Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Jabatan, Duit dan Dukun Internet

20 Februari 2016   03:02 Diperbarui: 20 Februari 2016   03:34 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang teman datang kepada saya menceritakan ada orang yang memiliki kemampauan luar biasa, dia sangat terkagum kagum setelah ucapan orang dimaksud mengenai diri saya seratus persen tepat. Cerita orang yang menurut anggapan sebagai orang pandai itu terekam dalam pemikiran dia  dan dia yakin sekali orang itu memiliki kemampuan yang tidak terbayangkan olehnya.

Dia terus beberapa kali membujuk saya untuk bertemu dengan orang pandai itu, iseng-iseng pikir saya akhirnya saya turuti bujukan dia. Dihadapan orang pandai itu dia  seperti dalam suasana sakral, beberapa saat saya ngobrol-ngobrol saya simpulkan orang ini memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bangsa Jin.

Saya melirik teman saya sambil menjelaskan sekenanya, lebih tepatnya saya secara spontanitas mengarang, bahwa disamping orang itu saat itu ada mahluk yang duduk tersenyum2 memandang teman saya yang masih terkagum2. Dialah yang memberitahu semua tentang saya kepada, sebut saja Pak Yusuf namanya. Pak Yusuf mampu berkomunikasi dengan makluk yang duduk disampingnya, begitu penjelasan saya sekenanya. Karangan yang spontanitas saya  itu diamini oleh Pak Yusuf yang mengira saya berasal  dari satu perguruan di Jawa Timur yang membuat teman saya makin yakin dengan kehandalan Pak Yusuf.

Peristiwa itu saya sudah lupakan, sudah agak lama berselang, teman saya menemui saya memakai mobil keluaran terbaru, sukses dengan proyeknya, pikir saya. Dugaan saya meleset jauh, ternyata mobil pemberian seorang pejabat daerah yang ingin menjadi pejabat pusat, kebetulan juga saya mengenal baik orang dimaksud.

Teman saya itu berhasil meyakinkan pejabat itu akan kemampuan Pak Yusuf yang mampu "mengkondisikan" pejabat itu promosi yang lebih tinggi lagi. Teman saya diminta mengatur semuanya dan membantu menjualkan asset pejabat tersebut untuk keperluan promosi. Dalam hati saya, jelas bisa diatur dengan duit bukan karena kemapuan Pak Yusuf. Uang itu sekaligus "menaikkan" pamor Pak Yusuf yang makin banyak memperoleh Client.

Suatu saat saya temui Pak Yusuf, dia biasa-biasa saja, hidup dari usahanya membuka toko kelontong dan service HP. Didekat rumahnya sedang dibangun sebuah mesjid yang cukup besar, semua keperluan pembangunan mesjid Pak Yusuf yang mengatur.  Begitu melihat saya, Pak Yusuf langsung memeluk saya seperti orang yang rindu berat langsung mengajak saya naik kelantai 2 tokonya dan berpesan kepada pelayan tokonya agar dia tidak diganggu siapapun.

Saya berasal dari keluarga Jawa Arab dan Pak Yusuf keturunan Tionghoa yang memang nenek moyangnya sudah menetap di Indonesia dan beragama Islam dari nenek moyangnya. Pada masa silam, kerajaan kerajaan di Jawa membangun hubungan dengan kerajaan lain dengan ikatan perkawinan. Pak Yusuf merupakan anak keturunan dari hasil perkawinan dari kerajaan di Tiongkok sedangkan saya hasil dari perkawinan dengan keluarga ke Khalifahan.

Anak keturunan dari perkawinan campur ini pada masa kolonial banyak diangkat menjadi pejabat pemerintahan kolonial, ciri itu masih terlihat dengan penggunaan nama keluarga turun temurun. Sebab, pemerintah kolonial mewajibkan bagi pejabat pribumi untuk menyandang nama keningratan dibelakangnya. Dengan pencantuman nama ningrat, rakyat patuh dengan pejabat pribumi yang diangkatnya yang merupakan strategi politik kolonial menanamkan kuku penjajahan dengan menggunakan kaum ningrat campuran ini.

Namun, mereka yang menjabat adalah kaum pilihan, yang tidak terpilih lebih fokus menjadi pedagang atau membuka pendidikan bebasis islam dan masing-masing mempertahankan budaya aslinya. Sehingga diantara mereka ada tetap mempertahankan tradisi timur tengah ada yang tetap mempertahankan tradisi Tiongkok. Pak Yusuf adalah salah satu keturunan dari Tiongkok - Keraton yang berasal dari keluarga yang berfokus pada pendidikan berbasisi Islam.

Pendekatan Islam di Jawa dengan tidak menghilangkan budaya yang dipengaruhi ajaran Hindu diperdalam oleh kalangan pendidikan berbasis Islam dalam lingkungan keraton. Hingga sampai saat ini banyak tradisi keraton berbeda dengan tradisi islam umumnya khususnya mengenai benda-benda yang dianggap keramat atau benda-benda yang memiliki kekekuatan yang melahirkan ritual2 yang diikuti masyarakat.

Dalam pemahaman ajaran Islam, bangsa Jin diciptakan Allah juga untuk menyembahNya. Kondisi pada zaman kolonial dimana kaum kolonialist menitik beratkan kekuatan pada persenjataan, kaum pribumi menitik beratkan pada kekuatan spiritual melalui pendidikan yang berbasis Islam. Pak Yusuf adalah orang yang mampu menguasai kekuatan spiritual, pertemuan saya dengan Pak Yusuf, menurut ceritanya oleh karena adanya hubungan dengan bangsa Jin melalui kekuatan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun