Mohon tunggu...
IIM IMANDALA
IIM IMANDALA Mohon Tunggu... Guru - Membuka cakrawala berpikir melalui menulis

Guru SLBN Cicendo Kota Bandung dan Sebagai Mahasiswa S3 Nanjing Normal University China

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemerdekaan yang Dirindukan

17 Agustus 2017   17:01 Diperbarui: 17 Agustus 2017   17:06 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah menjadi tradisi kita setiap tahun memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan. Ada yang memeriahkannya melalui kegiatan perlombaan, pentas seni, karnaval, menghias gapura, penayangan film perjuangan, dan berbagai aktifitas lainnya. Semuanya mengekspresikan rasa syukur dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang merdeka. Bahkan mengisi peringatan hari kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh rakyat Indonesia di dalam negeri. Di luar negeri pun peringatan kemerdekaan ini turut dirayakan oleh rakyat Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Hingar-bingar dan sorak-sorai ekspresi bahagia dalam peringatan hari kemerdekaan jangan sampai melupakan makna sejatinya. Peringatan yang sudah berlangsung selama ini sesungguhnya memperingati perjuangan panjang bangsa Indonesia melawan penjajahan (kolonialisme dan imperialisme) yang memerintah (overheersen) selain itu mengingatkan pula bangsa ini pada kolonialisme dan imperialisme yang menguasai (beheersen), demikian Presiden RI pertama, Bung Karno mengingatkan.

Setiap peringatan hari kemerdakaan hedaknya selalu diingatkan bahwa kolonialisme dan imperialisme akan selalu bertransformasi menjadi bentuk-bentuk halus agar tetap bercokol demi kekalnya kepentingan dominansni dan penguasaan. Bangsa Indonesia harus terus diingatkan bahwa penjajahan telah bertransformasi dan sudah berlangsung lama menjajah kembali bangsa dan negara ini. Fakta-fakta penjajahan itu dapat diidentifikasi tapi tidak terasa sebagai penderitaan.

Layaknya candu, penjajahan hasil transformasi itu telah membuai bangsa Indonesia sehingga tidak terasa bahwa berbagai bidang telah dikuasai oleh imperialisme dan kolonialisme bentuk baru. Bentuk itu datang dengan penuh kenikmatan tapi sesungguhnya sedang membunuh dan menguasai secara perlahan. Kita dapat mencatat penjajahan itu tengah terjadi, diantaranya pada bidang pertanian, konon katanya kita negara agraris, tapi ternyata 80% kebutuhan pangan Indonesia dipenuhi melalui impor. Petani dan rakyat tidak berdaya dikuasai dan diperintah oleh kekuatan dari luar.

Tidak kalah miris pada bidang minyak dan gas (Migas) bumi, Pkiran Rakyat (2017:26) mencatat 85% ladang mimyak dikuasai asing, 90% produksi gas dikuasai oleh perusahaan asing. Belum lagi bidang pertanahan, telah banyak bermunculan 'tuan tanah' asing yang menguasai daratan Indonesia. Seperti mengingatkan kita pada zaman kolonialisme.

Bidang budaya menjadi sasaran empuk penjajahan, sudah banyak budaya dan tradisi daerah yang hampir punah bahkan punah. Banyak generasi muda yang tidak tahu budaya dan tradisi asli khas bangsa Indonesia yang adi luhung. Generasi penerus lebih bangga dengan tradisi dan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa ini. Seharusnya ada filter ketika infiltrasi budaya asing masuk sehingga menghasilkan sintesa baru yang positif juga produktif bukan antitesa yang membunuh budaya sendiri.

Pendidikan pun tidak merdeka, telah meresap jauh ke dalam sendi dan jantung pendidikan Indonesia, yaitu rembesan berbagai ideologi liberalisme dan kapitalisme yang pada ujungnya menguasai dan membentuk 'koloni' pemikiran yang berlawanan dengan ideologi bangsa Indonesia. Sebenarnya, inilah yang paling berbahaya. Manakala pendidikan telah dirasuki oleh racun ideologi yang bertentangan maka pendidikan akan melahirkan generasi lemah dan mudah dikuasai untuk dijajah kembali.

Pendidikan telah diarahkan kepada ideologi kapitalis bahwa hanya golongan 'pemilik modal' (orang kaya) saja yang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah berkualitas bagus. Hanya anak orang kaya yang mampu membayar biaya pendidikan di sekolah favorit sementara anak dari keluarga miskin hanya menjadi penonton atau terpinggirkan karena hanya mampu membayar biaya pendidikan di sekolah pinggiran. Anak dari keluarga menengah atas lebih banyak memperoleh pendidikan yang berkualitas bagus artinya mereka lebih berpeluang untuk meraih pekerjaan atau penghidupan yang layak. Sedangkan si miskin tetap terjerembab dalam kemiskinannya. Jadi pendidikan kita telah membuat kesenjangan yang semakin melebar. Pendidikan seperti itu menciptakan kondisi orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.

Ideologi liberal juga telah merasuki jiwa pendidikan Indonesia sehingga mengantarkan pada pendidikan yang lebih membebaskan akal saja. Logis atau masuk akal lebih diutamakan maka lahirlah generasi yang otaknya cerdas tapi hatinya dan perbuatannya rusak. Lihat saja pelaku korupsi, sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Kebebasan berpikir tanpa dibarengi oleh moral dan aturan agama itulah yang dikehendaki oleh imperialisme dalam dunia pendidikan.

Sudah saatnya bangkit dan melawan berbagai bentuk penjajahan untuk meraih kemerdekaan yang hakiki. Merdeka dari segala bentuk penjajahan yang terus merongrong dengan berbagai muslihatnya. Bangkit mulai dari memperbaiki diri kita sendiri menuju pribadi yang kokoh. Kemudian secara simultan sambil memperbaiki diri, ajak pula keluarga kita untuk sama-sama memperbaiki diri masing-masing. Apabila setiap diri dan keluarga menjadi baik dan mampu menularkan kebaikan itu pada keluarga lainnya maka akan terjadi himpunan keluarga yang mampu mewujudkan masyarakat yang kokoh dan penuh kebaikan. Dari Masyarakat seperti akan muncul imunitas terhadap imperialisme dan kolonialisme.

Masyarakat menjadi penuh kebaikan dan kokoh saja tidak cukup, masih butuh adanya perlindungan dari negara berupa perbaikan berbagai hukum yang kemudian menegakkan hukum itu  (law inforcement) sehingga hukum melindungi seluruh masyarakat/rakyat secara adil dan bijaksana. Negara dan produk hukumnya harus mampu melindungi segala bentuk ancaman dari luar yang ingin menguasai dan menjadikannya sebagai koloni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun