Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Penting Membuat Indonesia yang Bersih?

13 Februari 2019   08:18 Diperbarui: 13 Februari 2019   08:19 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan Budiono, Wakil Presiden Republik Indonesia 2009-2014, di harian Kompas, hari ini, 13 Februari 2019, berjudul "Pembangunan Rendah Karbon" meminta Indonesia agar mengutamakan pembangunan yang rendah karbon agar masa depan Indonesia bisa lebih baik. Budiono memberi contoh tentang penggunaan lahan dan pemanfaatan energi.

Budiono menyarankan agar pemanfaatan lahan benar-benar dikelola dengan baik misalnya dengan menghindari kebaran hutan dan gambut yang menimbulkan karbon yang mengotori udara. Di bidang energi Budiono juga menyarankan agar mengurangi penggunaan energi yang berasal dari bahan bakar fosil khususnya batubara ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti yang berasal dari panas bumi, matahari, angin dan air.

Saran atau masukan Budiono ini sangat penting bagi Indonesia, khususnya untuk kota Jakarta. Tahun 2018 ini udara kota Jakarta disebutkan menjadi yang terkotor di dunia, mengalahkan kota Beijing yang sudah bertahun-tahun dianggap dengan udara terkotor di dunia.

Mungkin masyarakat tidak tahu bahwa akibat udara yang kotor terutama karena karbon tinggi banyak timbul penyakit. Kemudian harus mengeluarkan uang banyak untuk menyembuhkannya. 

Sudah bukan rahasia lagi banyak orang Indonesia yang mengeluarkan uang banyak untuk bisa berobat ke Malaysia, Singapura, Australia, Jepang, AS, Eropa dll. Seandainya udara kita tidakterlalu kotor, mungkin kita tidak perlu menderita penyakit itu dan tidak perlu juga mengeluarkan uang sebanyak itu.

Sungai Citarum yang dianggap sebagai sungai terkotor di dunia juga tidak boleh kita diamkan. Kita bersyukur ada perhatian pemerintah untuk segera membersihkan kali yang berdampak pada kehidupan sekitar 30 juta penduduk di Jawa Barat itu.

Tentu akan lebih baik kalau kita hidup sehat dari pada sudah sakit. Kalau sudah sakit, bagi yang berduit apapun dilalukan untuk kesembuhannya, termasuk berobat ke luar negeri dengan biaya besar. Seandainya kita sehat, maka biaya besar untuk biaya pengobatan itu bisa digunakan untuk hal yang lebih baik. 

Salah satu cara untuk menjaga agar kita sehat antara lain menjaga lingkungan atau udara yang sehat. Seperti pandangan Budiono penggunaan karbon yang berlebihan merupakan salah satu sumber udara kotor. Walaupun sudah bertahun-tahun dilakukan dan sudah merupakan kebiasaan masyarakat, seperti membakar sampah atau lahan di tempat terbuka sebaiknya dihindari karena itu akan menimbulkan karbon di udara.

Penggunaaan kendaraan bermotor juga sebaiknya dikurangi. Gerakan tanpa kendaraan pribadi sebenarnya sangat ampuh bagi orang Indonesia, terutama di Jakarta. 

Seandainya para gubernur, khususnya Anis Baswedan di Jakarta, mengajak masyarakat menggunakan kendaraan umum dan mengurangi penggunaan kendaran pribadi, hasilnya pasti akan lebih baik.

Indonesia yang bersih merupakan tanggung jawab kita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun