Sore-sore sambil duduk diteras belakang rumah mengistirahatkan badan sebentar. Sejuk-sejuk gini enaknya ngapain yah? Sambil mikir-mikir mau ngapai, pikiran terbawa kemasa lalu. Waktu masih kuliah dulu sering ngikut nge_band sama temen-temen. Waktu itu masih belum begitu lihai maen gitar. Yah, sekedar ngikut aja. Kadang-kadang juga dapet posisi, meski cuma posisi cadangan dalam band tersebut. tapi, lama-kelamaan timbul rasa iri dalam hati. Ingin jadi anggota tetap band_nya. Tapi apa daya kemampuan masih setinggi rumput. Ya, ngga’ pernah diajak maen band.
Akhirnya timbul dari diri buat lebih serius belajar gitar. Pertama-tama Cuma musik pop yang hanya terdiri dari 3 jurus aja (C, F, dan G mayor). Lama-lama kemampuan meningkat. Terus pada suatu hari, nonton acara TV yang nampilin musik Blues. Yang main orang-orang kantoran yang kerja di BUMN dan punya posisi bagus. Lagu yang dimainkan “I’m a Teacher” dari Benyamin S. Pada saat itupun langsung jatuh cinta pada Blues. Makin hari makin sering konsumsi musik-musik Blues. Dengerin berbagai macam musisi Blues. Tau bedanya tiap gaya-gaya pemain sampai pembagian sub-sub genre Blues.
Blues berasal dari komunitas Afro-Amerika pada akhir abad ke 19 yang mendiami delta sungai Mississippi utara. Kata “Blues” berasal dari kata Blue Devils, yang mengacu pada arti melankolis dan kesedihan. Akar Blues memang berasal dari budak-budak kulit hitam di Amerika. Dengan kombinasi antar penyanyi dan gitaris yang saling bersautan yang dikenal dengan istilah call-and-response, Blues memiliki gabungan irama ballad, musik gereja, dan tarian ritmik. Semakin lama Blues semakin berkembang dengan masuknya Blues ke Memphis, tak pelak aroma Blues pun masuk kedalam musik Jazz, Country, dan Rock n’ Roll.
Irama Blues memiliki ciri khas tersendiri. Melody dalam Blues terkesan “miring”, sangat berbeda dengan musik klasik yang memiliki akurasi nada tinggi. Blues menggunakan pentatonic, maka dari itu nada yang dihasilkan terdengar miring. Ditambahkan lagi dengan bending dan vibrato, nada yang dihasilkanpun akan seperti meratap (weeping). Maka dari itu nada yang didengar oleh orang awampun akan terkesan sedih, melankolis, dan depresi. terutama untuk jenis Delta Blues, yang jika pake gitar yang jarak senar sama fretnya kaya’ bumi dan langit suara otentiknya akan terdengar sedih. Meskipun tidak semua musik Blues terdengar “meratap” (lagu House is Rocking, Stevie Ray Vaughan terdengar bersemangat dan menghentak), tapi dasar dari Blues adalah kesedihan dan melankolis.
Mengapa suka Blues? Menurutku Blues itu musik yang sakral, berasal dari jiwa yang dalam dan tidak terlihat, dan harus dimainkan dari dalam jiwa. Tidak perlu kecepatan yang tinggi untuk memainkan Blues, tapi harus memerlukan soul and feel. Meskipun lirik-lirik dalam kebanyakan musik Blues permulaan terdengar soulful dan melankolis, musiknya pada keseluruhan memang sangat kuat dan penuh dengan emosi. Temanya pun tak jauh-jauh dari tema kehidupan sehari-hari para kaum budak kulit hitam. Seperti sex, minuman, jalanan, penjara, pembunuhan, kemiskinan, dan patah hati. Sepertinya Blues memang terlihat seperti musik orang-orang depresi.
Banyak performer-performer Blues yang terkenal. Seperti Blues Boy King, Eric Clapton, Howlin’ Wolf, Peter Green, Albert King, dan lain-lain. Dinegaranya, sekali sebut namanya udah banyak orang yang tau. Tapi di Indonesia musik Blues menjadi musik yang kurang populer dan masuk ke kelompok minoritas. Mungkin karena Blues kurang “laku” kalau dijual dan memiliki idealisme tinggi. Musisi-musisi Blues pun sangat sedikit yang terkenal sampai ke permukaan. Abdee Negara, Gugun Blues Shelter, Inablues Band, Oding Nasution, Yopie Item, Kiboud Maulana, dan Benyamin S. Banyak orang yang ngga’ tau kiprah mereka. Sebut saja nama musisi Blues, pada ngga’ tau siapa mereka. Paling-paling Abdee, GBS, sama Benyamin S. Orangpun taunya Benyamin S. sebagai bintang film dan komedian. Padahal yang mempopulerkan Blues pop pertama di Indonesia itu beliau. Simak aja lagu Kompor Mleduk, Main Panjat-panjata, I’m a Teacher, dan album Blues Kejepit Pintu yang penuh dengan unsur komedi. Tapi setidaknya Blues udah mulai dilirik. Banyak bermunculan even-even yang mengusung tema Blues. Dan bahkan sebuah TV Nasional pun menayangkan musik Blues secara rutin. Ini bisa dijadikan harapan untuk menaikkan animo masyarakat terhadap musik Blues.
Yang mau ikutan WPC 10,
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/06/23/weekly-photo-challenge-fine-art-photography/