[caption id="attachment_235552" align="aligncenter" width="530" caption="Sumber: hutanindonesia.com"][/caption]
Sebenarnya saya bukan ahli hutan, ahlipelestari hutan atau ahli-ahli lain yang mahir bicara soal hutan yang semakin hari semakin miris. Saya hanya penyukaalam hijau, air segar, alam sejuk dan rindang plus udara segar yang disediakan Tuhan bagi manusia secara gratis agar manusia bersyukur dan menjaganya. Semua itu menyehatkan bukan?. Saya juga bukan perusak atau pelestari hutan. Lewat hobi baru saya ini, mendaki dan jelajah hutan saya jadi sangat menyukainya. Merasai betapa bermanfaatnya hutan bagi kehidupan manusia.
Banjir, tanah longsor, kelangkaan air bersih, udara kotor akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Belum lagi membinasakan habitat flora dan fauna lain sesama ciptaan-Nya. Manusia masih saja serakah dan banyak yang belum menyadari hal itu. Punahnya beberapa flora dan fauna bisa jadi karena habitat mereka yang hilang dan tidak ada kelangsungan hidup yang terus menerus dan berjalan bersisian layaknya harmoni alam.
[caption id="attachment_235553" align="aligncenter" width="530" caption="Pemukiman Hutan Timika Papua. Dok www.facebook.com/denny.e.prasetyo"]
Sepertinya peran pemerintahlah yang paling penting dan paling besar dalam hal pelestarian hutan. Coba bayangkan banyak hutan diseluruh Indonesia yang banyak dijadikan pemukiman, daerah industri dan lain-lain. Padahal jelas-jelas itu daerah hutan lindung. Para pengambil kebijakan dan pemberi ijinlah yang menurut saya yang harus bertanggung jawab akan punahnya hutan di Indonesia.
Sebagai contoh, saya pernah bekerja di Batam. Coba liat kesana banyak sekali kegiatan membangun pemukiman dan industri dilahan hutan lindung dengan dalih memajukan ekonomi tapi jarang disertai pelestariannya. Disisi kanan kiri jalan ada saja yang berubah dari hari kehari. Mall, pemukiman dan lain-lain. Pernah teman sekantor yang membeli rumah disebuah perumahan ternyata bermasalah dengan lahan. Konon lahan dipemukiman itu merupakan hutan lindung yang diatur dalam Undang-undang. Mereka mau digusur. Lah salah siapa coba. Salah yang mengambil kebijakan dan pemberi ijin pastinya yang meberikan kepada pengembang property, pasti dengan iming-iming uang. Miris.
Soal pembalakan liar menurut saya juga pasti dibelakangnya ada aparat yang mengijinkannya. Kalau penebangan secara liar bisa diatasi dengan reboisasi, tapi kalau sudah jadi pemukiman padat penduduk apa bisa kembali seperti semula?.
[caption id="attachment_235554" align="aligncenter" width="530" caption="Menikmati udara segar dihutan. Dok.Pribadi"]
Akankah Indonesia menginginkan menjadi negara maju seperti Amerika dan Eropa?. Menjadikannya hutan beton? Udara panas, kotor, bisa saja kumuh, air bersih susah. Muncul berbagai macam penyakit aneh. Kasihan sekali anak cucu kita nanti, sudah tidak mengenal seperti apa itu hutan, belum lagi jenis-jenis flora dan fauna yang punah. Hutan seperti catatan sejarah saja.Hilang ditelan jaman. Kita sepatutnya bisa belajar dari mereka. Kekayaan hutan kita masih banyak, mungkin saja ada para ahli yang bisa menata Indonesia agar pembangunan tetap seimbang antar ekonomi dan hutan.
Negara maju dengan lahan sempit saja bisa maju dengan pertanian organiknya kenapa indonesia tidak bisa. Harusnya bisa menghasilkan lebih dari mereka dengan biaya yang tentunya lebih rendah. Karena semua tersedia di alam, air, lahan luas, tanah subur dan lain-lain.
[caption id="attachment_235555" align="aligncenter" width="530" caption="Hutan beton Jakarta . Sumber.www.kammilipia.blogspot.com"]
Sekarang saya di Jakarta amat sangat merasakannya. Pulang pergi kerja bergelut dengan debu, udara kotor, keringat terkadang banjir dan juga macet yang tak bisa terhindarkan. Makanya setiap weekend diusahakan refresing jelajah hutan sebagai penenangnya. Kalau tidak bisa melestarikan hutan yah minimal jangan merusaknya pasti tidak akan punah.
Salam Harmoni Hutan