Hari ini sudah hari keenam aku belajar di rumah. Dari pengumuman bu guru, aku dan teman-teman harus belajar di rumah karena ada virus corona. Biar virusnya tidak semakin menyebar.
Sebelumnya bu guru memberitahukan kalau mau mencegah virus itu kami harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Aku sendiri sering mendengar berita di televisi ketika ibu dan bapakku kalau ada virus corona itu. Sudah banyak yang meninggal karenanya. Termasuk pak dokter dan para petugas kesehatan.
"Kita harus jaga kebersihan, nak. Jangan lupa makan makanan yang sehat," nasehat ibuku.
Ya. Aku termasuk anak yang sulit makan sayuran dan buah-buahan. Tapi jangan tanya kalau mie instan, nugget, ayam crispy. Pasti aku makan banyak.
Ibuku sampai susah melihatku tak mau makan sayur dan buah-buahan. Bahkan ketika aku berada di sekolah dan makan bersama, menu sayuran tak pernah aku ambil. Kalaupun diambilkan oleh bu guru, sudah pasti sayur itu kubuang di belakang sekolah.Â
Aku tak peduli, meski teman-temanku melaporkan ke bu guru.Â
"Aku nggak suka, bu guru! Sayur itu tidak enak!" seruku ketika bu guru memanggil dan menanyakan alasan aku membuang sayuran itu.
"Siapa bilang, Hasna?" tanya bu guru.
Bu guru lalu menjelaskan kalau sayuran itu mengandung serat dan vitamin. Serat itu bermanfaat untuk metabolisme manusia. Kalau kekurangan sayuran maka manusia akan konstipasi. Kata bu guru, konstipasi itu kotoran keras dan sulit keluar.
Sedangkan Vitamin sangat bagus untuk daya tahan tubuh. Tubuh tidak akan mudah sakit. Begitu penjelasan bu guru.