Ibu ibu sebelah rumah pagi ini mengeluh kepada istri saya, bahwa gaji suaminya hampir hampir tidak cukup untuk bekal belanja selama puasa di bulan ramadhan.padahal di bulan lainya di luar bulan ramadhan,ibu sebelah rumah tersebut masih bisa menyisihkan sisa uang belanja untuk di tabung.
Apa yang salah dari pengeluaran belanja keluarga mereka? tanggungan anak dua tetap sama tidak ada saudara atau famili yang menumpang hidup di bulan puasa ini,anak anak, suami semuanya pada puasa. Sehingga secara hitung hitungan anak SD pun,seharusnya bulan puasa ini pengeluaran bisa lebih hemat dari bulan lainya.
Puasa tapi tetap memanjakan selera
Disinilah letak kesalahan para keluarga muslim di indonesia ketika bulan ramadhan tiba, semua berlomba lomba menyediakan hidangan yang sangat istimewah demi sang buah hati dan anggota keluarga lainya yang sedang melaksanakan puasa
Atas nama cinta kepada anak dan orang orang yang terkasih,kita bahkan tidak lagi memperdulikan lagi adab dan tuntunan nabi tentang hakikat puasa ramadhan.Â
Bukankah ramadhan itu adalah bulan di mana kita berlatih mengekang hawa nafsu dan segalah keinginan dunia yang bisa memalingkan kita dan melalaikan kita dari perintah ALLAH.
Tapi yang kita lakukan justru sebaliknya,berlebih lebihan saat makan sahur dan berbuka puasa seakan sesuatu yang lumrah dan di anggap biasa.atas nama cinta dan kasih sayang, kita beri kemewahan kepada orang orang yang terkasih agar bisa melampiaskan segala keinginan di waktu berbuka dan makan sahur,setelah sepanjang siang berpuasa mengekang segala keinginan itu.
Bukankah rasulullah yang mulia tidak pernah mencontohkan hal yang seperti itu ketika berpuasa?bahkan islam sangat mencela bagi ummatnya yang terlalu berlebihan dalam segala hal termasuk urusan makan dan minum.
Maka bila banyak ibu ibu rumah tangga yang mengeluhkan pengeluaran yang meningkat tajam selama bulan ramadhan,maka yakinlah bahwa dalam keluarga tersebut pasti ada yang salah memaknai puasa ramadhan itu sendiri.Â