Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menyikapi Pro-Kontra Study Tour Secara Proporsional

15 Mei 2024   16:25 Diperbarui: 16 Mei 2024   02:45 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Bus yang digunakan ketika study tour. (Foto: KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY) 

Pascakecelakaan bis rombongan peserta study tour sebuah SMK dari Kota Depok tanggal 11 Mei 2024 di Ciater Subang yang menewaskan 11 orang, pro-kontra terhadap masalah study tour ini masih tetap terjadi. 

Perdebatannya sudah cenderung over ekspose serta overlapping. Dipicu kasus kecelakaan tersebut, cukup banyak komentar yang justru mendeskeditkan profesi guru.

Guru yang mungkin tidak tahu menahu dituding oleh netizen menjadi bagian dari pihak yang mengambil keuntungan dari kegiatan study tour.

Kita tentu prihatin dengan kecelakaan yang telah terjadi dan menyebabkan jatuhnya korban baik luka maupun meninggal. Kita bersimpati dan berempati terhadap keluarga para korban. Dalam kegiatan apapun, pasti semua berharap ingin lancar dan selamat. 

Tidak ingin ada musibah. Tetapi saat terjadi musibah, hal ini perlu menjadi bahan evaluasi semua pihak. Dalam konteks keimanan, hal ini merupakan takdir Tuhan.


Kasus kecelakaan di Ciater Subang tersebut masih dalam penyelidikan pihak aparat yang berwenang. Temuan awal menyebutkan bahwa kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh fungsi rem bis yang tidak berjalan dengan baik. 

Hal tersebut juga diakui oleh sopir kendaraan yang selamat dari peristiwa naas tersebut. Saat ini sopir bis telah dijadikan sebagai tersangka pada kasus tersebut.

Kasus kecelakaan di Ciater Subang tidak lepas dari konteks keselamatan transportasi. Tetapi diskursus yang berkembang, khususnya di dunia maya kurang proporsional. Justru lebih banyak menyoroti masalah study tournya. 

Mungkin karena korbannya adalah para pelajar dan mungkin pula sebenarnya banyak orang tua yang merasa keberatan dengan adanya program study tour ke luar kota.

Tetapi selama tidak bisa berkomentar, sehingga saat kasus ini terjadi, seolah menjadi pemantik bagi sebagian orang tua untuk mengeluarkan unek-uneknya, bahkan diekspresikan dalam bentuk hujatan terhadap profesi guru yang kalau mau berpikir secara jernih, guru sebagai sebuah profesi tidak ada sangkut pautnya dengan kasus kecelakaan kendaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun