Sore itu di kedai kopi martabe, daerah arah Padang Bulan Medan. seperti biasanya kami bertemu. Bukan untuk hal yang serius, hanya melepaskan lelah setelah seharian kerja. Juga sebagai bukti bahwa kami laki-laki gaul.
Di Kedai kopi. Biasanya, segala perkembangan, baik tentang daerah kami atau nasional dapat kami tahu. Di kedai kopi juga suasana kearaban seringkali terjalin.
"Abang bisa bayangin..." kata Beni, yang duda Playboy itu, coba memulai  percakapannya dengan Bang Bonar. Sementara, aku dan Iwan hanya menyimak, agaknya perbincangan sore itu, akan seru.
"Apa yang abang harus bayangin Ben, yang jelaslah, kalo ngomong?" jawab Bang Bonar. Mulai memainkan silat lidahnya.
"Kulitnya itu Bang... kalo saja, ada ada nyamuk yang hinggap, pasti terpleset.."
"Akh yang benar, kau Ben?" Tanya Bang Bonar pula.
"Bener  Bang, Suer!!"
"Abang kira, diolesi minyak goreng, kulitnya itu Ben?"
"Akh... Abang, becanda. Saya  serius Bang" kata Beni lagi.
Aku, melirik pada Iwan, mengejapkan mata, Iwan tersenyum, begitu juga aku. Agaknya benar. Pembicaraan ini akan seru, sebagaimana perkiraan awalnya.
*****