Mohon tunggu...
Herry Febriyantsiana
Herry Febriyantsiana Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja seni

Mengejar matahari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Ilmu Tajwid

20 Juni 2013   04:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:43 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

bismillahirrohmanirrohim.......

Sejarah ilmu tajwid, asal usul dan akar ilmu tajwid, asal kata tajwid yaitu dari kata bahasa Arab jawwada- yujawwidu- tajwiidan mengikuti wazan taf 'iil yang berarti membuat sesuatu menjadi bagus. di dalam beberapa buku tajwid disebutkan bahwa istilah ini muncul ketika seseorang bertanya kepada khalifah ke-empat, ‘Ali bin Abi Thalib tentang firman Allah yang berbunyi:

ورتل القرأن ترتيلا**
konvoi al-qur'an tartil,membaca...

beliau menjawab bahwa yang dimaksud dengan kata tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma’rifatil wuquuf yang berarti membaca huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj dan shifat) dan tahu tempat-tempat waqof/tanda baca..

Selama ini memang belum ditemukan musnad tentang perkataan beliau mengenai hal di atas, dan kisah ini hanya terdapat dalam kitab tajwid. Akan tetapi para ulama’ bersepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma’rifatil wuquuf.

Pengertian tajwid
---------------------

Untuk menghindari kesalahpahaman antara tajwid dan qiraat, maka perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tajwid. Pendapat sebagaian ulama memberikan pengertian tajwid sedikit berbeda namun pada intinya sama.

Secara bahasa, tajwid berarti al-tahsin atau membaguskan. sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru.

Sebagian ulama yang lain medefinisikan tajwid sebagai berikut>>“tajwid ialah mengucapkan huruf (al-Quran) dengan tertib menurut yang semestinya, sesuai dengan makhraj serta bunyi asalnya, serta melembutkan bacaannya sesempurna mungkin tanpa belebihan ataupun dibuat-buat”.

Jika dibincangkan kapan bermulanya ilmu tajwid, maka kenyataan menunjukkan bahwa ilmu ini telah bermula sejak dari al-Quran itu diturunkan kepada Rasulullah SAW . Ini karena Rasulullah SAW sendiri diperintah untuk membaca al-Quran dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut dalam ayat 4, surah al-Muzammil:  >>>> وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا…… ......

“…..Bacalah al-Quran itu dengan tartil(perlahan-lahan).”

Kemudian baginda Saw mengajar ayat-ayat tersebut kepada para sahabat dengan bacaan yang tartil.
Sayyidina Ali r.a apabila ditanya tentang apakah maksud bacaan al-Quran secara tartil itu???
maka beliau menjawab>>>” adalah membaguskan sebutan atau pelafalan bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang betul”.

Ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil dari ijtihad (fatwa) para ulama’ yang diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-qur'an dan sunnah, tetapi pembacaan al-qur'an adalah suatu yang taufiqi (diambil terus) melalui riwayat dari sumbernya yang asalnya yaitu sebutan dan bacaan Rasulullah Saw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun