Mohon tunggu...
Hidayat Husnul
Hidayat Husnul Mohon Tunggu... -

Belajar seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sumba Ya Sumba, Sumbawa Ya Sumbawa

22 Februari 2013   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:52 6863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13615455481201744372

Saya kuliah di Surabaya. Sebagai anak perantauan dari luar Jawa, wajar apabila banyak rekan-rekan saya dari berbagai pelosok Indonesia yang bertanya dari mana asal-usul saya. Atau setidaknya alamat asal saya.

"Anda orang/dari mana mas?" Saya bisa memberikan 2 jawaban untuk pertanyaan ini. Yang pertama berdasarkan prinsip ius sanguinis, saya adalah orang Makassar karena bapak dan ibu saya (bahkan hingga generasi buyut) adalah tau mangkasara tulen. Kakek nenek dan orang tua saya mengembara ke luar Sulawesi Selatan hingga akhirnya terdampar dan menetap di Pulau Sumbawa. Nah, di pulau inilah saya dilahirkan ke dunia. Sehingga berdasarkan prinsip ius soli, saya bisa memberikan jawaban bahwa saya adalah orang Sumbawa. Dan itulah yang sering saya jawab kepada orang-orang yang bertanya. Tidak salah juga menurut saya, karena KTP saya adalah KTP Sumbawa. Akta kelahiran saya juga keluaran Sumbawa.

Nah yang menarik adalah tanggapan orang mendengar jawaban saya terkait dengan Sumbawa. Memang sih Sumbawa tidak seterkenal pulau-pulau lain di Indonesia. Karena kurang terkenal itulah orang jadi sering salah sebut dan mempertukarkan Pulau Sumbawa dengan pulau saudaranya, yaitu Pulau Sumba. Terutama jika orang itu mendengar tentang Pulau Sumba terlebih dahulu. Mungkin orang Sumba juga pernah mengalami hal yang sama apabila ditanya, jika orang lain lebih dahulu mendengar Pulau Sumbawa. Dikiranya Sumba itu adalah nama pendek dari Sumbawa dan dikiranya Sumbawa itu nama resmi dari Sumba.

"Ooh jadi dari Sumba ya. Itu 'kan di NTB. Eh, NTB atau NTT ya?". Tuh 'kan, jangankan nama pulau. Nama provinsi saja orang terkadang keliru menyebut antara Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kalau masalah ini sudah mencapai tingkat provinsi, saya hanya menjawab singkat, "B". Sumba dan Sumbawa bukanlah pulau yang sama meskipun sama-sama ada "Sumba" nya. Ada "-wa" di ujung kata yang membedakannya.

Oke. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan peta berikut ini (sudah saya edit sedemikian rupa):

[caption id="attachment_238032" align="aligncenter" width="585" caption="Peta Pulau Sumba dan Sumbawa"][/caption]

(Sumber: http://geospasial.bnpb.go.id/2009/11/25/peta-kepulauan-nusa-tenggara/)

Pulau Sumbawa berada di provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau ini dibagi ke dalam 4 kabupaten dan 1 kota administratif, yaitu: Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Pulau ini dihuni oleh etnis Sumbawa dan etnis Mbojo yang mayoritas beragama Islam. Beberapa etnis pendatang juga turut menghuni pulau ini seperti etnis Bali, Jawa, Makassar, dan Flores. Dan saya tinggal di kota Sumbawa Besar yang menjadi ibukota Kabupaten Sumbawa. Orang Sumbawa menyebut Sumbawa sebagai Samawa. Sedangkan orang Ara menyebutnya Sambaha. Sumbawa terkenal dengan kudanya yang dipelihara secara liar dan menghasilkan minuman yang sering dicari-cari, yaitu susu kuda liar. Kuda-kuda ini juga sering dipakai dalam acara pacuan kuda lokal, Main Jaran, di mana jokinya adalah anak-anak. Selain kuda Sumbawa, di pulau ini juga terdapat kuda Bima yang sering digunakan sebagai kuda pacu.

Nah, di seberang lautan ada Pulau Sumba di provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dapat dicapai dari Pulau Sumbawa dengan menumpang feri. Pulau ini terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat (beda lagi dengan Kabupaten Sumbawa Barat), Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Kota terbesarnya adalah Waingapu yang merupakan ibukota Kabupaten Sumba Timur. Di kampus, saya punya 2 orang rekan lho, adik kakak dari Waingapu. Agama mayoritas di Sumba adalah Kristen baik Protestan maupun Katolik. Kepercayaan animisme lokal, yaitu agama Marapu juga masih banyak dianut masyarakat lokal. Nah, seperti Sumbawa, Sumba juga terkenal dengan kudanya. Kuda Sumba dikenal memiliki kaki dan kuku yang kuat, leher gemuk, dan daya tahan yang istimewa. Kuda ini digunakan salah satunya dalam acara Pasola.

Nah, apakah Anda sudah mendapatkan gambaran yang cukup tentang bedanya Sumba dan Sumbawa? Jangan sampai masalah salah sangka soal nama ini bisa menimbulkan permasalahan lain, misalnya salah mengirim paket. Dan juga salah merencanakan liburan wisata, mengingat kawasan Nusa Tenggara (baik Barat dan Timur, serta Sumba dan Sumbawa) mulai dilirik sebagai destinasi wisata alternatif selain Bali.

Ada baiknya jika kita mulai memperkaya wawasan geografi negeri kita sendiri dan memperkenalkannya kepada anak-anak sejak dini. Karena di negara kita juga banyak nama-nama tempat yang mirip-mirip, dan kelihatan mirip. Jangan sampai dikiranya Malino itu sama dengan Malinau, atau dikiranya Purwokerto adalah nama lain Purwakarta. Ya, begitulah keanekaragaman di negara kita. Nama-nama tempat yang kelihatannya "bersaudara", semoga juga dengan masyarakatnya. (y)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun