Diceritakan bahwa seorang siswi SD pernah menderita paru-paru basah. Dari kakaknya, diketahui bahwa waktu yang diperlukan adalah 6 bulan untuk siswi itu berobat ke dokter sampai sembuh. Dikatakan pula bahwa saat ia sakit, ia dianjurkan untuk berenang. Karena itulah, berenang telah ia lakoni sebagai olahraga yang rutin ia lakukan.
Dalam umurnya yang masih SD, ia menjadi bisa berenang untuk dapat sembuh dari paru-paru basahnya. Dengan rutin olahraga renang, ia sembuh. Paru-paru basah telah pergi , paru-parunya bersih dilihat dari hasil rontgennya. Sampai kini, ia meneruskan olahraga renang itu untuk hobinya.
Ketika mengetahui cerita sembuhnya siswi dari paru-paru basah ini, ternyata ada yang menarik untuk disimpulkan.
Dulu saya pernah dirontgen, paru-paru terlihat banyak noda putihnya. Kata dokter terkena flek paru-paru. Itu jaman SD, sebelum saya umur 12 tahun. Saya tak tahu mengapa paru-paru bisa ada flek di dalamnya. bagaimana masuknya flek itu? paru-paru di dalam bisa dilihat penyakitnya, wah canggihnya...
Perlu waktu yang lebih lama untuk saya dinyatakan sembuh dari flek paru-paru. Dari SD sampai SMP kelas 1 adalah masa di mana saya memiliki memori harus ijin pulang saat jam sekolah untuk ke puskesmas atau rumah sakit, bergantian. Surat ijin dari ibu rajin sering dibawa. Rajin sekali ijinnya, sampai guru hafal jika saya mau omong ijin, guru kelas sudah paham duluan. Selama kurang lebih 22 bulan, sampai rontgen menggambarkan paru-paru saya normal, bersih. Selama itu obat-obat diminum sampai bosan. Badan kurus sehingga dokter, teman-teman, guru, tetangga heran. Orang tua ikutan heran.
Hwa, aku juga ikutan tapi menyerah. Biarlah karena sekarang bisa puas, berat badan ideal.
Membandingkan kedua manusia dengan penyakit di paru-paru yang masa sembuhnya jauh berbeda, ternyata hasilnya membuat saya jauh dalam hati merasa kecewa.
Mengapa saya tidak renang ? tetapi tidak ada anjuran dari dokter seingat saya, untuk berenang.
Untuk mengurangi kekecewaan, ambil kemungkinan.
Bisa jadi, karena perbedaan jaman, sekarang jaman informasi cepat menyebar dokternya lebih canggih. Dokter anak itu juga sempat pernah jadi dokter saya.
Bisa jadi, anak itu memiliki semangat yang lebih untuk sembuh dengan rajin berenang sesuai instruksi. Saya lebih banyak di rumah main-main ke tetangga naik pohon. Pethakilan.