Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mi Instan, Produk Indonesia yang Mendunia

19 Januari 2017   06:48 Diperbarui: 19 Januari 2017   06:57 2273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyak yang sinis mengatakan bangsa kita hanya dihargai sebagai pasar yang besar dan terbilang loyal sebagai konsumen. Tapi sayangnya, tidak bisa menjadi produsen, sehingga barang kecil yang remeh-temeh saja konon diimpor dari Cina.

Benarkah begitu? Mungkin saja. Namun janganlah terlalu skeptis pada kemampuan bangsa sendiri. Ternyata ada produk Indonesia yang masuk 10 besar merek terlaris di dunia di tahun 2016.

Ceritanya, mengutip Business Insider (2/1/2017) menyajikan hasil studi konsultan Kantar Worldpanel. Studi bertajuk Brand Footprint ini berskala global dengan menganalisis berapa banyak rumah tangga di dunia membeli sebuah merek dan bagaimana frekuensi pembeliannya. 

Ada 74 persen populasi dunia yang mencakup 15.000 merek di 44 negara, yang diteliti. Hasilnya, Coca Cola menjadi merek yang paling banyak dibeli. Lalu, produk mi instan buatan Indonesia, Indomie menduduki peringkat ke 8. Wow, hebat bukan?

Padahal, makan mi instan konotasinya adalah makanan bagi orang-orang yang berkantong cekak, seperti mahasiswa yang tinggal di kos-kosan,  pegawai rendahan, pedagang kecil, dan sebagainya. Warungnya pun kebanyakan di gang kecil. Di samping  itu, banyak penggemar mi membeli di mini market untuk di masak sendiri di rumah.

Apakah mi instan adalah makanan bagi kelas bawah atau kelas di atasnya, tidak perlu terlalu dipertentangkan. Yang pasti, inilah makanan paling praktis, sehingga sangat laku sebagai bantuan bagi korban bencana. Orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri juga gemar membawa mi dalam kopernya, takut kalau makanan  yang cocok di lidah tidak gampang dicari di luar negeri. Tapi begitu mereka menemui produk mi instan di mini market luar negeri, mereka kaget karena ada merek mi yang sama dengan yang dibawanya. 

Harus diakui bahwa mi instan yang paling terkenal adalah yang bermerek Indomie, yang diproduksi oleh Indofood. Inilah perusahaan yang menjadi kebanggaan bagi konglomerasi Salim Group, kelompok bisnis yang dibangun oleh Liem Sioe Liong, dan di era Presiden Soeharto berkat banyak kemudahan yang diberikan pemerintah, menjelma menjadi raksasa bisnis.

Namun, seiring jatuhnya Orde Baru menyusul krisis moneter di tahun 1998, Salim Group sempat goyang juga dan banyak pengamat yang memperkirakan mereka bakal habis tergilas mesin reformasi. Bank Central Asia, yang merupakan penyumbang laba terbesar grup ini, akhirnya lepas kepada pihak lain.

Tapi prediksi pengamat tersebut terbukti keliru. Kecerdasan Anthony Salim, putra Liem yang mewarisi kerajaan bisnis ini dengan cerdik menjadikan Indofood sebagai satu-satunya yang dipertahankan secara mati-matian ketika Badan Penyehatan Perbankan Nasional mau menyita aset Salim Group sebagai pembayar utang mereka akibat krisis di atas.

Justru di tangan Anthony, Indofood meraih masa keemasannya karena berhasil melakukan ekspansi ke luar negeri. Jangan heran kalau Indomie sangat disukai masyarakat Timur Tengah dan Afrika.

Dari buku tulisan Richard Borsuk dan Nancy Chng yang berjudul "Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto" (terbitan Kompas Media Nusantara, 2016), diuraikan bahwa sejarah mi instan di Indonesia bukan dipelopori oleh Indofood, meskipun Salim membangun pabrik tepung terigu Bogasari di tahun 1969.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun