kecil, tetapi jika hujan airnya sangat deras dan luber, pak Boediardjo sudah memikirkan hal itu dari puluhan tahun yang lalu. Untuk menahan banjir agar tidak sampai meluber kekampung belakang kampung Sawah maka didepan bekas sawah-sawah dijadikan tempat resapan menahan banjir yang bergolak menggila.

Air Danau terlihat bersih, meski tidak bening biru tetapi bebas dari diterjen, minyak dan oli. Cara mudah mendeteksi secara kasat mata adalah tidak ada warna menghitam seperti minyak dipinggiran Danau. Bisa dilihat pada air kotor dan tercemar limbah, lihatlah pinggir Danau atau empang tampak nyata kumpulan menghitam lengket seperti minyak oli. Logikanya karena air lebih berat [BD] nya dari minyak, jadi limbah-limbah tersebut mengapung dan menghitam. [BD=Berat Djenis]

1431420765740980883
1431420765740980883

Ada sekolah alam

Banyak dilakukan dalam hal menunjang pendidikan demi kemajuan generasi penerus, sekolah alam disini dapat belajar secara langsung berinteraksi dengan alam, dengan pemahaman holistik dengan alam semesta. Meskipun masih tetap mengacu kepada Diknas dengan kurikulum yang ada dari Pemerintah. Belajar secara pemahaman dengan logika mereka dapatkan tidak selalu saja berteori dan membayangkan. Kerja praktek secara aktif lebih cepat di pahami dan disukai oleh anak-anak karena sangat berkesan demikian itu nantinya menjadi bekal jika ketika mereka menjadi dewasa dapat menemukan cara-cara dan kesempatan untuk membangun usaha pada waktunya. Tanah Tingal merupakan tempat pelatihan, pendidikan dan kegiatan luar ruang yang berwawasan lingkungan dan budaya.

“Dulu disini lengkap sekali ada sawah, anak-anak bisa menanam padi bahkan memanen, tetapi sekarang untuk sementara diistirahatkan dulu, karena upah kerja untuk mengolah sawah sekarang mahal, hasilnya tidak akan menutup biaya upah pekerjanya”Jelas bu Lilis yang asli warga betawi Sawah baru, Ciputat.

Fungsi sawah sekarang adalah sebagai tempat resapan air hujan, kalau tidak ada sawah mungkin warga masyarakat bermukim dibelakang Tanah Tingal kebanjirannya akan lebih parah” Jelas Ibu Lilis.

Pada Saat Pembayaran pajak tanah, bangunan serta listrik belum semahal sekarang, Tanah Tingal banyak memiliki berbagai Fasilitas yang semuanya khusus berguna untuk mengedukasi anak-anak. Sehubungan dengan inovasi dari pemilik semakin banyak dan manfaatnya bagus sekali untuk anak-anak maka semakin berkembanglah fasilitas-fasilitas tersebut yang semuanya tetap mengacu terhadap cinta lingkungan. Tetapi sekarang fasilitas-fasilitas tersebut sudah banyak berkurang.

Pajak Bumi dan Bangunan serta Listrik sangat mahal bagi "Tanah Tingal"

“Bisa dibayangkan bu tanah seluas sembilan hektar, biaya PBB nya sangat tinggi bisa mencapai ratusan juta rupiah, pembayaran listrik pun demikian, sangat mahal, kebutuhan penyiraman tanaman dan untuk penerangan pada malam hari” Kata Ibu Lilis penanggung jawab mengatur keuangan.

“Banyak hal-hal yang kami kurangi disini termasuk pekerja kebersihan taman, fasilitas yang tadinya banyak juga kami kurangi, karena pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran, cafe pun kami tutup” lanjutnya.

Ternyata Tanah Tingal sedang mengalami krisis pengeluaran pajak, disaat Pajak tanah dan bangunan meroket ketentuan biayanya. Apakah Pemerintah tidak dapat memilah-milah hal semacam itu? Tanah Tingal sebagai pengusaha Wisata membantu menunjang perawatan bumi dengan begitu banyak sekali manfaatnya bagi bumi, sedangkan usaha Wisata yang ada di Tanah Tingal ini sama sekali tidak ada unsur perusakan bumi, misalnya tentang sampah-sampahnya mereka kelola sendiri, tentang Amdalnya tidak menghawtirkan karena semua diolah dan di rapikan sendiri.

Demikian beratnya sebuah niat baik guna berbuat melestarikan Bumi, sebuah usaha tempat wisata yang sangat ramah lingkungan serta menjaga membantu mengurangi Global Warming. Meskipun Usaha wisata di sini dengan kehadiran tamunya kurang begitu banyak, mungkin kurang menutup biaya operasionalnya dengan pajak bumi dan bangunan serta listrik yang terus membubung tinggi. Apa tidak ada pengecualian?

***) Sumbangsih Apa yang dilakukan Pemerintah untuk membantu Warga masyarakat yang sudah berbuat banyak untuk pelestarian Alam dan lingkungan di Kota Tangerang Selatan ini? Meskipun Pemerintah tidak usah memberi sumbangan dana, hanya memberi dispensasi dengan cara menurunkan pajak dan bangunan jangan terlalu tinggi seperti yang dikenakan Kepada Pengusaha lain yang keuntungannya sangat besar dan berlipat ganda.

Jika ingin serius membantu, pembukuan di Tanah Tingal ini bisa di audit bukan? selaku pengusaha yang sekarang ini pemasukannya lebih kecil dari pengeluaran, Pemerintah bisa menjadi orang tua asuh pada saat Tanah Tingal kembang kempis, hanya dengan menurunkan biaya rekening listrik dan biaya pajak bumi dan bangunan. Jangan sampai berpindah tangan kepada pengembang atau pemilik menanami lahannya dengan hutan beton. mengerikan!

Apakah Ibu sudah mengajukan keberatan untuk biaya pajak yang sangat tinggi?”tanya penulis.

“Kami tidak tinggal diam bu, sudah melakukan usaha minta keringan dalam hal pajak dan listrik, dengan menghubungi Pemerintah terkait, tapi ya begitulah katanya karena lokasi ini digunakan untuk usaha, sampai sekarang masih saja tagihan terus berlanjut dan tinggi”Ujar ibu Lilis

Loh kalau tidak dengan usaha wisata lalu biaya operasionalnya dari mana? sepertinya jawaban pemangku kepentingan terkait terkesan sekenanya saja.

Wah, warning bagi lingkungan, apakah ada yang dapat membantu solusi semacam ini? Jangan sampai Hutan Kota kebanggaan kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten Negara Republik Indonesia ini nantinya terpuruk hingga berubah peruntukkan. Mirisnya.

Fasilitas yang ada berupa,  :


  • Kios Tanah Tingal
  • Lapangan futsal
  • Area dolanan bocah
  • Rumah "Ndekem"
  • Area Sawah
  • Rumah Bugis
  • Kolam Renang
  • Pondok nginep
  • Ruang tunggu driver
  • Sekolah Tanah Tingal
  • Rumah Nemplok
  • Kebun sayuran
  • Taman kanak-kanak Tanah Tingal
  • Kebun Anggrek dan tanaman hias
  • Area Camping
  • Area permainan air(Danau)
  • Dermaga
  • Area tali tinggi
  • Kolam ikan


Area penunjang


  • Toilet
  • Mushola
  • Area parkir

>>>#<<<


Setelah menikmati lahan yang disumbangkan sebagai hutan kota, kita semua yang mendapat manfaatnya untuk lingkungan tiada salahnya mari kita Doakan, semoga Almarhum Boediardjo beserta Isteri mendapatkan Limpahan Karunia Pahala dari Alloh untuk Amal kebajikannya atas sumbangsihnya terhadap lingkungan. Aaminn.

Mari siapa lagi yang memiliki tanah luas, mengiklaskan lahannya untuk kepentingan bumi dan semua mahluk hidup. Ketika lahan-lahan tersebut bermanfaat bagi seisi bumi maka amalnya akan terbawa sampai entah kapan meskipun pemilik sudah menghadap Sang Khalik.

Dengan tulisan ini semoga pengusaha-pengusaha besar tidak menjadikan tanah-tanah garapannya hanya sebagai sapi perahan yang habis manis sepah dibuang. Karena tanah mereka bermusuhan dan gontok-gontokan. Kemudian mengacak-acak tanah hanya sebagai pemenuhan kebutuhan nafsu pribadi. Sebenarnya Pemilik Asli tanah-tanah yang sesungguhnya adalah Alloh Ta’Alla.

Salam Peduli Lingkungan.

[Sumber lokasi gambar dan info dari "Tanah Tingal"]

-Ngésti Setyo Moerni


Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun