Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Prabowo Kami Tak Kenal Anda

31 Mei 2014   14:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya dengan menulisJokowi, Prabowo, saya sudah melanggar janji sendiri.Janjinya, saya tidak inginmenulis semua Capres. Siapapun dia. Pertimbangannya, saya tidak ingin terjerumus pada pengidolaan membabi buta. Memuji setinggi langit sang Idola, diwaktu yang sama menghina kubu lain,kubu yang bukan sang idola.

Tetapi bagaimana saya akan menuliskan tentang Capres Jokowi atau Capres Prabowo, jika mereka berdua saya tidak kenali. Oleh karenanya, tulisan ini, sesungguhnya bukan apa yang saya ketahui tentang Prabowo dan Jokowi, tetapi lebih hanya sekedar dari apa yang saya dengar.Terutama dari “pak RT” yang berada di sebelah rumah saya.

Sore itu, anak semata wayang saya, memberitahukan kalau saya di tunggu di rumah pak RT setelah waktu Maghrib nanti….”Ada sesuatu penting yang akan disampaikan” demikian pesan Pak RT pada anak saya, untuk disampaikan pada ayahnya.

Selesai Maghrib saya telah duduk di depan pak RT.Setelah berbasa-basi dengan pertanyaan awal, bagaimana kabar, bagaimana kondisi kesehatan dan soal kondisi cuaca yang semakin tak menentu, maka Pak RT ingin menceritakan kondisi daerah saya.

“Maksud kondisi daerah bagaimana Pak RT” tanya saya.

“Ya, sedikit sekitar sejarah daerah ini, agar nanti cerita ini, dapat disebar luaskan pada Warga, sehingga keresahan yang sempat menyeruak belakangan ini, dapat diminimalisir”. Jawab Pak RT pula. Lalu Pak RT mulai bercerita pada saya tentang asal-mula daerah tempat kami tinggal, lalu perkembangan selanjutnya.

Prinsipnya, daerah kita ini, masuk dalam wilayah konon dan katanya.

Dulu, pernah ada orang konon katanya, jadi ingin jadi Presiden di daerah kita ini, beliau memberikan janji muluk-muluk tentang perbaikan yang akan terjadi, jika beliau terpilih jadi Presiden. Maka masyarakat dengan keluguan, memilih sang Capres, tapi sampai akhir masa jabatannya yang kedua kali. Daerah ini tetap dengan kondisi awalnya. Jalan disana-sini masih saja seperti kubangan.

Lalu pernah juga, ada orang yang mengaku sebagai Ratu. Katanya, wilayah kita ini, masuk pada wilayah Provinsi beliau. Beliau berniat ingin membangun Provinsi ini. Maka dimintalah masyarakat untuk memilih beliau dalam pemilukada. Masyarakat kita yang lugu ini, akhirnya memilih beliau. Jadilah sang Ratu memimpin Provinsi kita. Tetapi pembangunan tetap tidak ada, jalan raya Provinsi di daerah kita, masih berbentuk kubangan. Harapan ini, makin pupus setelah ada berita sang Ratu masuk penjara. Aneh juga memang. Ada Ratu masuk penjara, ada Ratu memporak-porandakan daerah kekuasaannya.

Lalu ada juga berita, konon ceritanya wilayah kita ini, masuk pada wilayah kabupaten beliau. Karena beliau sudah dua kali jadi Bupati, maka beliau tidak dapat dipilih kembali. Maka usulannya, agar pembangunan yang telah beliau rintis tetap terjaga kesinambungannya, maka, pilihlah anak wanitanya untuk menjadi Bupati di Pilkada. Pertimbangannya, disamping menjaga keberlangsungan kebijakan pembangunan, juga bahwa daerah kita sudah maju. Sudah mampu melahirkan Bupati Wanita. Singkat cerita, anak sang mantan Bupati, lalu terpilih jadi Bupati, tetapi kondisi daerah bukan semakin maju, malah semakin terpuruk. Tak ada kemajuan. Jalan makin menjadi seperti kubangan. Bupati yang cewek itu marah-marah di Pasar karena pasar kotor. Lha apa urusannya pasar kotor dengan sang Bupati? Mestinya masyarakat yang marah, kenapa jalan kok kondisinya seperti kubangan????

Kini, konon kabarnya akan ada lagi Capres pada Pilpres bulan Juli nanti. Konon ceritanya, nama beliau Jokowi dan Prabowo. Tentunya, mereka akan meminta kita untuk memilih mereka agar menjadi Presiden. Agar daerah kita jadi maju. Tetapi pertanyaannya, apakah masyarakat kita demikian dungunya? Lebih dungu dari keledai, yang berkali-kali dibohongi, lalu dibohongi lagi??? Lalu disuruh memilih lagi mereka-mereka yang jelas-jelas membohongi mereka. Kalau dulu-dulu kami dibohongi oleh mereka-mereka yang kami tidak kenal. Apakah itu konon namanya SBY, Ratu, Anak Mantan Bupati. Lalu apa bedanya dengan Jokowi dan Prabowo? Tokh mereka semua kami tidak kenal.

Kalau saja, mereka mau datang ke daerah kita, lalu menjanjikan akan memperbaiki jalan yang kondisinya seperti kubangan itu, mungkin saja kita akan mendukung mereka. Bukan hanya Jokowi dan Prabowo, hantu belau sekalipun akan kita dukung, asal jalan ini kondisinya baik. Karena bagi kita masalahnya bukanSBY, Ratu, Anak Mantan Bupati atau siapapun dia, tetapi bagaimana jalan ini bisa baik…

Pak RT masih terus berorasi didepan saya, tentang segala macam tentang Pilpres, tetapi satu hal yang menjadi kuncinya, sudah saya tangkap, sesungguhnya Pak RT sangat kecewa dengan kondisi jalan yang ada di daerah kami, kekecewaaan yang bukan hanya dirasakan pak RT tetapi juga oleh seluruh masyakarat daerah kami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun