Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan Teater

25 September 2010   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:58 3026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Permainan teater (Theater Game) bukan bermain teater. Sebenarnya permainan atau game seperti permainan lain hanya dilakukan saat berlatih teater atau di mana saja namun permainannya mengandung unsur teater / pertunjukkan drama.

Saya mendapatkan cara-cara atau macam-macam permainan ini saat mengikuti workshop drama di UNY Juli lalu dengan pengajar Mas Eko Ompong alumnus ISI jurusan Teater.  Kami para guru dan mahasiswa peserta workshop bahkan mempraktikkan permainan teater ini dan suasana menjadi penuh tawa, riang gembira.

Saya mencoba permainan ini di kelas . Tadi saya mengajar satu jam mata pelajaran yang lamanya 40 menit di kelas 8 B. Seperti yang telah saya janjikan sebelumnya  saya pun segera menyuruh anak-anak untuk menata kursi melingkar. Meja sementara diletakkan di pinggir ruang kelas. Ku mulai permainan teater dengan sedikit memberi pengantar. Manfaat mau pun cara-cara bermainnya.

Yang pertama dimainkan masing-masing peserta menyebutkan nama kota, setelah itu mereka juga menyebutkan nama sayur. Nah saat spidol kuberikan pada peserta yang ada di kananku mereka mesti menyebut nama kota yang telah dipilih. Sedangkan ballpoin yang kuangsurkan ke peserta sebelah kiri berarti dia menyebutkan nama sayur. Spidol dan ballpoin terus berpindah tangan . Nah jika satu peserta mendapat spidol dari teman di sebelah kirinya dan ballpoin dari teman sebelah kanannya berarti dia menyebut kota dan sayur sekaligus. Mulailah terjadi kelucuan-kelucuan karena kadang mereka lupa. Saat menertawakan teman yang lupa peserta yang seharusnya mendapat giliran menyebut nama sayur atau kota juga jadi ikut lupa. Di situlah kita memetik pelajaran dari permainan ini, jangan mengurusi atau mentertawakan orang lain, tapi selesaikanlah urusan sendiri.

Permainan berlanjut dengan menepuk tangan dan mengarahkan tepukan ke teman yang ada di sebelah kanan. Demikian tepukan tangan berkesinambungan akan menimbulkan bunyi yang ritmis. Saat seorang anak tidak konsentrasi mendahului bertepuk atau malah terlambat dia pun harus tampil di tengah lingkaran untuk menyanyi atau tepuk pramuka. Beberapa anak tidak konsentrasi dan mendahului  tepukan. Yang pertama dihukum Wahidah yang tampil di tengah lingkaran dan tidka mau menyanyi, akhirnya melakukan tepuk pramuka. Permainan dimulai lagi rupanya ada anak yang melamun, terlambat tepuk tangan , dia pun tampil dan bernyanyi dengan suara yang lumayan bagus. Lagunya soundtrack sinetron Cinta Fitri yang aslinya dinyanyikan Shireen    Sungakar dan Tengku Wisnu. Setelah selesai teman-temannya bertepuk tangan memberi applaus untuknya.

Masih ada permianan yang seru yaitu berebut kursi.Tiap-tiap peserta memilih nanas, atau belimbing. Satu kursi disingkirkan hingga nanti selalu ada satu peserta yang tidka dapat kursi. Saat pemimpin permainan menyebut nanas, anak-anak yang memilih nanas berdiri dan berpindah tempat duduk. Nah pasti ada satu yang tidak dapat tempat duduk, berarti dia memimpin permainan. Pemimpin menyebut belimbing , anak-anak yang memilih belimbing berdiri berpindha tempat duduk . Jika disebut rujak berarti seluruh peserta berpindah tempat duduk. Permainan ini sangat ramai karena anak-anak berebut dengan semangat hingga sampai ada yang jatuh, terjengkang. Tawa pun terdengar riang. Saat permainan akan dihentikan mereka malah belum mau. " Sebentar Bu, masih asyik!".

Selanjutnya bermain cermin . Dalam permainan ini anak yang menjadi  cermin berpasangan dengan anak yang bercermin. Anak yang bercermin melakukan gerak-gerik yang harus ditiru oleh cermin. Setelah beberapa saat keduanya berganti peran .

Masih ada permainan berpasangan yang satu jadi tokoh protagonis dan satunya antagonis. Mereka berdialog spontan dengan berperan jadi majikan yang memarahi pembantunya, ibu tiri yang sedang menyuruh anaknya bekerja membersihkan rumah, dan seterusnya. Setelah beberapa saat mereka berganti peran, yang tadinya jadi majikan beralih jadi pembantu demikian pula yang tadi jadi pembantu berubah jadi majikan. Sayang dalam permainan ini anak-anak kurang serius dan banyak tertawa, jadi permainan kurang optimal.

Permainan terakhir tadi siang bermain dengan berdialog, namun kata-kata yang diucapkan semuanya dieja huruf demi huruf. Demikian pula jawabannya juga dieja. Misalnya bertanya "Namamu siapa?". Berarti dieja  en a em a em u, es i a pe a .  Ternyata mendengarkan kata-kata yang dieja huruf demi  huruf tidak mudah memerlukan konsentrasi .

Tak terasa waktu 40 menit cepat berlalu. Saat istirahat tiba, anak-anak gembira bermain dan mereka belajar untuk konsentrasi dan fokus pada tugasnya sendiri-sendiri, tidak perlu berkomentar atau mentertawakan orang lain. Sekaligus mereka belajar bermain peran .

Terima kasih Mas Eko, sudah mengajariku permainan teater.

Banjarnegara, 25 April 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun