Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Idul Fitri, Saling Memaafkan dan Memberi Kedamaian

23 Juni 2017   11:14 Diperbarui: 23 Juni 2017   12:20 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Memaafkan - http://www.renunganislam.com

Lebaran idul fitri sebentar lagi akan bisa dirasakan oleh seluruh umat muslim. Hingga saat ini, aktifitas mudik ke kampung halaman masih saja terjadi. Tradisi berlebaran di kampung halaman ini, merupakan bagian dari tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia. Esensi mudik ke kampung halaman ini, pada dasarnya adalah mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan antar sesama. Bukan pamer keberhasilan setelah beberapa tahun hidup di perantauan. Meski tidak dipungkiri, ada juga sebagian dari masyarakat yang mudik untuk tujuan pamer keberhasilan tersebut. Contoh seperti ini, sebaiknya tidak perlu dicontoh dan harus ditinggalkan.

Salah satu yang menarik dalam lebaran idul fitri adalah tradisi saling memaafkan antar sesama. Setiap muslim saling memaafkan umat muslim yang lain, tanpa melihat latar belakangnya. Mau sanak keluarga, teman, tetangga, atau musuh sekalipun, saling meminta dan memberi maaf. Sungguh indahnya di hari yang fitri itu. Ujaran kebencian berganti dengan ujaran yang menyejukkan. Tidak ada wajah-wajah yang dipenuhi amarah. Semuanya bergantu dengan senyum ramah yang sejatinya merupakan karakter budaya timur.

Saling memberikan maaf memang tidak semudah yang dikatakan. Tidak semua orang mudah memberikan maaf, kepada orang-orang yang pernah menyakitinya. Apalagi jika kesalahan yang dilakukan tersebut masuk kategori yang serius. Namun, idul fitri mengajarkan kita untuk meminta dan memberikan maaf. Minal aidzin wal fa idzin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf tidak hanya diucapkan di mulut, tapi juga harus dilakukan sampai ke batin kita. Harapannya, benar-benar tidak ada lagi kebencian yang membekas di dalam hati. Karena orang yang sulit atau tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, orang tersebut pasti mempunyai sifat pendendam dan amarah. Padahal, amarah mendekatkan diri dari perbuatan jahat.

Idul Fitri mengajarkan semua umat muslim, untuk tidak memiliki sifat dendam. Dan salah satu sifat dendam menurut Al Quran adalah tidak mau memaafkan kesalhan orang lain. Jika Allah SWT Maha Pemaaf, kenapa manusia yang menjadi ciptaannya tidak menjadi manusia yang pemaaf? Jika Rasulullah SAW yang menjadi panutan semua umat muslim diseluruh penjuru negeri, juga selalu memberikan contoh kepada umat muslim, untuk selalu memberikan maaf kepada siapa saja. Bahkan termasuk pula kepada orang-orang yang membencinya.

Dengan memberikan maaf kepada orang yang kita benci, tentu akan membuat polemik dalam diri kita sendiri. Berbagai kekesalahan tentu akan menyelimuti. Mulai dari persahaan marah, hingga adanya anggapan jika memaafkan kesalahan orang lain, akan menutupi kesalahan orang tersebut. Lebih baik kita kesampingkan hal-hal semacam itu. Mari kita bertanya pada diri sendiri. Seberapa ikhlas kita memaafkan kesalahan orang yang kita benci? Benar-benar mampukah kita memberikan maaf, baik secara lahir dan batin?

Mari kita introspeksi. Jika kita bisa mengerti esensi mohon maaf lahir dan batin, bibit intoleransi dan radikalisme yang saat ini terus menjangkiti sebagian masyarakat, tidak mudah masuk dalam pikiran. Seperti kita tahu, bibit intoleransi dan radikalisme ini, sengaja dimunculkan secara masif di media sosial, agar banyak masyarakat yang terprovokasi dan memicu terjadinya konflik. Jika konflik terjadi, kelompok radikal diperkirakan akan mengklaim ke publik, bahwa mereka mempunyai solusi jitu yang bisa menyelesaikan segala konflik tersebut, Yaitu sistem kekhalifahan. Padahal kita tahu, sistem ini sangat tidak ditepat diterapkan dinegara manapun, apalagi di Indonesia.

Jika semua orang bisa mempertahankan tradisi saling memaafkan, tentu Indonesia akan menjadi lebih tenang dan damai. Jika semangat Ramadan dan Idul Fitri ini bisa kita teruskan dalam kehidupan sehari-hari, tentu tidak akan kita temukan lagi perilaku intoleran dan radikal di lingkungan masyarkat. Jika hal ini erjadi, maka tindakan terorisme yang saat ini menjadi ancaman dunia, akan hilang dari muka bumi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun